Apapun kesalahan di masa lalu, jangan lakukan lagi. Kalimat itu yang selalu Anna gumamkan ketika kedua kakinya melangkah memasuki SMA Bakti Kencana.
Namanya Nadiza Adrianna, tahun ini menjadi siswi kelas 12 di salah satu sekolah favorit di kotanya. Ada begitu banyak hal yang menarik darinya, dia termasuk salah satu siswi populer di sekolah, dia juga selalu menjadi juara di angkatannya, dan juga memiliki paras yang cantik. Coba sebutkan saja nama panjangnya, murid-murid akan langsung mengenali nama itu, nama yang selalu menjadi topik pembicaraan di setiap sudut sekolah, nama yang selalu dielu-elukan oleh semua guru.
Tapi, Anna masih manusia biasa yang tentu saja mempunyai kekurangan. Dia kurang bersosialisasi, jarang terlihat bersama teman-temannya dan juga Anna selalu memasang ekspresi wajah datar.
Dua tahun sudah berlalu, sekarang sudah masuk tahun ketiga Anna menyelami masa putih abu-abu yang kata orang-orang adalah masa yang indah dan tak terlupakan itu.
Jika orang-orang berkata demikian, maka itu tidak berlaku untuk Anna yang memilih mendefinisikan masa putih abu-abu adalah masa terkelam sepanjang sejarah hidupnya.
12 IPA 2, kelas inilah yang akan mengantarkan Anna pada penutupan masa putih abu-abunya. Sepasang mata cokelatnya menatap wajah-wajah baru yang masih asing baginya, namun Anna terlalu tidak peduli untuk memulai sebuah perkenalan karena sudah terlalu muak berinteraksi dengan orang-orang yang menurutnya sama saja, yaitu munafik.
"Woy kamfret balikin topi gue!"
"Yaelah pelit banget sih lo! Gue pinjem selama upacara doang, abis itu gue balikin."
"Nah itu! Gue juga perlu topinya, goblok!"
"Santai dong! Nggak usah ngegas anjeng!"
"Lo juga ngegas tae!"
Keributan itu tentu saja menjadi pusat perhatian di kelas, di mana penyebab keributannya adalah seorang cewek bertubuh mungil dan lawannya adalah seorang cowok jangkung, mereka terlihat sedang memperebutkan sebuah topi. Keributan itu cukup membuat Anna terganggu tetapi dia cukup pintar untuk memilih tidak peduli akan keributan tidak penting itu.
Cewek yang tadi membuat keributan itu mendekati meja di samping Anna yang masih kosong. Tanpa basa-basi lebih dulu, dia langsung meletakkan tasnya di sana. Kemudian cowok yang menyebabkan keributan itu menyusul duduk tepat di belakang Anna. Dan lagi-lagi, Anna memilih untuk tidak peduli.
Namun itu semua gagal karena cowok jangkung itu tiba-tiba berdiri di depan meja Anna, "boleh kenalan gak?"
Anna mendengus, "boleh, nama gu--"
"Nama lo Anna, Nadiza Adrianna. Siapa pun di sekolah ini pasti tau siapa elo. Anna yang menyumbang banyak piala buat sekolah, Anna yang selalu jadi murid kesayangan guru-guru hahaha, betewe nama gue Raka."
Pernyataan dari cowok yang bernama Raka itu cukup membuat Anna mengernyit bingung, dia baru menyadari kalau dia seterkenal itu. Padahal menurutnya, dia hanyalah murid biasa yang ingin cepat-cepat meninggalkan masa putih abu-abu terkutuk ini.
"Dan cewek mungil yang satu ini namanya Sia." ucap Raka sambil menunjuk cewek yang menjadi teman semeja Anna.
"Oh oke." ujar Anna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flirtationship
Dla nastolatków"Gue masih punya banyak oppa, kalo enggak ada lo gue masih bisa bahagia" "Gue juga punya banyak game, nggak ada lo juga gue masih bisa bahagia" Nyatanya, mereka sama-sama saling membutuhkan namun karena ego yang terlampau tinggi itu yang membuat ked...