dua belas.

14 2 1
                                    

Shinta menaruh tasnya sembarangan. Ia tak mengerti dengan apa yang sudah terjadi. Aurel, Alvero semuanya membuat pusing. Ia tidak menyangka jatuh cinta akan serumit ini. Ia tidak pernah menyangka akan mengungkapkan perasaannya. Kadang ia tertawa saat mengingat Aurel menjailinya dulu. Saat Aurel duduk di tempat duduknya dan tidak mau pindah. Saat Aurel mengatakan bahwa dia naksir kepadanya. Ah rasanya semua menjadi nyata. Selama ini Shinta berharap Aurel akan menjemputnya dan mengajaknya pergi. Tapi apa daya Tuhan mengirimkan Vero dalam hidupnya. Ya mungkin benar kata Aurel, saat ini Tuhan mengirimkannya untuk Vero. Jika ia boleh meminta, ia ingin bersama Aurel lagi di malam yang dingin, di saat hujan kembali jatuh. Shinta sangat merindukannya.

Aurel, semoga lo baik baik aja. Gue sangat rindu. Pelukan lo, senyuman lo, semuanya gue suka. Semoga apa yang gue lakukan ngga buat lo kecewa. Dan jika ada perempuan yang lebih baik dari gue, gue harap lo bakal menjaganya. Seperti lo jaga gue dulu. Aldo, batinnya Shinta.

"loh kok jadi Aldo sih! Aduh Aurel Aurel lo tu mirip kek Aldo sumpah!" , Shinta menggerutuki dirinya.

*******

Aurel menghempaskan tubuhnya di kasur big size berwarna biru muda. Ia sangat menyesal mengatakan itu kepada Shinta. Ia ingin Shinta berada di dalam pelukannya. Tapi ia tau dirinya tidak boleh egois. Vero sangat membutuhkan Shinta. Perlahan Aurel terisak dalam kamarnya. Ia tak bisa membayangkan jatuh cinta akan sesakit ini.

***********
Shinta merapikan rambutnya. Hari ini sekolah libur. Ia berencana untuk menjenguk Vero. Ia akan membuat impian Aurel terwujud. Ia mau Aurel bahagia.

"Assalamualaikum," Shinta mulai memasuki ruangan Vero.

"Waalaikumsalam, sini Shin!" Vero sangat bersemangat saat mengetahui Shinta datang.

"Gimana keadaan lo Al?"

"Alhamdulillah baik, lo sendiri gimana?"

"Selama gue liat lo, gue bakal baik baik aja"

*Speechless

"eh Al lo mau sarapan?Nih gue bawain bubur ayam."

"Disuapin lo ya Shin?"

Shinta hanya mengangguk dan mulai menyuapkan sesendok bubur ke dalam mulut Alvero.
Di luar ruangan, Aurel, Dimas, Rei, dan Joe sudah menunggu. Akhirnya mereka mulai memasuki ruangan Alvero.

"Eh waduh ada yang pacaran nih," sapa Rei.

"Ehm ada yang bakalan bagi bagi uang nih, " Dimas menambahkan.

"Apaan sih lo, sini lo kangen kan sama gue," Vero tersenyum.

"Eh ver, gue ijin ke toilet dulu ya. Kayanya nasi uduk tadi bikin masalah," izin Aurel.

"Oh okee tiati dek." Joe menjawab.

Aurel memukul lengan Joe. Joe hanya meringis geli. Dan Shinta merasa ia ingin lari bersama Aurel.

***********

Gue ngga bisa kaya gini terus. Gue harus bisa menahan perasaan gue. Shinta ngga boleh tau, batin Aurel.

*****

Hello!
Kalian team mana?
#teamaurel
#teamshinta

AboutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang