Berteman

707 82 5
                                    

Namjoon berlari terburu-buru menuju toilet. Jus, susu, sebotol air putih, ditambah kuah miso yang ia telan saat jam istirahat tadi benar-benar memenuhi kantung urinnya.

Tak sabar, ia berlari menyebrangi lapangan basket. Tak kuat lagi harus berjalan mengelilingi koridor menuju toilet.

Lalu langkah kakinya berhenti mendadak.

Dahinya berkerut sambil perlahan melangkah mendekati tiang bendera. Mendekati seseorang yang sedang menghadap tiang bendera sambil tangan kanannya ia taruh di dada kiri.

"kau kenapa?" tanya Namjoon pelan.
"tugasku rusak, basah kena hujan" jawab Hoseok, kepalanya menengadah tapi matanya terpejam. Tak kuat menantang matahari jam satu siang. Keringatnya bercucuran sampai bajunya basah kuyup.

Namjoon berniat berkomentar tapi keadaan sedang darurat, ia harus segera ke toilet.

Ia pun berlari lagi.
Diikuti lirikan sebelah mata Hoseok.

.
.
.
.
.

Entah sudah berapa lama Hoseok berdiri tapi lalu ada seseorang menyejajarinya. Ikut berdiri dan hormat pada bendera negara di siang hari bolong yang terik tak terkira.

Matanya terpaksa ia buka. Penasaran, siapa lagi yang dihukum hari ini.

"kenapa disini?" tanyanya.
"Buku tugas fisikaku rusak" jawab Namjoon santai.
"kau? Tugasmu rusak?" Hoseok menurunkan tangannya dari dada lalu memutar badannya menghadap ke samping pada Namjoon yang sudah berdiri tegak menghadap tiang bendera, tangan kanannya di dada kiri, menengadah sambil tersenyum.

Kim Namjoon, siswa teladan dua tahun berturut, tugasnya rusak dan sekarang dihukum, sungguh fakta yang tidak bisa Jung Hoseok terima.

Beberapa saat ia masih memandangi Namjoon dengan dahi berkerut sampai...

"Jung Hoseok! Berdiri yang benar!" Song Seonsaengnim berteriak dari pintu ruang guru di seberang lapangan.

Hoseok buru-buru membenarkan posisinya lagi menghadap tiang bendera.

"aku merusaknya lebih tepatnya" kata Namjoon dengan berbisik sambil menahan tawa "minumanku kutumpahkan supaya tulisannya luntur semua" akunya.

Hoseok tertawa kecil, sungguh tak bisa mempercayai kata-kata Namjoon barusan "kau gila!" komentarnya "benar-benar gila!"

Keduanya tersenyum, menikmati kekonyolan mereka.

Mau-maunya Namjoon ikut berdiri di tengah lapangan di siang hari yang panas menyengat seperti ini pikir Hoseok. Sengaja merusak tugasnya, meninggalkan pelajaran  fisika favoritnya dan bolos pelajaran setelahnya, belum lagi mencoreng label siswa teladannya.

Kadang Hoseok tak mengerti jalan pikiran Namjoon. Ia pikir IQ tinggi menjamin seseorang bertingkah 'lurus' tapi nyatanya tidak. Namjoon seringkali bertindak lebih bodoh darinya.

Hanya demi satu alasan.
Hanya demi satu kata.
Pertemanan.

Pertemanan yang kadang menurut Hoseok keterlaluan.
Pertemanan yang berarti bekerjasama dari hal remeh sampai krusial.
Dari yang buruk sampai yang baik.
Dari yang menyenangkan sampai yang menyedihkan.

Pertemanan yang nyaris mempertaruhkan segalanya.

Pertemanan yang berharga.

Pertemanan yang sampai mati tak akan Hoseok pertaruhkan untuk siapapun.

Pertemanan dengan Kim Namjoon, sahabatnya, saudaranya, separuh dirinya.

My Other Half Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang