Kepedihan itu, datang.

143 8 0
                                    



Senja kali ini sudah tak bisa membuatku nyaman, seakan hilang pesona karena ada sesuatu yang mengganggunya.

" berhentilah mencintaiku ran, sia - sia sudah usahamu jika kau teruskan"

" kenapa harus secepat ini tiara ? baru saja aku mencintaimu, sekarang kau memintaku untuk berhenti ? "

" daripada kau merasakan terlalu jauh ran, aku tidak ingin kamu merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ingin kamu rasakan. "

" memang kamu tau hal yang tidak ingin aku rasakan ? "

" tau, disakiti oleh orang yang kamu cintai kan ?

" kalau begitu jangan sakiti aku. "

" hal ini sudah diluar kuasa ku randi, kamu harus sadar, aku sudah overcontrol terhadap diriku sendiri. Kasian kamu kalau kamu harus bersama - sama denganku"

"tapi...."

" sudahlah ran, aku kelas dulu. Ingat, berhenti mencintaiku, randi. Karena kalau tidak, aku akan menjauh darimu. "

-----

" Hoi! Melamun saja kau ran, ada apa ? teringat yang dia ucapkan lagi ? "

Tiba - tiba saja kesuma datang menepuk pundaknya -dengan membawa ice chocolate pesanannya- yang membuyarkan lamunan-nya saat memikirkan kejadian dua bulan yang lalu.

" Tidak apa - apa, hanya terlintas di kepala, ehe." - sahut Randi

" Halah, sudahlah. Kau tidak pandai berbohong, Aku tau kau masih selalu memikirkan kata-katanya. " - balas Kesuma yang membuat Randi langsung diam.

Memang, Kesuma selalu tau isi hati temannya itu, bagaimana tidak mereka selalu bersama - sama sejak awal kuliah dan Kesuma selalu tau yang dialami Randi, begitu sebaliknya, teman sohib lah kalau kata orang - orang, termasuk juga kejadian 2 bulan yang lalu, saat Tiara tiba - tiba saja meminta Randi untuk berhenti mencintainya, tanpa sebab yang berarti, hanya dengan keinginan yang tak memperdulikan keadaan.


" Kelas yuk coy! " - ucap kesuma mengagetkan

" kesambet apa kau man? " - balas Randi keheranan

" lagi pengen aja, lagian takut absen ku jebol lagi, kan kau tau sendiri aku sudah dimarahi ibuku kemarin gara - gara tidak bisa ikut ujian akhir di semester lalu " - sahut Kesuma

"lagian, bukannya kuliah malah main game online, rasakan itu akibatnya "

" hehe, ya maaf."

Itulah Kesuma, seseorang yang lebih memperdulikan kebahagiaan dirinya daripada harus menyibukkan di dalam dunia yang lebih banyak tak perduli dengannya. Berbeda dengan Randi, randi ialah seseorang yang lebih mementingkan kebahagiaan orang lain, tanpa melihat perasaanya sendiri, sampai - sampai tanpa ia sadari itulah yang membuatnya merasakan kepedihan yang tak berujung.


Seusai kelas, mereka pergi ke kedai kopi cepat saji dekat kampus, hanya untuk membicarakan hal - hal seputar game komputer yang akan rilis bulan ini, tapi semua teralihkan saat ada seorang perempuan berumur 20 tahun itu masuk ke kedai kopi cepat saji itu.

" Vanilla latte nya satu ya mas, less ice " ucapnya.

Benar saja, itulah dia. Tiara, seseorang yang membuat Randi jatuh hati sekaligus tersakiti, karena harus merasakan jatuh cinta sendirian.

"Mengapa ia harus datang ke kedai kopi ini?" ucap Randi dalam hati.

Kesuma yang sedang asik berbicara pun kemudian terdiam karena melihat sahabatnya terpaku, dan ia pun sadar, bahwa Tiara datang ke kedai kopi tersebut.

"Mau pindah bos?" - ucap Kesuma mengagetkan.

" Ah tidak perlu boy, biarkanlah seperti ini, melatihku terbiasa juga. "

" Yakin? Apa mau aku panggilkan sekalian anaknya?"

" Kalau untuk hal itu, aku belum bisa. "

Kesuma tiba - tiba saja langsung berdiri dan menghampiri Tiara, Randi pun merasa geram terhadap sikap sahabatnya itu, namun diam-diam Randi juga mengharapkan untuk bisa berbicara lagi dengan Tiara - orang yang sudah membuatnya terlena sampai tidak memikirkan kemungkinan yang bisa terjadi - itu.

" Halo Tiara! Sendirian aja nih? " sapa kesuma ramah.

"loh? Kesuma? Kok disini? Sama siapa?" balasnya.

Oh ternyata memang tiara tidak melihat Randi, atau dia pura - pura untuk tidak melihatnya? -pikir kesuma dalam hati.

" Sama siapa lagi kalau bukan sama seseorang yang sudah kau buat jatuh hati, lalu benar - benar kau biarkan sendirian dalam perasaannya? " - ucap kesuma

Serasa ada batu yang menghantamnya sangat keras, Tiara terdiam, dia merasa sangat bersalah dengan yang dikatakan Kesuma, dia tidak memikirkan sampai sejauh itu, yang Tiara ingin hanya tidak mau Randi terjebak dengan seseorang seperti-nya.

"ha-ha-ha, tidak - tidak aku bercanda. Itu sama si Randi, kenapa? Kangen sama dia ? hahahahaha " - ucap kesuma karena melihat Tiara terdiam.

" aku ingin minta maaf dengannya "

" dia tidak butuh permohonan maaf mu ra, tanpa kamu minta juga dia sudah memaafkanmu, dia hanya merasa bingung dengan semuanya, itu saja "

" kalau begitu, aku ingin berbicara dengannya saja, kalau itu bisa meringankannya"

" OK! " - balas kesuma kegirangan

Kesuma tau, bahwa sebenarnya Randi ingin berbicara dengan Tiara, namun Randi masih takut untuk memulainya, ia takut membuat Tiara semakin risih dan bahkan bisa saja benci dengannya, namun jika Tiara yang memulainya, mungkin Randi bisa menyingkirkan semua hal yang ada dipikirannya itu.

" Halo Randi, apa kabar?" - sambil duduk Tiara menyodorkan tangannya untuk bersalaman dengannya.

Kenangan itu seperti bayang - bayang, yang kelihatan tak ada, tapi selalu mengikuti. Namun, kita bisa memilih, antara tenggelam pada bayang - bayang, atau hidup pada kenyataan yang jelas nyata didepan.

" Tiara ? "


-part 1 (selesai)

Pintu Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang