(EMPAT)

8.7K 600 58
                                    


Dua minggu kemudian.

"Lisa, kapan kau akan menerima irene sebagai pedampingmu sayang?" Kalimat dari mulut pria tua itu membuat Lisa tertohok sesaat

"Pendamping? Apa maksud papi?" Lisa menatap sang ayah antusias

"Irene gadis yg baik dia selalu mengejarmu dan dia sangat mencintaimu, papi harap kau menyimpan perasaan lebih padanya dan menikahlah dengannya!"

"No..!!! Bagai mana bisa papi bicara soal pernikahan lisa sedangkan aku anak tertua sajah belum menikah pih" tengkas Jennie terkesiap karna tidak ingin di langkahi oleh adiknya sendiri

"Itu benar pih, lagi pula aku tidak memikirkan ke sana apalagi menjadikan irene sebagai pendamping hidupku" Timpal Lisa lesu dan meronggiskan tubuhnya ke sandaran sofa

Pak Manoban hanya menyeringai kecil dan menatap kedua anak gadisnya bergantian

"Papi dan mami sudah tua, ingin sekali rasanya memiliki cucu, kalau begitu kapan di antara kalian akan segera menikah?"

Kalimat sang ayah membuat Lisa dan Jennie saling menatap bingung di campur sedih.
Bagai mana tidak!
Ayahnya menginginkan cucu darinya sedangkan status keduanya masih single akut

"Sudah pih, jangan terlalu menuntut anak anak kita, kasihan mereka karna masih dalam single" Ucapan sang ibu yg merupakan belaan kecil khas di campur senyuman tipis menatap kedua anak gadisnya yg berada di hadapannya

"Apa salah jika papi menjodohkanmu dengan irene sayang?" Tanya pak Manoban yg matanya tertuju pada anak bungsunya

"Aku tidak mencintainya pih, untuk apa aku menikah dengannya jika hatiku sama sekali tidak menginginkannya" kata Lisa menatap ayahnya lesu

"Cinta akan datang menyusulnya sayang, lagi pula apa kurangnya irene hmm? Dia cantik, baik, pengertian dan sabar. Dia juga memiliki karisma yg tidak kalah oleh wanita lain"

"Kurang cinta dan kurang menarik pih" singkat Lisa yg mulai malas mendengarkan kalimat ayahnya yg seolah mendesak dirinya

Pak Manoban menghela nafas.

"Lantas kau kapan akan menikah sayang?" Kali ini matanya tertuju pada anak tertuanya

Spontan Jennie beringhas dan menatap ayahnya bingung.

"A-aku bingung pih, kekasih sajah tidak ada" Ujar Jennie menggaruk tengkuknya dan sedikit memalingkan wajahnya

"Sudah pih, papi ini kenapa terus mendesak anak kita? Biarkan mereka mencari pasangan hidupnya yg mereka inginkan! Kita tingga meninggunya sajah sampai mereka menemukan jodoh masing masing" seorang ibu terus berusaha membela kedua anaknya yg ia tau anaknya sedang di landa kebingungan

Pak Manoban menyereruput secangkir tehnya yg pada akhirnya kembali berbicara.

"Papi mau lisa menikah dengan irene. Dan jennie menikah dengan daniel"

"TIDAK!"  Serentak Jenlisa membuat sang ayahnya meniakan alisnya

"Aku tidak mencintai pria sepertinya, dia adalah pria genit dan angkuh" elak Jennie dengan nada kesal ketika mengingat nama yg terus mengejar dirinya tanpa rasa lelah dan rasa malu

"Dan aku juga tidak mencintai irene wanita centil dan terlalu mengejarku berlebihan" timpal Lisa yg sama sama sebalnya

Kemudian dua gadis itu bangkit dan masuk kamar masing masing.

"Mami tidak suka papi terus menekan mereka dan menjodoh jodohkan mereka" Ujar ibu Alice yg langsung ikut meninggalkan suaminya masuk kamar

"Dasar wanita! Tidak mengertikah jika aku sudah tidak sabar untuk menimbang cucu hah? Aku selalu membayangkan menimbang cucu anak laki laki yg menggemaskan. Jika itu anak lisa pasti sangat tampan dan lucu, dan jika itu anak jennie pasti pipinya gembul oh sungguh lebih menggemaskan bukan"

~Janda Juga Manusia~[Chaelisa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang