#05

151 34 17
                                    

Shintani mengambil hoodienya lalu memasukkan ke tas nya dan segera meraih ponselnya yang tadi diletakkannya di atas kasur. Sebelumnya dia telah memberi pesan di grup kalo Shintani akan pergi ke rumah Valetina. Shinta segera keluar kamar dan mengambil kunci motornya dan bergegas keluar dari rumah lalu mengunci pintu dari luar.

Sebelumnya shinta telah menitipkan kunci rumahny ke tetangga sebelahnya, tetangga itu sudah dianggap seperti keluarga sendiri jadi shinta mempercayainya.

" Bibi aku titip ya kuncinya! Aku mau ketempat teman dulu okay" Shintani memberikan kunci dan langsung menuju garasinya dan megeluarkan be*t merahnya.

"iya hati hati ya" kata tetangga itu.

Be*t merah itu melaju meninggalkan halaman rumah Shinta dan menghilang dipembelokan.

✖✖✖

Pitaloka telah sampai dirumah dari tadi, setelah makan siang dirumah ia langsung merebahkan tubuhnya dikasur king rize nya. Pitaloka tak menceritakan kejadian tadi kesiapapun. Masih ia pendam sendiri.

Pitaloka mengambil ponselnya yang ia letakkan sedari tadi disampingnya. Seketika dia mendapat pesan dari grup yang isinya hanya bertiga yaitu Shint, Vale, dan dia sendiri.

"man teman! Gue sendirian dirumah! Gue mau kerumah Valetina! Oh ya pitaloka yok kita kerumah Vale sekarang ada yang mau gue bahas! Penting taukk!"

Vale mendengus setelah membaca pesan tsb, baru saja dia sampai dan mau istirahat, tiba tiba sahabatnya satu ini mengajak kerumah Vale untuk membicarakan sesuatu yang penting bagi Shinta.

Dengan wajah kesal dan lelah, dia berdiri dan langsung ganti baju lalu mengikat rambutnya, wajahnya yg putih hanya dipolesi bedak tipis dan liptint sedikit.

"oh ya! Bawa snack ah! Sambilan gue makan dirumah Vale" lalu Pitaloka membuka lemari nya dan merogoh isinya, yap dia mendapat 3 bungkus snack ukuran Big. Lalu dimasukkan snack itu ke Tas dan Pitaloka siap pergi kerumah Vale sambil memengang kunci motor yang tadi diletakkan di sakunya.

"Mbak! Aku pergi kerumah Vale ya! Kalo mama pulang cepetan, bilangin aku tempat Vale! Awas aja kalo mbak bilang yang enggak enggak!" kata Pitaloka sembari mengunci pintu kamarnya dan segera menemui mbak nya diruang keluarga.

"Dek! Kamu baru aja pulang! Ais! Mbak rencana ngajak kamu nongkrong di cafe gak jadi deh..." ucap Mbaknya.

"gak usah gitu! Jangan buat aku nyesel deh! Aku benci aish" gerutu Pitaloka.

"budu ahh pergi aja sono, mbak aja bang dadang aja" sahut mbak pika meninggalkan pitaloka yg sedang pakai sepatu.

"mbakkkk" teriak Pitaloka.

Lalu pitaloka mendengus kesal dan segera keluar rumah dan menuju motornya. Dan ia menyalakan motor lalu segera keluar dari halaman rumah dan melaju kerumah Valetina.

✖✖✖

"lah kok terkunci? Siapa yang kunci?" valetina kebingungan dan celingak celinguk di dalam gudang.

"Oh ya! Kan gue bawa ponsel! Untung untung" lalu Vale mengambil ponselnya dikantongnya lalu menyalakan ponselnya. Saat layar ponsel masih mati. Bayangan diponsel tsb bukannlah keadaan nyatanya, tetapi seperti wajah pucat dan dibagian keningnya ada luka sayat, tapi tidak menampakkan sayatannya, hanya seperti luka yang tergores benda tumpul dan koyak dibagian kening. Sontak vale berteriak dan melempar ponselnya ke sembarang arah.

Aaaaaaaaaaaaa!!!

Teriak Vale begitu kencang hingga bibi yang berada didapur dapat mendengarnya. Bibi segera berlari kearah teriakan itu yg ternyata berasal dari gedung.

"haloo siapa itu? " teriak bibi.

Vale mendengar ada orang diluar dan dia mengedor pintu gudang sambil menenteng seragam tadi.

"bibi...aku vale aku disini digudang"
Teriak vale, bibi yang mendengar langsung membuka pintu gudang yg memang ternyata terkunci dari luar.

"non? Ngapain digudang teriak teriak?" tanya bibi sambil mengelus tangan vale yang dingin dan pucat.

"bi..ceritanya panjang! Aku kekamar dulu okay!" vale masih syok dgn bayangan layar ponselnya tadi dan dgn lemas segera masuk rumah dan menuju kekamarnya.

Sedangkan bibi yang termenung heran dgn Vale

"non vale kenapa? Kok abis teriak riak malah pergi aja" lalu berjalan kegudang berniat mengunci pintu. Tapi saat mau mengunci pintu Bibi melihat ada cahaya redup redup ternyata itu dari ponsel Vale yang mendapat telfon. Bibi langsung mengambil ponsel itu dan segera mengankat telfon itu.

Bibi: halo? Non Shinta ya?

Shinta: woy! Elu kemana? Dri tdi aku teriak depan pintu

Bibi: ini bibi non.. Ponsel non vale tadi jatuh dan sekarang di bibi.

Shinta: oh maaf ini bibi ya? Saya gak tau mm bi bukain pintu dong! Saya didepan dari tadi, teriak riak gak ada yg nyahut.

Bibi: okok saya segera bukain pintu.

Lalu bibi segera menutup pintu gudang dan berjalan menuju pintu depan untuk membukakkan pintu buat shinta.

✖✖✖

Ok bab 5 nya selesai tunggu bab selanjutnya dan jangan lupa vote and coment nya ya! See you next time!
Pabaiii

Tumbal (auto Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang