Somi merasa kehamilannya semakin tidak nyaman. Mual yang dirasakan semakin bertambah sering, juga rasa nyeri yang menyebar ke seluruh sendi tulang. Kepalanya sering pusing dan tidak nafsu makan. Sesuatu yang menjadi kesukaan, berbalik menjadi sesuatu yang dibencinya.
Somi menarik napas setelah mengeluarkan isi perut untuk ketiga kalinya di pagi itu. Dia pun tidak bisa mengerjakan pekerjaan dengan baik dan tugas skripsinya sedikit tersendat.
Somi memejamkan mata sambil bersandar lemah. Dia berpikir untuk segera pulang dan merebahkan diri di ranjang, karena rasa mual dan nyeri yang dirasakan tak tertahankan.
Tanpa perlu membuang waktu lama, Somi segera meminta ijin untuk pulang lebih awal, dan segera meninggalkan pekerjaannya. Daniel tampak begitu cemas melihat keadaannya dan menawarkan diri untuk mengantar pulang, tapi langsung ditolak Somi.
Mengingat ekspresi Sehun ketika melihat Daniel, Somi tahu jika Sehun tidak menyukai pria itu, dalam pengertian seperti tidak mau Daniel mendekatinya. Somi menolak bukan karena tidak ingin membuat Sehun cemburu, namun karena status dirinya yang sudah menjadi istri orang, sehingga tidak etis jika bersama dengan pria lain.
Somi berpikir untuk mampir ke kafe langganan, membeli segelas coklat hangat, guna mengisi perutnya yang kosong. Dia merasa tidak bertenaga dan kondisi tubuhnya semakin lemah.
“Annyeong,” sapa seseorang dari belakang, diikuti sebuah tepukan ringan di bahu.
Somi spontan menoleh. Tampak di depannya adalah seorang wanita cantik yang pernah ditemui sekitar beberapa minggu lalu. Dia adalah mantan kekasih Sehun.
Somi hanya menghela napas pelan, ketika melihat sosok wanita itu dari dekat. Pikirannya teringat dengan kebohongan yang dilakukan Sehun, demi untuk bersamanya.
“Perkenalkan, namaku Joo-Hyun. Aku adalah teman Sehun-ssi. Kau pasti adalah Somi-ssi, bukan?” sapanya dengan ramah.
Somi mengangguk dan memberikan senyum seadanya. Dia tidak merasa harus bersikap lebih dari itu, hanya karena berpapasan secara tidak sengaja kepada mantan kekasih suami. Terlebih lagi, masalah itu masih menjadi sensitif baginya.
“Apakah aku bisa berbicara denganmu sebentar saja, Somi-ssi?” tanya Joo-Hyun, ketika tidak mendapat respon lebih dari Somi.“Untuk?” tanya Somi spontan.
Joo-Hyun mengerjap pelan, lalu tersenyum ramah. “Tidak akan lama. Hanya lima menit saja.”
Somi dengan enggan mengangguk dan mengikuti Joo-Hyun yang mengarahkan untuk menempati meja yang tidak jauh dari posisi mereka.
“Aku tidak akan lama dan membuatmu tidak nyaman di sini,” ucap Joo-Hyun, memulai pembicaraan, ketika mereka sudah duduk berhadapan. “Aku ingin meminta maaf padamu secara langsung, dan aku bersyukur jika bisa berpapasan denganmu di sini. Sejak malam itu, aku selalu ingin menyampaikan maaf secara personal padamu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda? #WHYNOT? (COMPLETED)
RomanceIni cuma cerita konyol dari dua orang yang bertemu secara tidak sengaja lalu jatuh cinta pada pandangan pertama. Klise banget? I know. Kenalan tanpa jadian. Apalagi pacaran. Lebih baik langsung nikah. Itu kata mereka. Jadilah sebuah kisah cinta ala...