two

202 43 29
                                    

"Eh? Hujannya belum berhenti?" aku memandang langit yang sedang mencurahkan segala muatannya.

Deras, semakin deras walaupun hujan sudah turun sejak satu jam yang lalu. Angin yang berhembus mengalirkan hawa dingin yang membuat bulu kuduk merinding.

Aku melirik jam yang melingkar di pergelangan tanganku. Jam 13.45, yang artinya sebentar lagi kelas akan bubar.

Aku segera kembali ke ruang kelas, setelah sebelumnya aku memilih istirahat di kantor karena jam terakhir di kelasku adalah prakarya, yang artinya aku tidak mengajar di kelas itu.

Hoho... Kau bisa tebak kan apa profesiku?

Iyaa, benar. Aku seorang guru, lebih tepatnya seorang guru SD. apa pekerjaanku menyenangkan? Jawabannya adalah iya, karena pada dasarnya aku suka anak kecil.

Setelah sampai di depan kelas, pintu kelas terbuka. Menampakkan seorang wanita paruh baya yang cantik. Beliau adalah Ibu Go Hye Sun, guru prakarya yang mengajar kelasku tadi.

"Eeh.. Ibu guru Min sudah datang." sapanya ramah.

"Iya, bu. Terima kasih sudah mengajar di kelas 2B ini. Apakah anak-anakku ada yang nakal?" tanyaku dengan sopan.

"Tidak... Aku bahkan kagum dengan mereka, mereka sudah bisa mengontrol dirinya untuk tidak ribut sendiri."

"Syukurlah..."

"Saya pamit dulu yaa Ibu guru Min."

"Iyaa.. Terima kasih Bu, selamat istirahat."

Aku segera masuk ke kelas setelah Ibu guru Go berlalu. Disambutlah dengan riuh anak-anak yang tak sabar pulang, padahal hujan masih turun dengan derasnya. Kegiatan akhir kelas pun dimulai, dan satu per satu anak keluar kelas karena sudah di jemput.

Aku mendudukan diriku pada kursi. Kapan hujan akan berhenti? Aku tak membawa payung... Sembari menunggu hujan reda, aku mengoreksi hasil pekerjaan siswaku, semoga hujan segera reda agar aku bisa pulang.

Namun sialnya, sampai jam 15.30 pun hujan masih enggan berhenti. Aku berjalan gontai menuju loby sekolah. Area sekolah sudah sepi, mungkin seluruh penghuni sekolah sudah sampai di rumahnya yang hangat dan nyaman.

Aku duduk di area ruang tunggu sembari merutuki kenapa tadi pagi aku tak membawa payung, padahal ramalan cuaca mengatakan hari ini akan hujan. Dan lagi... Perutku lapar...

"Yaaa! Min Hyerin!" teriak seorang lelaki yang berjalan menerobos hujan ke arahku.

Eh?? Apakah aku tak salah lihat? Ini bukan halusinasi kan karena perutku lapar?

"Kau melamun?" tanyanya ketika sampai di depanku. Tangannya sibuk mengibaskan rambut yang basah karena tetesan hujan.

"Min Yoongi?" aku mengerjapkan mataku untuk meyakinkan kalau ini nyata.

"Berhentilah mengerjapkan matamu atau matamu akan sakit!"

"Eh? Ini sungguhan kan?"

"Kau pikir aku hantu?"

Aku mengangguk, ia lalu menepuk pipiku pelan. Lalu terkekeh sambil terus menepuk pipiku.

"Sakit, tau!" gerutuku.

"Hehehe... Maaf... Maaf. Habis kau lucu sekali, masa suamimu yang tampan ini dikira hantu!"

"Kenapa kau kesini? Katanya ada proyek di Daegu sampai lusa, tapi kenapa sudah pulang?"

"Kau tak suka suamimu datang menjemputmu?"

"Eh... Bukan begitu..."

Cup....

Sweet Cake [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang