Rayyan menyipitkan matanya dan memperhatikan Alea yang sedang sibuk dengan beberapa alat masak. Ia tak menyangka jika Alea bisa memasak. Karena selama ini ia selalu melihat jika wanita itu terlihat sebagai wanita manja menyebalkan. Tapi, kenapa malah ia mendapati hal ini?
"Gue tau kalau gue cantik, nggak usah lirik-lirik gitu deh." Alea menatap matanya saat wanita itu mematikan kompor. Masakannya sudah matang dan ia bersiap untuk makan.
Rayyan berdecak, begitu narsisnya wanita ini. Memang sih penampilan Alea kali ini memang jauh dari kata biasa. Karena wanita itu terlihat cut—
Haishh! Tidak, tidak, sepertinya gara-gara tamparan Alea tadi pagi membuat otaknya sedikit geser. Karena sepulang dari apartemen Alea, pikirannya seketika konslet dan berakibat memikirkan wanita itu terus menerus.
"Lo emang cantik." Ucap Rayyan singkat, kemudian berjalan mendekati Alea.
Seketika Alea hampir saja menjatuhkan piring saat ia mendengar ucapan singkat Rayyan. Bahkan ia merasakan sesuatu hal yang aneh.
Oh my God, singkirkan pikiran itu Alea. Jangan membuat dirimu menjadi senjata makan tuan. Bukan waktunya untuk memikirkan hal yang seharusnya tidak dipikirkan.
Alea tak akan mudah sembarangan jatuh cinta lagi. Itu akan membuatnya menjadi bodoh dan gila. Terakhir Alea jatuh cinta, adalah saat bersama Yudha. Dan Alea tak akan mengulanginya kembali. Tidak akan. Apalagi dengan spesies seperti Rayyan Nugraha? Oh, TIDAKKKK!
"Lo tau? Semua wanita didunia cantik. Nggak ada yang nggak cantik. Jadi, nggak usah berlebihan kalau gue bilang lo cantik. Karena lo kayaknya baper." Rayyan tersenyum miring sebelum mengambil piring. Saat ia mendekati Alea, harum masakan itu semerbak di indra penciumannya. Membuatnya lapar.
Bagai disiram bongkahan air es, Alea langsung menoleh bengis melihat Rayyan yang sedang menyiramkan lauk diatas nasinya. Alea mengambil spatulanya dan mengetuk kepala Rayyan dengan tidak santai.
Rayyan langsung meringis mendapat pukulan itu. Ia menatap Alea. "Lo emang gila Alea, sana makan biar waras. Lo pikir setelah tamparan pagi tadi nggak sakit apa?!" Dumalnya.
Alea menaikkan kedua alisnya menggoda. "Oh, sakit ya? Sini-sini, mana Alea liat dulu. Uuu tayang." Ia menangkup pipi Rayyan dan melihat sedikit bekas kebiruan yang ada di pipi laki-laki itu.
Rayyan mendelik saat Alea mengatakan itu. Ia merasa geli.
"Lo—"
"Sssshhh!!" Alea langsung menepuk pelan pipi Rayyan, membuat laki-laki itu bertambah mendelik.
"Hehhhh! Sakit bego!" Rayyan menepis tangan Alea yang ada dipipinya.
Alea tertawa, kemudian membalikkan badannya untuk mengambil es batu yang ada di kulkas.
"Lo ada washlap nggak? Ambilin dong sebelum lo makan." Ucap Alea setelah mengeluarkan kotak es batu.
Rayyan yang ingin menyuap makanan tiba-tiba memutar bola mata malas mendengar perintah Alea. Ia berdecak menyebalkan. "Buat apa sih?"
"Buat pipi lo bego! Cepet ambil sana!" Alea mendelik. "Buat diri sendiri pelit amat perasaan."
"Dih!" Rayyan bangkit dari duduknya dan mengambil barang yang dimaksud Alea.
Alea tertawa, ia duduk di kursi setelah menyiramkan lauk diatas nasinya. Ia berdoa, setelah itu ia memakan dengan lahap apa yang dimasaknya kali ini.
"Nih!" Rayyan meletakkan washlap di meja, kemudian duduk disamping Alea dimana ia meninggalkan piring makannya.
Alea mengunyah makanannya kemudian membungkus es batu itu dengan washlap.
"Makanya, jangan sembarangan tidur di pundak orang. Untung lo berhadapan sama gue, kalau sama orang lain udah digorok lo! Tinggal jasadnya doang!" Ucap Alea saat ia menempelkan washlap itu di pipi Rayyan yang terlihat kebiruan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Mistake ✅[SUDAH TERBIT]
Romance·-Dramaqueens Project-· Update setiap Sabtu! ----Part ending sudah dihapus dan versi lengkap ada di google playbook---- Merasakan dikhianati oleh kekasihnya dimasa lalu, membuat Alea E. Dobrev, wanita berusia 28 tahun, tak menginginkan seorang laki...