five

114 25 19
                                    

Malam ini awan hitam berpetir sedang bergelanyut manja pada hatiku, sedangkan disekitarku kini orang-orang sedang tertawa dan sangat bahagia.

Kau tahu apa yang terjadi? Oke, aku akan jelaskan. Saat ini aku sedang makan malam dengan calon "keluarga" baruku. Iyaa, keluarga baru, yang akan menjadi keluargaku setelah aku menikah nanti.

Yaps, kau benar! Aku dijodohkan... Haha mungkin terdengar seperti lelucon, tapi sungguh ini nyata. Aku yang masih 20 tahun akan menikah dengan seorang lelaki mapan yang usianya menginjak 32 tahun.

Aku tak paham lagi apa maksud dari orang tuaku itu, tapi aku yakin mereka tidak menjualku untuk urusan bisnis mereka. Karena setahuku, calon suamiku itu bukan pengusaha, melainkan seorang dokter muda dengan segala prestasinya yang gemilang.

Kim Seokjin. Namanya Kim Seokjin. Lulusan Fakultas Kedokteran terbaik Universitas Seoul pada masanya. Kata ayahku, dia tampan. Tapi aku belum pernah melihat wajahnya, aku hanya takut membencinya atau justru malah jatuh pada pesonanya. Mengingat dia lah penyebab perjodohan ini semakin lancar, karena dia ingin segera menikahiku. Hei, aku bahkan belum lulus kuliah!!  masa iya sekarang langsung jadi ibu rumah tangga tanpa mengecap rasa "bebas" setelah lulus kuliah??

Aku memilih pergi ke luar- setelah meminta izin para tetua tentunya, berjalan ke arah taman kecil di depan rumah. Menghirup bau tanah yang basah bekas hujan tadi sore cukup menenangkan pikiranku yang kalut. Tapi tetap saja, otakku yang nakal ini kembali memutar apa saja kemungkinan yang terjadi setelah aku menikah.

"Hei..." sapa seseorang yang kini berdiri di sampingku. Setengah mati aku kaget melihatnya.

Badannya tegap, wajahnya tampan, dan oohh... Bahunya lebar, mungkin sangat nyaman apabila digunakan untuk bersandar. Jangan lupakan senyum manisnya yang sungguh menggoda.

"Boleh aku ikut duduk?" dia berkata lagi.

"Eeh? Emm... Silahkan.." aku tersadar dari lamunanku.

Sungguh aku malu sekarang, memikirkan fakta bahwa mungkin dia menyadariku memperhatikannya dengan mata membulat dan hampir keluar tadi.

"Hallo, namaku Seokjin, Kim Seokjin."

"Eh? Hallo ju...ga?" waaa apa aku sedang mimpi sekarang? Di depanku ada calon suamiku? Daan... Sialnya kenapa dia tampan sekali? Ohh tidaak...ini tidak baik untuk jantungku!

"Haha... Maaf kedatangan saya yang tiba-tiba ini mengagetkamu malam-malam begini ya, Go Eunbi."

"Kau tau namaku?" entah kenapa aku seperti orang linglung sekarang.

"Iyaa, tahu kok. Kan kamu itu calon istri saya." Dia tetap menampilkan senyumnya yang kelewat cerah itu.

"Hahahaa" aku tertawa canggung, yang terkesan dipaksakan.

"Maaf yaa, saya datang tiba-tiba. Mungkin kamu tidak nyaman dengan kehadiran saya..."

"Eeh? Enggak kok, hahahaa. Nggak papa, om!" apakah ia kini bisa membaca gelagatku?

"Om?" dahinya sedikit berkerut.

"Eh anu. Maksudku, em.. Aduhh... Apa yaa? Aku harus panggil anda dengan sebutan apa?" aku menggaruk tanganku yang tidak gatal, bingung.

Yakk! Kenapa aku malah menyebutnya "om"? Aduh, aku tidak sopan yaa??

"Tidak apa-apa. Saya tahu, dengan umur saya yang sekarang, mungkin sudah pantas dipanggil om" dia tersenyum.

Ohh... Eommaa.... Apa yang harus aku lakukan sekarang?? Aku malu sekali, dan sekarang aku menggigit kuku-kuku tanganku- kebiasaan jika aku sedang gugup maupun malu.

Sweet Cake [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang