Kelas yang awalnya heboh layaknya suasana pasar langsung mendadak hening layaknya kuburan ketika Bu Ratna memasuki kelas. Beliau adalah guru Fisika yang ditakuti hampir seluruh murid di SMA Bakti Kencana.
"Hari ini kita ulangan, berhubung materi tentang listrik statis sudah selesai. Semua yang berhubungan dengan Fisika di simpan dulu, kedapatan berbuat curang, nilai kalian nol untuk ulangan hari ini."
Kelas yang sempat hening itu langsung ribut setelah Bu Ratna menyelesaikan ucapannya, keributan itu berisi keluhan dari tiap siswa karena ulangan mendadak hari ini.
"Diam! Jangan banyak mengeluh, ayo cepat! Kita hanya butuh waktu satu jam untuk ulangan."
Tapi keluhan itu masih terdengar di antara teman-teman sekelas Raka, mereka semua tampak tidak suka dengan ulangan dadakan hari ini. Sebenarnya Raka juga tidak suka tentang ulangan yang akan dilaksanakan pada hari itu, berhubung materi tentang listrik statis belum Raka pahami dengan baik, tetapi cowok itu tampak biasa saja seolah tidak peduli. Karena dari dulu Raka tidak terlalu memusingkan soal nilai, yang penting naik kelas.
Bu Ratna mengabaikan keluhan muridnya, guru berusia 40-an itu berjalan ke whiteboard dan menuliskan satu soal fisika disana.
"Ada yang bisa menyelesaikan? Kalau ada, maka ulangan hari ini di tunda sampai minggu depan."
Kala itu Raka tidak bisa menahan seringai yang memaksa muncul dari wajahnya, cowok itu menatap punggung Anna yang duduk di depannya.
"Anna mau nyoba nyelesain soalnya katanya bu,"
"Ayo na, coba! Lo pasti bisa."
"Fighting na!"
"Selamatkan kami wahai putri Anna."
Anna memutar bola matanya ketika mendengar ocehan beberapa teman sekelasnya, mau tidak mau cewek itu berdiri dan melangkah ke depan kelas. Anna sebenarnya tidak masalah dengan ulangan dadakan hari ini, lagian materi yang akan di ulangan-kan sudah Anna pahami jauh-jauh hari, tapi berhubung Anna itu cewek baik dan tidak sombong serta rajin menabung, maka cewek itu dengan suka rela menyelesaikan soal di papan tulis untuk mencegah agar ulangan hari itu tidak jadi dilaksanakan dan menyelamatkan teman-teman kelasnya.
Tidak butuh waktu lama bagi Anna untuk menyelesaikan soal super rumit yang diberikan Bu Ratna, cewek itu kembali ke kursinya setelah selesai mencoret-coret whiteboard.
Raka tersenyum dalam diam mengamati wajah datar Anna, cowok itu tidak bisa berbohong jika sebenarnya dia mengagumi sosok Anna yang segalanya, kadang Raka berpikir bahwa Anna itu terlalu jauh untuknya hingga membuat Raka tidak berani mencoba jujur tentang perasaannya pada Anna.
Apalah daya, Raka hanyalah kulit kuaci di mata Anna.
"Hmmm jawaban yang super lengkap, sesuai janji saya tadi, ulangan kita tunda," seluruhnya bersorak senang mendengar perkataan bu Ratna.
"Tapi kalian jangan selalu mengandalkan Nadiza Adrianna untuk setiap persoalan, hidup itu jangan bergantung pada orang lain." Bu Ratna mulai berceramah tapi tidak ada yang mendengarkan karena warga kelas 12 IPA 2 sedang berbahagia karena tidak jadi ulangan.
Hari itu Bu Ratna hanya memberikan latihan soal sebelum pamit meninggalkan kelas. Selepas kepergian guru killer itu secara kompak siswa 12 IPA 2 menutup buku fisika mereka dan memilih melakukan aktivitas lain yang tidak ada manfaatnya, contohnya seperti main game, menggosip bersama teman sebangku, tidur di pojokan, menonton drama korea bersama-sama, ataupun keluar kelas untuk kantin ataupun ke toilet untuk menghilangkan suntuk selama berada di dalam kelas.
Hanya Anna yang memilih mengerjakan tugas yang diberikan bu Ratna, cewek itu mengerjakan soal-soal fisika yang rumitnya sampai bikin kepala pusing dengan santai sambil sesekali bersenandung kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flirtationship
Teen Fiction"Gue masih punya banyak oppa, kalo enggak ada lo gue masih bisa bahagia" "Gue juga punya banyak game, nggak ada lo juga gue masih bisa bahagia" Nyatanya, mereka sama-sama saling membutuhkan namun karena ego yang terlampau tinggi itu yang membuat ked...