03|| Queen's

21 2 0
                                    

Deviciency ||03||

Matahari mulai tenggelam, pamit pulang ke tempatnya. Membiarkan bulan menggantikan tugasnya untuk menerangi bumi. Karen keluar dari kamar, ia bosan.

Iren, ratu dirumah besar ini alias ibu dari 2 anak rupawan tengah menyiapkan untuk makan malam.

Ponsel yang sedari tadi mati itu Karen hidupkan, berbagai macam notifikasi mulai berebutan meminta agar dibalas lebih dulu.

Viana: Karen, Ana ke toilet balik-balik  udah gak ada.

Agatha: Karennia!!!! Cabut ngajak-ngajak dong.
Agatha: Utang penjelasan lo!! gak asik.

Karen memutar bola mata cantiknya. Sahabatnya alay. Karen yakin mereka berempat; Agatha, Viana, Riko, Danu sudah bergosip tentang kejadian di kantin.

Karen: Alay

Agatha: Nongol-nongol ngomong alay

Viana: iiih Karen!!!
Viana: Gue bosen cantik. Jalan-jalan yuk🙁

Karen: ayo

Disana, tempat Viana juga Agatha. Dua gadis itu melongok ditempatnya masing-masing, tak percaya dengan balasan Karen. Ia mau? Ia mau jalan? Wahh

Viana: ana gak salah baca?!

Agatha: Lo gak typo kan Ren?

Karen: Gak. Jemput gue.

Karen merasa benar-benar bosan. Tak apa jika hari ini ia pergi bersama temannya. Berniat memutar kursi rodanya untuk kembali ke kamar, tapi suara Papa ganteng menginterupsi agar tak kemana-mana.

"Mau kemana? Makanannya bentar lagi mateng"

"Karen mau ke mall bareng Viana Agatha," sukses. Kedua mata Zello juga Atar yang disebelahnya membelalak sempurna.

"Anjirr, nah gitu dong anak Papa"

"Mau gue anterin?" Karen mengangkat sebelah alisnya mendapat tawaran dari sang kakak.

"Gak sudi, lo bau" Atar diam mendapat balasan dari Karen. Bocah itu memang benar-benar. Tapi ia tak marah, justru sangat senang. Seperti mendengar suara lama Karen yang telah hilang, suara menyebalkan bak ratu yang ingin sekali Atar beri air selokan kali ini hadir. Atar senang.

Apakah Karen tersambar petir hingga berubah gini? Oke tidak mungkin, karena awan sangat cerah. Atau Karen baru saja di rukiah?

"Disana jangan lupa makan, biar pas pulang langsung tidur" gadis itu mengangguk mendengar ucapan Mama. Lalu ia menuju kamarnya untuk mengganti pakaian, dibantu Mama yang mendorong.

Hanya pakaian biasa namun yang pasti sangat cantik jika Karen yang memakai.

Klakson mobil terdengar, Karen keluar disambut dua sahabatnya dengan senyum merekah.

***

Agatha merengek, dua sahabatnya itu mengajak ke mall milik keluarganya. Tapi ia tak mau belanja di sana. Tak seru.

Jadilah mereka putar-puter kemudi mencari mall yang pas. Terserah dengan jarak.

Sampai. Sebuah mall yang pastinya sangat besar, dapat dipastikan harga barang-barang didalamnya mampu merogoh kocek melimpah.

Dan tentu saja. Viana, Agatha dan tentu Karen berasal dari keluarga yang jauh  berada.

Viana dengan bisnis kuliner milik keluarganya sampai luar Indonesia itu bukan apa-apa belanja ditempat seperti ini.

DeviciencyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang