05

97 25 7
                                    

You make me happy
Stay with me

[.]

"MAMPUS!"

Anna menatap nelangsa angka yang tertera di kertas ulangan miliknya. Kemudian tanpa perlu berpikir dua kali, cewek itu meremas kertas ulangan miliknya hingga menjadi gumpalan tidak berguna, kemudian melemparnya dan tepat masuk ke dalam tong sampah.

"Loh kenapa lo buang kertas ulangannya?" tanya Sia heran.

"Nilai gue jelek, gue gagal dapet novel yang bakalan papa kasih kalo di ulangan biologi dapet 100."

"Jelek apaan sih? Nilai lo bagus banget tau! 99,5 loh Na bukan 19,5!"

"Ya tetap aja bukan 100 kan?"

Sia terdiam, kali ini dia percaya tentang gosip yang beredar kalau Anna itu ambisius. Tidak pernah puas atas apa yang dia peroleh dan selalu ingin menjadi yang nomor satu.

"Padahal gue pengen banget novelnya." ujar Anna setengah merengek.

"Udah deh gak usah mikirin hasil ulangan dan novel dulu, mending sekarang kita ke mall yuk." ajak Sia bersemangat, cewek pemilik pipi super tirus itu tampaknya sangat tidak peduli dengan nilai yang baru saja diperolehnya.

Anna cemberut, menahan kesal dan juga tangisan. Tapi bukan karena ajakan Sia, dia hanya masih memikirkan tentang nilai yang nyaris sempurna itu yang baru diperolehnya.

"Enggak bisa, gue ada janji sama papa."

"Oyaudah deh, gue duluan ya! Nggak usah galau cuma gara-gara nilai, oke?" Lalu Sia meninggalkan Anna.

Anna menjadi yang terakhir pulang karena harus piket terlebih dahulu, saat dia hendak mengunci pintu kelas, kedatangan seorang cowok yang tiba-tiba menyentil jidatnya menghentikan gerakan tangan Anna.

"Apasih, eh woy lo darimana?"

Cowok itu menyeringai, "abis sholat."

"Masa sholat ngabisin waktu satu jam."

Raka menyeringai lagi, "ya bisa aja lah! Doa gue panjang soalnya."

"Bodo amat bodo amat."

"Eh btw itu muka kenapa? Bete banget kek nya."

"Nilai ulangan gue, enggak memuaskan." ujar Anna sedih.

Raka menatap prihatin, "kan udah gue ingetin, belajar ya belajar, lo sih gak dengerin."

Anna menekuk wajahnya, "ini semua gara-gara lo, semalam gue mau belajar!! Tapi lo nelpon gue dan ngeganggu belajar gue."

Lagian kapan Raka ngingetin Anna belajar sih?

Raka nyengir, memperlihat kan deretan gigi putihnya, "padahal gue nelpon lo karena mau dengerin lo ngehapal, tapi kenapa lo diem aja cuma dengerin gue yang ngehapal?"

"Gue gak bisa fokus tau." Anna lagi-lagi menekuk wajahnya, bukannya merasa bersalah tapi Raka malah terkekeh geli melihat ekspresi wajah Anna yang menurutnya imut mirip kucing.

"Gue mau pulang aja."

"Gue anter lo pulang ya?"

Anna menatap Raka yang memasang wajah super baik, cewek pemilik hidung mungil itu ragu kalau yang di depannya saat ini adalah Raka temannya berdebat setiap hari, tumben sekali Raka baik seperti ini.

FlirtationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang