Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Note : Please vote and comments to appreciate my work, i love you my potato chips.
Hoseok tengah menyesap boba tea-nya sembari menatap tattoo barunya dengan wajah puas nan bangga.
'What a good day to be alive!' Batinnya.
Namun mendadak kepalanya terasa pusing dan berputar, rasanya sakit sekali dan tak lama ia melihat masa depan seseorang di kepalanya, masa depan Jeon Jeongguk.
He saw darkness, fire, pain, tears, and sadness.
"No, this can't be happening...." Gumamnya sembari segera meraih ponselnya.
Ia hendak menghubungi Yoongi, ia harus datang ke mansion-nya. Namunsial, panggilan di alihkan.
"Yoongi, di mana kau?" Erangnya resah.
"Oh, Jimin!" Ia sehera menekan nomor ponsel Jimin.
Pip!
"Ah, halo? Jimin!" Seru Hoseok.
"Ada apa Seok-ah? Something wrong?" Tanya Jimin dengan suara tenang.
"Yea, something is very very wrong. I just got a vision, it's for Jeongguk, and his future is terrifying." Jawab Hoseok dengan suara yang bergetar.
"We must help him, Jimin." Lanjutnya.
"What should we do?" Tanyanya lagi.
"Jauhkan diri dari Seokjin. Bukan hanya Jeongguk dan Taehyung, tapi juga kau, terlebih lagi Yoongi." Pesan Hoseok dengan nada yang serius.
"Seokjin is still in deep anger, better safe than sorry. So, keep your mansion secured."
"Got it, I'll send my people to keep the man—"
Belum selesai Jimin bicara, sebuah dentuman keras terdengar sampai membuat Hoseok langsung membelalakkan matanya.
"Jimin, what happened?!" Pekiknya.
"YOONGI!!!"
"Jimin, answer me! Are you guys alright?!"
"GUK, BAWA TAEHYUNG PERGI!"
Hoseok benar-benar kebingungan dengan apa yang terjadi. Ia hanya dapat mendengar suara temannya yang kian menjauh tengah berteriak.
"DI MANA KIM TAEHYUNG?!"
Jantung Hoseok seakan-akan berhenti saat mendengar suara Seokjin dari seberang.
"Seok, kita bicara lagi nanti, I have to help Jeongguk!" Nafas Jimin memburu.
