separation

52 4 0
                                    

Pada sore itu kau memberi kabar secara tiba-tiba, perihal ia yang selama ini kau banggakan membuatmu kecewa, selusin emoticon sedih kau sertakan dalam setiap balasan pesan mu, kata sakit hati seakan menjadi kata pokok dalam setiap kalimatmu,
Tidak seperti biasanya kau bercerita ,dulu setiap pesan yang kau kirimkan menceritakan kisah indah bersamanya, tapi kini semua telah berbeda,
Dia yang dahulu kau banggakan kini memberikanmu luka yang tak terbantahkan.

Pukul 7 malam kau mengajakku untuk bertemu, di kedai kopi yang biasa menjadi tempat kita bertemu, di meja favorite kita dahulu dekat jendela bertuliskan kata "coffe make you better",
Setengah jam berlalu ,kau datang dengan baju kesukaanmu yang berwarna violet dilengkapi jaket berbahan jeans serta tak ketinggalan tas kecil berwarna merah yang berisi alat make up untuk berjaga-jaga jika riasanmu luntur terkena air mata.
Senyum yang kau lontarkan seakan membawa kembali cerita melankolis yang dahulu pernah terlukis,  kalimat pertama yang kau ucapkan "maaf telat" tidak menjadi masalah yang begitu besar bagiku,selama seseorang yang kutunggu sangat istimewa,
Sejenak kita saling berpandangan, seperti baru pertama kali bertemu, padahal kau selalu merengek ingin bertemu jika ada masalah yang tak bisa kau selesaikan.

Dan setelah basa basi yang cukup lama,Kau memesan vanilla latte, karena kau percaya bahwa manisnya latte bisa mengalahkan pahitnya luka,
Sedangkan aku memesan kopi tanpa gula, karena setelah kau menceritakan luka,kau selalu tersenyum lega, itu manis bagiku.
Setelah pesanan tiba kau mulai bercerita, dalam setiap kisahmu kau menceritakan betapa pedihnya luka yang ia berikan, dan beberapa kisah hanya butuh didengarkan tanpa diberi solusi,
Kini cangkir kopi yang kau genggam berevolusi menjadi wadah air mata,
Entah ekspresi apa yang harus ku tunjukan, yang jelas aku bahagia, karena hanya luka yang dapat mengembalikanmu padaku,

Pukul 10 malam, air matamu berhenti menetes, kau memutuskan untuk menyudahi cerita pilumu, kata maaf kembali kau ucapkan, padahal aku menikmatinya, karena hal ini yang bisa membuatmu kembali menemuiku, perasaan lega yang kau gambarkan lewat senyum manismu, menjadi isyarat berakhirnya pertemuan kita kali ini,

Sekali lagi dalam setiap pertemuan, kau membuatku menyukai pertemuan, dan pada saat itu juga kau membuatku membenci perpisahan.

*sudah cukup ? Atau, cukup sudah ?

#Genggam Erat, Salam Hangat

?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang