duabelas

967 173 77
                                    

Setelah Kak Reece menarikku untuk keluar dari kamar Bang Blake. Kak Reece tersenyum dengan manisnya

Masa senyum karena adegan jablay Kak George.

"Itu tadi adegan dewasa, anak dibawah umur gak boleh makanya aku bawa kedepan." Ucap Kak Reece menasihati.

"Baru kali ini liat Kak Jorj gitu."

"Kan waktu itu pernah ku bilangin kalo Jorj tuh emang suka jadi jablay terkadang emang gitu jadi wajar aja nih buktinya." Kak Reece mengeluarkan HPnya dan membuka gallery dan menunjukkan sebuah foto kepadaku

" Kak Reece mengeluarkan HPnya dan membuka gallery dan menunjukkan sebuah foto kepadaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya allah, Bang Blake ku tak menyangka dirimu diam-diam seperti itu.

"Ngatain Kak Jorj jablay gak nyadar juga yang ngatain sama-sama jablay." Sindirku. "Ginilah jadinya yang suka nyumput ke kantin kalo disuruh shalat zuhur ke masjid."

Njay gue berasa mama dede.

"Reece, gak usah gibahin gue yaa gue tau lo gibahin gue diluar" Teriak Kak George dari dalam kamar Bang Blake.

"Udah Reece banyak dosa gak usah nambah dosa." Lanjut Bang Blake.

"Yaudah sih suka-suka gue yang banyak dosa lo yang ribut" Ucapnya dan langsung kupukul mulutnya.

Untung gak ada mama papa, coba ada auto block jd calmen gengs.

"Sakit ah mukulnya keras-keras." Ucapnya sambil mengelus daerah yang sakit sekitar mulutnya. Dan karena aku merasa bersalah tanganku ikut mengelus sekitar mulutnya.

Dielus mulutnya biar ilang sakitnya. Malah ngembang senyumnya. Aneh.

"Gue tau lo lagi modus ya ris." Ucap Bang Blake dari kamar.

"Jalan yuk biar gak ada yang ganggu" Ajak Kak Reece dan aku hayuk saja.

"Blekiiiii adeknya kupinjam yaaaa" Teriak Kak Reece dan membawaku keluar untuk jalan-jalan dengan motor barunya melewati jalan yang panjang sepanjang jalan kenangan.

Di tengah jalan, Kak Reece bertanya kepadaku.

"Enaknya makan apa ya?"

"Kemarin aku sam Calum jajan bakso bakar yang jualan orang sunda gitu" Ucapku heboh.

"Yaudah kita gak usah ke situ"

"Kok jangan?"

"Ya pokoknya jangan"

Setelah sekitar 15 menit akhirnya Kak Reece berhenti didepan tukan jajanan kerang hijau.

"Disini juga yang jualan orang sunda tau ay." Ucap Kak Reece.

"Masa?"

"Iya beneran deh"

"Bodo.

"Kumaha damang kang." Sapa Kak Reece sokap.

"Eh aa' reece teh udah lama pisan gak jajan didieu. Wah bawa neng geulis." Ucap Kang Kerang ijo. "Keur naon di dieu?"

"Mau ngajarin cara nyabe ke pacar saya kang."

Apasi bangsat.

"Yaudah 20 rebo ya kang hehe." Setelah itu aku dan Kak Reece duduk di tempat duduk yang disiapkan.

Ya kali aja anjir makan kerang ijo jongkok.

"Kok bisa paham Bahasa Sunda sih?" Tanyaku.

"Iya kan ayah aku udah lama tinggal di Jawa Barat. Terus ketemu gitu sama bunda yang dulu bantuin nenek metik teh."

Om Jamie mengaduh nasibnya di Jawa Barat gengs. Sepertinya fasih bicara sundanya.

Mantap juga ya jir pertemuan Om Jamie jatuh cinta pada pandangan pertama sama Tante Lyndsey  waktu lagi metik teh dikebon.

"Oh begeto, eh iya kok tumben banget gak pakai celana sedengkul. Tumben pake nya panjang-panjang." Tanyaku yang menyadari Kak Reece memakai celana jeans panjang.

"Iya, biar kalo shalat gak ribet cari sarung"

Jawabannya ih jadi pengen minta cepet-cepet dihalalin.

***

Ingin diriku menyelesaikan hutang ep ep ini.

Want You BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang