Nyatanya, bukan kau saja yang merasakan sakit. Bukan kau saja yang menderita, akupun sama. -Osaka Meshach
Deviciency ||04||
_____________
Matahari mulai muncul dari tempatnya. Memberikan sinar paling cerah yang ia miliki, tak mau kalah dengan bisingnya ayam berkokok.
Matahari selalu bersinar meski ia sendiri.
Osaka seperti matahari. Tapi dia hanya menyinari Karen. Dan Karen hanya bisa merasakan tanpa melihat kehadiran Osaka.
Sekejam itu takdir bagi Osaka.
Celah panas pagi mengintip lewat jendela yang sengaja dibuka oleh wanita tengah baya.
Melihat putra satu-satunya itu masih menggeliat di atas king size miliknya, Amita berujar lembut "Osaka bangun" Tak bergeming, membuat Amita hendak keluar kamar.
"Osaka mamah harus pergi ke rumah uncle Adnan. Kamu jangan kemana-mana, Papa ikut Mama" ujarnya sebelum benar-benar pergi.
Mata Osaka sukses terbuka.
Weekend, rumah kosong. Banyak makanan. Apalagi yang lebih indah?
Pintu kamar tertutup dan Osaka bergegas menuju kamar mandi.
***
Segar. Setidaknya itu yang Osaka rasakan setelah keluar kamar mandi. Dengan handuk putih masih melingkar di lehernya.
Saat Osaka berjalan menuju lemari ia bengong.
Teman-temannya disini. --Kecuali Atar-- tengah menonton televisi dengan beragam Chiki juga soda disana.
Aishhhh....
Osaka berdesah malas. "Lo pada ngapain pagi-pagi dirumah gue?!"
Danu menyengir sok polos. "Mau main atuh A"
"Nyokap lo pergi kan? Kan...kan...kan? Tau akumah" tambahnya menyebalkan.
Bola mata Osaka memutar malas. "Kalo nyokap gue pergi terus ada hak buat lo kesini gitu?"
"Adalah. Buat nemenin lo. Udah sini duduk. Marah-marah mulu ih kaya kak Ros"
"Tau nih, lelah Upin-tuh"
Osaka mengangkat bahunya acuh. bodoamat, terserah lu semua.
Berjalan keluar kamar hendak menetralkan otaknya, langkah Osaka berhenti karena getaran pada ponselnya diatas meja.
Atarrize: pengen ke rumah lo:(
Tadi tante Mita bilang mau pergi, lo
sendiri kan?Osaka: kalo lo lupa, rumah gue tepat di sebrang rumah lo.
Atarrize: si cabe nggak ada yang nemenin. Bangke emang. Bokap nyokap ikut ke rumah uncel Adnan.
Berbicara soal Karen. Osaka jadi rindu wajah songong tapi soft milik gadis itu. Dulu
Kini wajah itu hilang, hanya ada wajah putus asa, benci, dan wajah tak punya harapan untuk melakukan apapun. Dan Osaka tahu, semua karena sebabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deviciency
Teen FictionTentang Karennia yang membenci Saka. Tentang Saka yang selalu tersenyum saat Karen manancapkan kata-kata pedasnya. Tentang Karen yang selalu berdoa agar Saka menderita. Tentang Saka yang sangat payah untuk memberitahu yang sebenarnya terjadi. Tentan...