Part 5 - All I want is you

2.8K 271 70
                                    

Mendapatkan mood ala aku tuh mudah,
Contohnya kayak sekarang,
Cuma gara-gara Somi debut, aku langsung bisa lancar nulisnya.
Receh banget ye?

Part ini ditulis, nggak sampe satu jam.
Jadi, bisa dibayangin kalo para visual update IG atau kasih sesuatu yang baru?
Otakku overload micin 😣



🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷



Somi menatap sebuah alat yang menunjukkan dua garis, dengan tatapan kosong. Cukup lama dia terdiam. Entah semenit, dua menit, atau bahkan lebih. Saat ini, Somi tidak bisa memikirkan apa pun.

Tubuhnya terasa tidak nyaman dengan nyeri pada pinggang yang berkepanjangan, mudah lelah, dan pusing kepala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuhnya terasa tidak nyaman dengan nyeri pada pinggang yang berkepanjangan, mudah lelah, dan pusing kepala. Tadinya, dia berpikir jika dia mengalami gejala akan datang bulan, namun sudah hampir satu bulan, dia tak kunjung mendapat ritual bulanannya.

Meski Somi ragu, dia tetap membeli alat tes kehamilan setelah pulang magang kemarin. Membaca petunjuk penggunaan, Somi baru memakai alat tes itu sekarang, atau ketika dia bangun pagi dan membuang air kecil pertama di hari itu.

Seharusnya, hal itu bisa membawa sukacita bagi Somi. Tapi sekarang? Somi tidak tahu apa yang dirasakannya, sebab dia masih bimbang, bahkan sudah mendekati mati rasa.

Dalam hidupnya, Somi hanya membenci satu hal. Kebohongan. Sebab dari kebohongan, muncul ketidakjujuran, kecemburuan, hilangnya rasa percaya, dan hal-hal negatif lain yang mengikuti. Berbohong seperti penyakit yang sulit untuk diobati. Sekali dilakukan, maka akan ada kali kedua, ketiga, dan seterusnya. Ironisnya, hal itu didapati dari pria yang sudah dicintainya dengan begitu dalam.

Sudah seminggu, Somi menempati kamar tamu dan Sehun tetap pada kamar utama. Somi enggan bertemu muka, atau sekedar bertegur sapa, dengan berangkat lebih awal, dan pulang lebih cepat, demi untuk menghindari Sehun.

Perasaannya yang masih labil, dengan kadar kepercayaan yang sudah tidak ada sama sekali, membuat Somi mengabaikan Sehun. Dia tidak lagi membuat sarapan, membersihkan rumah, atau pun membuat makan malam. Seringkali, Somi sudah mengisi perut di kedai terdekat atau membeli makanan siap saji.

Somi menghela napas sambil memejamkan mata. Untuk sementara, Somi tidak berniat memberitahukan kehamilannya. Dia akan menyembunyikan hal ini, dan berencana untuk mengunjungi dokter kandungan sendiri. Kemudian, Somi meraih ponsel untuk meminta ijin karena kurang sehat. Memang itulah yang dirasakannya selama beberapa minggu terakhir. Selain labil, dia menjadi sensitif, mudah lelah, mual di pagi hari, dan nyeri di waktu malam.

Dia menoleh pada jam dinding dan melihat sudah pukul delapan pagi. Itu berarti Sehun sudah berangkat dan Somi yakin jika hanya dirinya yang berada di rumah.

Nikah Muda? #WHYNOT? (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang