Tak usah merasa kasihan. Tugas ku memang mencintaimu, bukan memaksamu untuk melakukan hal yang serupa. Anggap saja ini hal wajar, aku sudah terbiasa.
***JAM sudah menunjukan pukul 7 malam, Rere dan kawan kawannya sudah berada di kafe tempat tongkrongannya.
"Tinggal nunggu Caca ni biasaan dah ga di sekolah ga pas ada acara kaya gini selalu telat "geram Bila.
"Tur Batur, untung Batur" sambung Rere yang kini sudah duduk dan membawa nampan berisi kentang goreng dan jus alpukat.
"Helloo epribadehh" suara cempreng yang keluar dari mulut Caca yang baru tiba.
"HM" jawab mereka semua, dan Caca hanya memajukan bibirnya kesal.
"Buruan persen terus duduk anteng" tegas Zahra. Yang di beri anggukan oleh Caca.
Setelah beberapa saat Caca pun duduk di tempat biasa, ia langsung mengalihkan pembicaraan "eh Re... Yang kemaren ngasih lu roti siapa dah?" Yang hanya di balas oleh gelengan kepala oleh Rere.
"Kata Adel mah ya ada seseorang tapi Adel ga tau siapa nah gw kira tuh Ahmad ternyata bukan katanya si masih sekolah disini kelasnya di bawah, ya tapi ga tau juga si siapa"jelas Rere.
"Wis punya penggemar ni" balas Talita.
"Tinggal tunggu PJ nya aja ni" sambung Zahra yang hanya di balas geleng geleng kepala oleh Rere. "Lah gw nya aja ga tau siapa yang ngasih gimana ada rasa coba?".
"Eh eh liat deh itu kaya nya Naufan deh tapi sama siapa ya?" Lalu kawan kawannya pun melihat arah pandang yang di pandang oleh Talita sedari tadi.
"Eh iya dah tapi sama siapa ya? Cewe nikayanya"sambung Caca, Rere yang melihatnya pun hanya bisa terdiam rasa ingin marah, melarang, kesal tapi ia sadari bukan siapa siapanya dan mungkin saja 'itu' orang yang spesial bagi Naufan.
'Kita dua insan yang berpura pura tidak peduli tetapi tetap bernaung di kerasnya ego masing masing' begitulah batin Rere. *Halah dua insan toh disini cuman gw yang berjuang buat dia sedangkan dia peduli aja ngga!
"Re… lo ga mau nyamperin apa? Gimana ke gimana gitu ke cewenya, cakar dikit boleh lah" saran Bila.
"Eh gw aja bukan siapa siapa nya dah ngapain juga ngelarang hak gw sama dia apa? Pacar? Bukan kan, Cuman sekedar tau nama. Deket? Itu dulu!"kesal Rere. Yang ada di pikirannya sekarang adalah Ahmad iya kemana sekarang dia saat saat seperti ini? Saat saat Rere membutuhkannya.
Merasa suasana pun menjadi panas dan sekarang sahabatnya pun tau apa yang di rasakan oleh Rere mereka mengusulkan untuk pergi dari cafe itu secepatnya dan pulang kerumah mereka masing masing.
Sesampainya di rumah, Rere kaget karena apa? Karena tiba tiba ada Ahmad di rumahnya 'ngapain dia?' batin Rere yang kini bingung karena ada 'bonyok' nya pulang dari Amerika.
"Eh tuhh anaknya dah pulang katanya kangen" celetuk Susi yaitu ibu nya Rere.
"Ehh iya Tante panjang umur ya" ucap Ahmad.
"Eh ngapain Lo kerumah. Mamah sama papah ko ga bilang si kalo dah pulang kan biar aku sama Abang jemput ke bandara" jelas Rere yang kini telah duduk di antara mereka.
"Kan katanya lagi kumpul sama temen temen kamu masa mamah ganggu".
"Ngga ganggu lah mah kan cuman jemput ke bandara".
"Sudah sudah yang penting kita bisa kumpul bareng dan selamat" kini Budi (papahnya Rere) yang berbicara .
"Tapi ngapain ada mahluk astral si di sini" sindiran dari Rere yang tertuju pada Ahmad.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Lelah Dan Bimbang
Teen FictionLelah dan Bimbang pada sesuatu yang berada di dekat ku. Bimbang jika di suruh memilih dan lelah jika harus di rebutkan. Lalu aku bisa menemukan kebahagiaan itu semua karena mereka dan tentu saja 'Dia' . . . Chapter 1-5 itu ga jelas jadi maafkan auth...