"Ayo cepatlah, yeobo. Kita akan ketinggalan pesawat", seru Sehun dengan gemas sambil melangkah dengan tergesa-gesa dan menarik pergelangan tangan Somi menyusuri bandara Incheon yang ramai.
Bulan Desember yang dingin, dimana banyaknya orang mengambil cuti untuk berlibur akhir tahun membuat Sehun merencanakan liburan natal dan tahun barunya bersama istri kecilnya.
Sejak menikah, Sehun belum pernah mengajak Somi untuk jalan-jalan. Katakanlah berbulan madu. Lantaran pekerjaannya yang cukup sibuk dan tidak memungkinkan dirinya untuk mengambil banyak cuti.
Dan datanglah hari ini. Hari yang ditunggu-tunggu Sehun untuk melepas kepenatannya dari setumpuk pekerjaannya sebagai CFO dan berlibur ke Phuket, Thailand.
"Oppa, kakiku terkilir. Kau menarikku terlalu kencang", rengek Somi sambil meringis.
Oh dear... Sehun menghela nafas keras lalu melepas cengkeramannya dan memindahkan ransel yang ada di punggungnya kearah tubuh depannya. Dia pun membelakangi Somi lalu membungkuk.
"Ayo naik ke punggungku. Pesawat kita akan segera berangkat dan kita masih berusaha untuk menuju ke boarding gate", ucap Sehun sambil menarik tangan Somi.
Somi dengan cepat merayap naik ke punggungnya dan melingkari pinggang Sehun dengan kedua kakinya.
Semua gara-gara alarm yang tidak berfungsi. Ralat. Somi lupa menyalakan alarm padahal sebelumnya Sehun sudah mengingatkannya untuk memasang alarm jam lima subuh karena pesawat mereka adalah jam delapan pagi.
Tapi ternyata alarm itu lupa dipasang Somi sehingga Sehun terbangun sendiri dan histeris ketika melihat jam sudah pukul enam pagi. Alhasil mereka tidak sarapan, membersihkan diri secepat kilat dan segera melesat ke bandara dengan meminta supir taksi mengebut untuk menghindari ketinggalan pesawat.
Dan benar saja. Ketika mereka tiba, jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan dan mereka sudah sangat terlambat untuk segera menuju ke boarding gate. Untung saja Sehun sudah melakukan check in via online jadi dia hanya memasukkan bagasinya.
"Pelan-pelan, Oppa. Jangan berlari karena nanti kita bisa jatuh", ujar Somi cemas ketika Sehun sudah hampir berlari karena melihat pintu gate sudah mau ditutup.
"Ini semua gara-gara dirimu! Kalau kau bisa ingat satu hal kecil saja maka ini tidak akan terjadi", sewot Sehun dengan wajahnya yang ketus.
"Tapi aku sudah menyalakan alarm", elak Somi cepat.
"SUDAHLAH! Kau masih saja tidak mau mengakui kesalahanmu! Apa sih yang bisa kau lakukan selain mengacaukan semua rencanaku?", balas Sehun dengan kesal dan bernada tinggi sambil terus berusaha menggapai boarding gate dan dia menghela nafas ketika seorang penjaga menyambut kedatangan mereka dengan keramahan palsu di wajahnya.
Sehun menurunkan Somi dari punggungnya dan segera memberikan boarding pass kepada penjaga counter sambil menggumamkan kata maaf. Kemudian mereka dibimbing oleh seorang petugas untuk segera menyusuri lorong panjang yang menuju kearah pesawat.
Seorang pramugari menyambut kedatangan mereka sambil mengucapkan salam dan disitu Sehun baru bisa menghela nafas sambil mengikuti pramugari yang mengarahkannya ke kursi mereka.
Setelah menaruh ransel di dalam kabin dan menempati kursi mereka, Sehun mengusap kepalanya karena merasa lelah mengejar waktu dan pesawat.
Seumur hidupnya, dia adalah orang yang teratur. Hidupnya begitu tenang dan tidak pernah merasa harus terburu-buru. Dia akan bangun lebih pagi untuk penerbangan awal dan menjalani kesehariannya sesuai jadwal yang sudah dia atur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda? #WHYNOT? (COMPLETED)
RomanceIni cuma cerita konyol dari dua orang yang bertemu secara tidak sengaja lalu jatuh cinta pada pandangan pertama. Klise banget? I know. Kenalan tanpa jadian. Apalagi pacaran. Lebih baik langsung nikah. Itu kata mereka. Jadilah sebuah kisah cinta ala...