"Selamat bekerja Dear. Akhirnya kamu mau juga bekerja disini. Aku akan pulang sebentar ke Indonesia. Kegiatanku di London sangat padat sampai aku tidak bisa menemuimu disana."
"Sialan!" Alea melempar ponselnya ke tempat tidur setelah mendengarkan voice note dari seseorang yang belakangan ini selalu mengganggu kehidupan tenangnya.
"Double shit!" Alea ternganga melihat tubuhnya yang terbalut seragam tempat barunya. Ia benar-benar terlihat sangat aneh dan sangat geli saat melihat dirinya yang biasanya tidak memakai seragam menjadi seperti ini.
"Ya ampun! Kenapa gue malah jadi kayak anak sekolahan yang harus pakai seragam kayak gini? Ck! Yudha sialan!" Alea mengumpat dan merapikan bahunya, serta pinggangnya yang terlihat kebesaran. Baju ini sangat kedodoran!
"Banyak dosa gue gara-gara ngumpatin Yudha mulu!" Alea bergumam pelan setelah merapikan rambutnya. Hari ini ia harus lebih fresh karena di tempat kerja barunya nanti ia harus bisa beradaptasi. Ia tak mau main-main dengan urusan seperti ini. Seperti obsesinya untuk menakhlukkan Rayyan Nugraha.
Ah, soal tantangan itu sebenarnya Alea tak terlalu minat untuk ikut. Tapi, dendamnya yang menuntunnya untuk menakhlukkan laki-laki itu. Ia ingin mengetahui bagaimana jika laki-laki tengil itu jatuh cinta dan takhluk padanya.
Pasti sangatlah menyenangkan. Dan setelah itu, ia akan menghempaskan Rayyan dengan cara yang sangatlah jahat!
Alea jadi memikirkan sedikitnya rencana yang akan ia susun untuk menakhlukkan Rayyan. Ia akan mencoba untuk menyelidiki Rayyan. Ya, ia harus melakukan hal itu.
"Sedikitnya, gue harus buktikan sama Rayyan kalau gue udah nggak punya hubungan sama siapapun. Oke, gue bakal putusin semua doi-doi laknat itu." Alea mengotak-atik ponselnya dan mengirim pesan siaran. What? pesan siaran? Yap, Alea tak menghitung seberapa banyak nomor laki-laki yang ia simpan di ponselnya.
Jari lentik Alea terhenti saat melihat foto profil Rayyan. Bisa dibilang Rayyan memang cukup tampan. Ingat, hanya cukup tampan. Karena Alea tidak mempunyai satu definisi laki-laki tampan dalam hidupnya. Kecuali satu, mantan di masa SMA yang membuatnya bodoh. Laki-laki di masa lalu yang membuatnya seperti tikus putih percobaan.
Dan ia baru sadar jika ia sedang mengagumi Rayyan sekarang. Ah sial! Kenapa Alea memikirkan laki-laki tengil yang arogan itu?! Bisa-bisa Alea benar-benar jatuh cinta sama Rayyan.
Alea langsung menggelengkan kepalanya memikirkan hal yang menurutnya mustahil itu.
"Nggak!!!!! Nggak mungkin gue bisa jatuh cinta sama Rayyan!! Akh! Dasar tantangan menyebalkan!!"
***
Alea mengetuk-ngetukkan ponselnya di dagu sembari berpikir dan menunggu sarapan yang akan ia makan pagi ini. Ia memang sedang tidak ingin memasak atau bahkan dirinya memang malas memasak. Tapi, ilmu kursus memasaknya sayang untuk tidak digunakan.
Ah biarlah, ia lebih suka hal praktis seperti ini. Ia tak mau disibukkan dengan hal-hal itu. Sudah cukup makan dengan satu porsi roti bakar dan susu coklat kesukaannya.
"Ma, Eliza kangen sama mama." Alea tersenyum tipis pada ponselnya yang menampakkan potret mamanya.
Tak lama setelah itu, pesanan Alea datang dan ia langsung melahap roti bakar itu dengan lahap sembari memandangi foto mamanya.
"Selamat makan mama." Alea melahap makanannya dan tersenyum seolah ia merasakan kehadiran mamanya disini.
"Gue kira lo pindah apartemen juga. Ternyata bule tengik macam lo masih ada disini."
Suara menjengkelkan itu membuat Alea mendengkus dan tak meladeni ucapan laki-laki menyebalkan ini. Siapa lagi kalau bukan Rayyan Nugraha?
Yap, Rayyan dan dirinya memang satu gedung apartemen tapi di wilayah yang berbeda. Entah apa yang terjadi, tapi laki-laki itu memang sepertinya memata-matai dirinya. Karena baru satu minggu laki-laki itu bekerja di tempat lamanya, tiba-tiba ia mendapat kue pengenalan tetangga baru penguni apartemen dari laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Mistake ✅[SUDAH TERBIT]
Romance·-Dramaqueens Project-· Update setiap Sabtu! ----Part ending sudah dihapus dan versi lengkap ada di google playbook---- Merasakan dikhianati oleh kekasihnya dimasa lalu, membuat Alea E. Dobrev, wanita berusia 28 tahun, tak menginginkan seorang laki...