"Lagian nih ya, lo bahagia banget ya waktu dapet nilai tinggi sama prestasi yang bagus?"
- Raka, si otaku dan gamers -
[.]
Hari itu hujan tanpa henti mengguyur bumi dari tadi pagi membuat Anna malas ke mana-mana selain berada di kelas karena cuaca di luar sangat dingin dan sialnya dia tidak membawa jaket. Alhasil, jadilah sepanjang jam istirahat berlangsung Anna hanya berdiam diri di kelas seperti induk ayam yang lagi mengeram telur.
Tanpa bisa dicegah, pikiran Anna kembali ke kejadian kemarin, saat bertemu Farel kembali. Setelah tatapan penuh sihir itu, tak ada hal istimewa yang terjadi. Tak ada yang mau menyapa duluan di antara keduanya, bahkan mereka lebih memilih untuk pura-pura tidak saling mengenal.
Anna mendengus, padahal dua tahun sebelumnya mereka pernah sedekat nadi, tapi sekarang sudah sejauh bumi dan pluto.
"Woy, Kucing!"
Seseorang muncul di ambang pintu kelas, Anna yang kebetulan berada sendirian di kelas saat itu menoleh, dia mengernyit mendengar sapaan Raka, maksudnya si 'kucing' itu Anna?
"Ngapain dikelas sendirian? Kayak jones aja! Jangan di tunjukin banget lah kalo lo itu jones."
Raka duduk di hadapan Anna, menyeringai menggoda Anna yang memasang wajah jengkel akibat perkataannya tadi.
"Paansi jones," balas Anna.
"Ayok ke kantin, pasti lo belum makan kan?," tebak Raka yang ternyata memang benar.
Lagian bagaimana bisa Anna mengisi perutnya kalau sejak tadi dia mengeram seperti induk ayam di kelas?
Tapi, meskipun itu ajakan yang susah ditolak tetap saja tidak bisa melawan rasa mager yang saat itu mengukung Anna. Cewek itu memang benar-benar malas keluar kelas di saat cuaca seperti ini.
Padahal, kalau makan bakso yang kuahnya panas enak tuh kalau lagi dingin gini, Pikirnya.
"Mager, di luar dingin. Mending di sini, agak hangat." Anna membenamkan wajahnya di atas meja.
"Benar-benar mirip kucing, soalnya kan kucing suka kehangatan." Raka menyeringai.
Anna mengabaikan Raka, sama sekali tidak mengerti dengan omongan Raka tentang kucing itu.
"Eh lo tau gak, katanya dikelas ini ada penunggu nya! Terus biasanya sering muncul kalau lagi sepi kayak gini, apalagi waktu hujan, sosok makhluk soft itu bisa kapan aja muncul dihadapan lo."
Kali ini Anna tidak bisa mengabaikan Raka, berkat ucapan Raka yang entah benar atau asal omong doang itu berhasil membuat tubuh Anna sekarang berdiri dan bersiap-siap pergi ke kantin atau kemana saja asalkan jangan di kelas. Karena Anna ini memang terkenal penakut orangnya tapi tiap kali ada orang yang bercerita horor dia akan selalu antusias mendengarkannya untuk kemudian saat di rumah malah ketakutan.
"Yaudah ayo, bujukan lo berhasil! Walaupun ini bujukan paling aneh."
Raka tertawa senang, sebelum mengajak Anna ke kantin, cowok itu terlebih dahulu melepas jaket yang sejak tadi melindunginya dari hawa dingin untuk diberikan kepada Anna yang terlihat kedinginan.
"Nih pake, kan gak lucu kalo tiba-tiba lo mati karena kedinginan."
Anna menerima jaket itu, "lagian siapa yang mau ketawa saat ada berita seseorang mati karena kedinginan." jawabnya polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flirtationship
Teen Fiction"Gue masih punya banyak oppa, kalo enggak ada lo gue masih bisa bahagia" "Gue juga punya banyak game, nggak ada lo juga gue masih bisa bahagia" Nyatanya, mereka sama-sama saling membutuhkan namun karena ego yang terlampau tinggi itu yang membuat ked...