lima.

47 3 2
                                    

"Shin lo seriusan nerima tawaran Vero?" tanya Venda. "Iyalah," jawab Shinta."Kok lo ngga pernah bilang sih kalo lo naksir Vero?" Venda bertanya lagi. "Emang jaman sekarang kalo pulang bareng cowo itu harus suka sama cowonya? Gue rasa enggak deh. Kalo gitu mana ada cewe yang mau diajak pulang sama temen cowonya." bela Shinta. Ia masih merasa bahwa perbuatannya tadi adalah cara menghargai usaha Vero yang jelas-jelas Shinta tau Vero suka sama dirinya.
................................
*saat pulang sekolah

Vero sudah berada di depan hall menunggu Shinta. Nah itu dia Shinta, makin cantik aja, batin Vero. "Al, ayo pulang!" ajak Shinta. Duh Shinta manggil gue Al bukan Vero, tambah seneng gue, batin Vero sambil tersenyum. "Oke, nih helm kamu" jawab Vero. "Thanks" Shinta menjawabnya dengan singkat.  Kali ini Shinta merasa jantungnya berdegup lebih kencang. Ia tak tau mengapa dirinya bisa seperti ini.
Vero mengendarai motor dengan kecepatan normal. Ia berharap jalanan macet, karena itu bisa membuat Shinta lebih lama berada di belakangnya.

.................
*di rumah Aurel
"Assalamualaikum, " ucap Aurel saat memasuki rumah. "Waalaikumsalam, den Aurel mau bibi buatkan minuman apa?" jawab Bi Ani. "Ngga usah bi, saya mau ke kamar aja. Capek hehe" sahut Aurel dengan tersenyum. Ia kemudian menaiki tangga dan memasuki ruangan yang sudah 16 tahun ini menjadi kamarnya. Aurel merasa sangat kecewa. Ia bingung bagaimana caranya menghilangkan perasaan itu terhadap Shinta. Jujur ia ingin sekali mengantar Shinta pulang. Namun, apa daya ia hanya mampu berkata iya saat Vero mengajak Shinta pulang. Sungguh pengecut bagi laki-laki yang menaruh hati pada perempuan.
*drrt..drrt...
Tiba-tiba hpnya bergetar. Tertulis nama Vero di layar. Duh ngapain lagi sih Vero telfon gue, batin Aurel.
"Halo Ver, ada apa?" Aurel membuka percakapan. "Ini rel gue mau curhat. Lo tau ngga tadi Shinta manggil gue Al. Sumpah gue seneng banget dia punya panggilan spesial buat gue. Dan satu lagi Shinta girang banget gue anter kerumahnya." panjang lebar Vero menceritakan perasaan bahagianya setelah mengantar Shinta. "Bukannya Al itu nama depan lo? Alvero Juan Mahendra." jawab Aurel dengan sedikit ketus. Ia merasa hatinya tertancap paku yang semakin dalam. "Ih lo kenapa ngga suka gitu kalo Shinta manggil gue Al? Atau lo jangan-jangan naksir Shinta?" tanya Vero. "Ngga kok Ver, maksud gue Shinta mungkin lebih suka nama depan lo. Dan mungkin dia ada perasaan sama lo. Maaf gue mungkin agak ga mood hari ini. Soalnya gebetan gue abis ninggalin gue." ungkap Aurel. "Oh iya rel maaf gue udah buruk sangka. Makasih ya lo selalu dukung gue. Satu lagi, lo harus sabar ya mungkin gebetan lo suatu saat bakal balik lagi. Karena gue rasa Aurel Fernando Torres ngga mungkin ditolak cewe," ucap Vero. Semoga yang lo ucap barusan beneran kejadian Ver, batin Vero. "Oke, thanks bro" timpal Aurel.

AboutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang