I have become friends with you hatred
🌵🌵
Melihat Riko yang sedang ngobrol dengan salah satu siswi Osaka berdecak.
Sok-sokan godain cewek. Giliran mau bayar nggak bawa dompet mampus
"Dompet lo," mengucakan kalimat sewajarnya sambil melempar dompet milik Riko.
Osaka kembali berjalan menuju mejanya, namun terhenti ketika melihat Karen yang tengah kesusahan mengambil....sendok sepertinya.
Deviciency || 02 ||
Melayani permintaan hatinya untuk menemui Karen, yang ia lihat ternyata benar. Gadis cantiknya sedang kesusahan mengambil sendok. Tak tahu dimana Agatha atau Viana tapi yang pasti ia sendirian. Osaka tak sampai hati melihatnya harus kesusahan mengambil sendok itu dari atas kursi roda.
Sambil memberikan sendok ditangannya. "Nih,"
Dari suaranya saja Karen tahu siapa yang berbicara, rahang Karen mengeras menahan amarah. Wajah putihnya berubah kemerahan. "Gue nggak pernah minta bantuan! Pergi," berbicara namun tak melihat ke arah Osaka. Selalu.
"Bi gue--"
"JUST CALL ME KAREN!!" Teriak Karen sambil melempar sendok dari uluran tangan Saka.
Semua mata tertuju pada asal suara, teriakan Karen cukup kencang sampai suasana kantin yang tadinya ramai mendadak senyap.
Atar juga Danu berdiri dari duduknya mengabaikan kegiatan mereka bermain ponsel. Sadar bahwa akan ada perang. Mereka berjalan tergesa menuju meja Karen dan Osaka.
"Elo! Nggak punya hak apa-apa manggil gue--"
Atar memegang kursi roda Karen, hendak membawanya pergi dari area kantin.
"You even know that I really hate you. But why do you still do things like this?" Kalian mengerti apa yang Saka rasakan mendengar kalimat itu dari mulut Karen?
Sebelum Atar mendorong terlalu jauh, ia melihat kebelakang. Dan selalu, bagaimanapun Karen mengucapkan rasa bencinya, Osaka akan tetap tersenyum. Senyum yang menjadikan topeng akan rasa sakit di hatinya.
*
Osaka masih berdiri dengan senyum miliknya. ia menggelengkan kepalanya pada Atar, memberi tahu bahwa jangan sampai Atar memarahi Karen berlebihan. Dan seolah mengerti, Atar mengangguk dan melanjutkan langkahnya.
Mereka sampai di koridor kelas X yang jaraknya agak jauh dari kantin.
"Lo nggak mau jadi pusat tapi lo sendiri yang ngundang itu Karennia," adalah kalimat pembuka.
Karen menaikan sebelah alisnya, "Apa? Gue salah?"
"Lo nggak sadar kalo lo salah?" Tanya Atar dengan senyum sarkas.
"Kalo dia nggak manggil gue Bi semuanya bakal oke. Tapi dia nggak sadar sama batesanya," jelas Karen mantap, menatap tegas mata Atar.
"Astaga....hal sepele Karen, itu hal sepele. Came on,"
"Sepele bagi lo sama sepele bagi gue. Gue yakin beda!!"
"Ren, pliss pahamin--"
"Gue mau pulang!"
"Karen,"
"Gue! Mau! Pulang!"
"Karennia Gabby,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Deviciency
Teen FictionTentang Karennia yang membenci Saka. Tentang Saka yang selalu tersenyum saat Karen manancapkan kata-kata pedasnya. Tentang Karen yang selalu berdoa agar Saka menderita. Tentang Saka yang sangat payah untuk memberitahu yang sebenarnya terjadi. Tentan...