#06

106 30 17
                                    

Krek..

Vale menggerakkan kepalanya,melihat kearah pintu. Shinta masuk dengan wajah amarahnya. Karena Vale ataupun Bibi lama membukakan pintu untuknya.

Shinta masuk ke kamar Vale dan menutup pintu, lalu ia mendekati Vale yg sedang berbaring dikasur.

"vale..." rengek Shinta.

"hm? Napa lu?"

"lo lama amat bukain pintu! Gimana kalo seandainya gue diculik om om?"

"njis tu om om mau culik elu" segah Vale.

"auk ah bodo"

Lalu mereka terdiam sesaat. Vale sibuk dengan ponselnya dan surat yg didapatinya.

Shinta sibuk mengutak-atik layar ponselnya. Kemudian mereka sadar akan sesuatu.

"pitaloka mana?" shinta yg sadar kalo sahabatnya satu lagi belum datang.

"paling juga otw" jawab Vale.

Tak lama itu seseorang membuka pintu kamar Vale dan membukanya.

Tak lain itu adalah Pitaloka. Dengan wajah melasnya pitaloka masuk kekamar tanpa ada basa basi.

"kayaknya gue harus pasang sandi deh buat pintu kamar gue! Kalian kalo masuk gak pakai ketuk lagi njir! Main masuk aja!" oceh Vale

"budu" sahut Pitaloka

Akhirnya pitaloka juga merapat bersama Vale dan Shinta di atas kasur milik Vale.

"so! Cepet! Apa yg mau kalian bahas? Sampe nyuruh gue kesini! Gue baru sampe rumah anjir kalian malah nyuruh gue kesini" sahut Pitaloka

Mereka terdiam sesaat, saling menatap seakan ingin memulai pembicaraan tapi mulut tetap tertutup. Hingga Shinta berbicara duluan karena dia yang meminta sahabatnya itu kumpul dirumah Vale.

"Tadi, ada kejadian aneh dirumah Gue," Shintani tidak menatap wajah sahabatnya itu saat bicara, namun menatap lantai.

Vale dan Pitaloka masih terdiam.

"ada sosok pengganti mama gue,"

"gue nemui mama gue dari arah dapur tapi tak lama kemudian mama gue telpon kalo dia lagi dirumah nenek gue"

"mama lo emang lagi dirumah nenek lo, soalnya Ibu gue juga gak dirumah kata mbak Pika lagi jengukan nenek lo," pitaloka menyambung.

"Intinya ibu kita pada pergi kerumah nenek Shinta" Vale melanjuti.

"Trus, siapa orang yang menyerupai mama gue?" shinta menatap wajah kedua sahabatnya itu.

Hening, mereka saling berfikir.

"Udah! Nanti aja kita pikirnya, sekarang kita santai dulu, Oh ya, gue bawa snack nih buat kita cemil," pitaloka meraih tas kecilnya dan membuka tasnya.

Pitaloka memasang raut heran saat membuka tasnya, karena bukan snack yang didapatinya,melainkan kembang. Kembang sesajen.

"napa pit?," vale heran melihat raut wajah pitaloka dan jelas saja dia menunggu snack itu.

Ayoo..
Apa yang terjadi dengan snack Pitaloka?
Tunggu kelanjutan ceritanya
Tetap di "Tumbal" ya para pembaca
See you~~

Tumbal (auto Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang