Kemudian, seorang anak lelaki mendekatinya. Anak lelaki itu membantunya berdiri dan menghapus air matanya. " Kata ibu aku kalo kamu jatuh jangan nangis, karena kamu ngga cengeng, " anak lelaki itu membuka percakapan. Shinta hanya mengangguk dan tersenyum. " Kamu mau ke rumahku? Aku punya banyak permen, " anak lelaki itu berkata lagi. " Aku mau pulang, makasih ya kamu udah bantu aku.. Dada, " Shinta melambaikan tangannya seraya mendorong sepedanya. Anak lelaki itu hanya membalas dengan senyuman. Shinta masih merasa kacau. Tetapi ia sudah cukup tenang karena anak lelaki tadi.
*Drrt.. Drrt..
Dering telfon membangunkannya. Ia segera mengangkat.
"Halo"
"Ini Shinta? "
"Iya, ini siapa? "
"Aku Al, "
"Oala, ada apa? "
"Nggapapa, aku mau ngajak kamu keluar nanti malem bisa ngga? "
"Mau ngapain Al? "
"Cari kado buat mamah, "
"Okay, aku tunggu"
"Sipp, jam delapan aku ke rumah. Makasih Shin"
"Heem"
Telepon Vero ia tutup, Shinta masih terbayang-bayang dengan mimpinya tadi. Shinta tidak bisa menutupi perasaannya lagi, ia merindukan teman masa kecilnya. Anak laki-laki yang selalu main ke rumahnya yang dulu. Teman bermain sekaligus menumpahkan segala keluh kesahnya walaupun ia tau, ia masih terlalu kecil untuk menyukai seseorang waktu itu. Gue rindu sama lo Aldo, batinnya.
.................."Nak, tutup pintunya udah mau maghrib." bunda membuyarkan lamunannya.
"Iya bun, bentar" Shinta segera menutup pintu dan menyusul bundanya di dapur. "Bun, ntar malem Shinta mau keluar. Al ngajak cari kado buat mamahnya. Boleh ya bun? " pinta Shinta. "Bunda sih oke-oke aja, asal kamu ngga lupa pulang. Terus inget kamu udah gede jadi harus jaga diri apalagi sama lawan jenis. " tutur bunda. "Shinta janji bun, makasih ya bun. Bunda emang paling baik deh. " Shinta mengecup pipi bundanya. Bunda hanya bisa geleng-geleng melihat kelakuan anaknya. Ia hanya bisa melakukan ini karena ia tau Shinta sangat terpukul atas perpisahan dirinya dan suaminya.
"Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam, mau cari siapa ya nak? "
"Saya Alvero bu, temen Shinta. Shintanya ada bu? "
"Oala ini to yang namanya Al, tampan ya ternyata. Yauda bunda panggil dulu Shintanya. "
"Iya bu, terima kasih. "
Setelah beberapa menit, keluarlah Shinta dengan celana jeans dan kemeja bunga-bunga. Rambutnya ia kuncir kuda ditambah poni sedikit di depannya.
"Ayo Al! "
"Bunda mana? Aku mau pamit. "
"Udah aku pamitin tadi. "
"Okee, yuk"
Vero membukakan pintu mobilnya untuk Shinta. Shinta yang diperlakukan seperti itu merasa jantungnya hampir copot. Setelah semua dirasa siap Vero menjalankan mobilnya. Menyusuri jalanan kota yang mulai padat dengan hiruk pikuk orang berlalu lalang. Entah mau kemana orang-orang itu seperti semut banyak sekali batin Vero. Shinta dibawa Vero menuju mall langganan keluarganya.Hampir satu setengah jam mereka mereka berbelanja. Dan akhirnya Shinta diantar pulang ke rumahnya. Saat sampai rumah ia merasa sangat lelah dan membawa dirinya menuju alam mimpi.