TMtB : 4

40 3 1
                                    

Pagi-pagi buta setelah menjalankan sholat subuh Senjani sudah siap dengan pakaian rapih seadanya. Dia siap pergi sekarang.

"Ibu, Jani pamit ya" Ucap Senjani kepada ibunya yang telah mengeluarkan air mata.

"Pergilah nak, jaga dirimu baik baik disana. " Ibundanya mengelus kepalanya dengan lebut.

"Baiklah. Jani berangkat ya bu. Ibu jaga diri ibu baik-baik. Jika ada apa-apa ibu tinggal hubungi saja Jani. Jani pergi ya bu. " Mereka pun saling memeluk erat menandakan bahwa mereka berat untuk berpisah.

"Assalamu'alaikum" Pamit Senjani.
"Waala'ikumssalam nak" ibunya pun menatap kepergian anaknya dengan sedih.

Senjani menaiki ojek yang telah ia panggil untuk mengantarkannya sampai terminal.

*****

Senjani tiba di kota Jakarta saat pagi hari. Jarak yang dia tempuh sangat jauh. Dan tadi di jalan bus yang ia tumpangi ada sedikit kendala dalam mesinnya sehingga mobil harus berhenti untuk di cek lebih lanjut.

"Mbak! Udah nyampe tuh, ngelamun bae! " Ucap orang asing yang Senjani tau sebagai kenek bus yang ia tumpangi.

Senjani hanya mengangguk tanda ia mengerti. Ia pun lantas bergegas keluar dari bus. Dan yang pertama kali ia lihat adalah kerumunan bayak orang. Senjani tau, Jakarta adalah kota yang cukup berbahaya. Banyak terjadi kriminalitas disini. Tapi, dengan perlindungan Allah ia akan selalu tenang.

*****

"Mungkin cukup sekian yang kita bahas hari ini. Kurang lebihnya mohon maaf. Terimakasih. Dan permisi. " Ucap pria berparas tampan tersebut. Langkah kakinya yang lebar menghantarkan dia ketempat yang dia tuju.

Setelah dia membuka pintu ruangan pribadinya, ia lantas duduk dikursi kebesarannya. Disana terdapat gelar yang terlulis CEO dengan nama Fazar D. Startio.

Setelah nyaman dengan tempat yang ia duduki ia pun membalikan kursi dimana terdapat gedung yang berjejer tinggi, sama seperti yang dia tempati sekarang.

"Permisi tuan. " Ucap pria paruh baya yang berdiri di ambang pintu.

"Masuk Mennix" Sambut Fazar. Dia tau, pasti ada hal yang ingin Mennix atau biasa dipanggil Nix sampaikan. Dan Fazar yakini itu adalah hal penting.

"Proyek yang anda pimpin di Rusia, mengalami penurunan penyaluran dana, mere-" Ucapannya terhenti ketika tangan Fazar mengisyaratkan untuk diam.

"Kau tahu apa yang harus kau lakukan. Temukan. Dan urus dia. " setelah mengucapkan hal tersebut dengan tegas, Fazar melangkahkan kakinya membali keluar ruangan, dan menemui sekertaris kantornya

"Kosongkan jadwal hari ini. " Sekertarisnya yang bernama Elmita tersebut hanya mengangguk patuh. Tanpa bisa melawan atau mengitarakan sesuatu hal. Ia hanya bisa menurut walaupun sekarang ada metting penting dengan rekannya dari Spanyol.

Fazar memasuki mobil yang sudah terparkir tepat di depannya. Orang orang yang melihat itu hanya terdiam kagum.

*****

Senjani menatap secarik kertas dengan pandangan bingung. Disana terdapat alamat teman penanya. Dia berniat akan menemui teman penanya saat ini. Dan menumpang tinggal selama beberapa hari sampai ia menemukan letak alamat rumah ayahnya.

"Alamatnya benar, tapi kata bapak itu tadi, rumah ini sudah lama kosong dan tidak berpenghuni. Apa mungkin sudah pindah? Atau aku hanya di bohongi? Hal yang kedua itu tidak mungkin. Jadi hal pertamalah yang kemungkinan besar. "Gumam Senjani kepada dirinya sendiri.

Dia melihat dan bergumam sembari terus berjalan tanla memperhatikan dia berjalan. Sampai-sampai ia tiak menyadari bahwa tali sepatu yang ia pakai terlepas.

Tuntunan Malaikat tak Bersayap [Revisi!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang