six

91 21 5
                                    

"Park Jimin udah punya pacar!"

Boom!

Kira-kira seperti itulah reaksi dari hatiku ketika mendengar berita dari Naeun-rekan kerjaku, yang masuk ke ruang kerja dengan semangat yang menggebu-gebu. Dia bahkan lupa tidak memberikan roti isi titipanku. Tapi tak apa, toh selera makanku tiba-tiba menghilang begitu saja setelah mendengar kabar itu.

"Haah?? Beneran? Masa siih?" teman-temanku yang lain langsung antusias dan mendekat ke arah Naeun.

"Iyaa, tadi pas di kantin aku denger sendiri. Kalian tahu? Tadi Kim Yoo Jung, yang kerja di divisi IT, minta nomer hp nya Park Jimin, tapi ditolak secara halus, katanya dia udah punya pacar." jelas Naeun panjang lebar. Yang lain ikut menimpali ber "oh" ria.

Aku hanya mengerutkan dahiku. Sejak kapan Park Jimin punya pacar? Bahkan kemarin sore dia masih menghubungiku dan mengatakan "maaf" untuk kesekian kalinya. Apakah baru jadian tadi pagi?

"Hei, Chaeyoon! Sebegitu kagetnya ya? Sampai kau melamun?" Naeun menepuk bahuku keras, membuyarkan pikiranku.

"Eh? Ada apa?" tanyaku berusaha serileks mungkin.

"Kamu shock ya mendengar kabar Park Jimin punya pacar? Eh tapi... Kamu kan baru seminggu yaa disini, mana kenal siapa Park Jimin itu"

Belum kenal darimana? Bahkan akulah yang membawakan bunga saat hari wisudanya, menggantikan posisi kedua orangtuanya yang sudah lama berada di rumah tuhan.

"Hehe... Iyaa, aku belum kenal terlalu banyak orang disini..." jawabku pendek.

"Ini roti titipanmu. Jangan ceroboh lagi, Chaeyoon-ah! Jangan harap aku mau membelikan makanan untukmu lagi dengan alasan kau terkilir. Lihatlah pergelangan kakimu sampai bengkak begitu." Naeun mengucapkannya dengan mata yang dibesarkan seolah dia sedang marah. Padahal dia malah terlihat lucu sekali.

"Terima kasih, Naeun Sunbaenim! Aku janji tidak akan berlari dan terpeleset lagi, hehe. Dan kakiku sungguh tak apa, tadi sudah dipijat oleh Ibu Lee" aku tersenyum untuk menyatakan bahwa aku baik-baik saja.

Naeun percaya saja denganku. Lalu aku memakan roti isi itu tanpa semangat, berusaha menghabiskannya demi menghargai Naeun yang berbaik hati sudah mau membelikan. Setelah itu seisi ruangan kembali berkutat dengan latopnya masing-masing.

Tapi aku terlanjur linglung, piranku malah melayang entah kemana, memutar kilas balik kenangan bersama Park Jimin. Entah kenapa kabar bahwa Park Jimin sudah memiliki pacar baru membuat dadaku terasa nyeri, seperti dicubit kecil-kecil namun berulang.

Kau pasti bertanya-tanya apa hubungan Park Jimin denganku kan? Aku juga tidak punya definisi khusus untuk hubungan itu, entahlah! Park Jimin dan aku- Kim Chaeyoon pertama bertemu saat duduk di bangku kuliah.

Dia seniorku di klub fotografi, kami jadi dekat karena aku satu-satunya wanita yang ikut klub fotografi di angkatanku. Setelah itu, kami beberapa kali hunting foto bersama. Teman-temanku sudah heboh mengetahui sikap Park Jimin yang terlampau manis itu, tapi aku berusaha menyangkalnya, karena dia memang baik pada semua orang.

Hubungan kami semakin dekat ketika ternyata aku mengetahui fakta bahwa Park Jimin hanyalah seseorang yang sangat pandai memakai topengnya, dia pura-pura bahagia di depan semua orang, padahal dia sangat kesepian.

Mengingat dia hanya tinggal seorang diri di kota Seoul yang dingin ini. Dia yatim piatu, dan tinggal di sebuah apatermen kecil. Dan kerennya, dia menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja part time di sebuah cafe dan menjadi seorang freelance penerjemah di sebuah percetakan yang besar di kota ini.

Pantas saja, dia terkadang izin untuk tidak ikut kegiatan klub dan sering sekali berangkat ke kampus dengan lingkaran hitam yang menghiasi matanya.

Sweet Cake [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang