Part 15

8K 210 0
                                    

Pov nura

Aku sangat terkejut melihat perlakuan ian terhadapku.
Setelah mencium keningku ian langsung ke kamar mandi sepertinya ian akan mandi.
Aku masih mematung binggung harus memulai dari mana, jantungku seperti sedang lari maraton .

Ian sedang mandi dan aku membersihkan sisa make up dan melepaskan jilbabku, sejak mau menikah ibu memintaku memakai jilbab dan aku menuruti mungkin sudah saatnya aku memakainya.
15 menit kemudian ian sudah selesai mandi dan berjalan mendekati kasur hanya dengan mengenakan celana pendek tanpa memakai baju.
Aku hanya diam saja melihat ian dan mencoba mengatur nafasku agar tidak terlihat gugup.

Aku masih berusaha melepaskan gaunku tetapi sangat sulit, aku ingin meminta bantuan tapi binggung harus bagaimana.

"En-ian aku boleh minta tolong?" Tanyaku

"Boleh nura, apa yang aku bisa bantu." Balas ian

"Ini gaunku sangat sulit untuk di lepaskan bisa kah kamu bantu melepaskannya?." Tanyaku yang langsung melihat lagi ke gaun

"Oh itu, boleh.." balasnya sembari melepaskan kaitan gaunku.

Setelah selesai aku langsung berlari ke kamar mandi, aku sangat malu ya walaupun dia suamiku.



Sekitar 30 menit aku mandi, ya aku kalo mandi bisa berjam-jam entahlah aku pun binggung .
Aku sudah memakai piyamaku dan melihat ian telah tertidur .
Aku mendekatinya dan menarik selimut.











#

04:25 Ian sudah bangun untuk sholat, nura di bangunkan tapi tetap tidak bangun. Hingga ian melaksanakan sholat subuh sendiri.
Setelah selesai ian kembali tidur, ian menatap nura yang sedari tadi tertidur menatap dan tersenyum entah apa maksudnya.

07:00 nura bangun terlebih dahulu, ia langsung mandi, setelah selesai mandi nura membangunkan ian .

"Ian bangun sarapan dulu sama ayah ibu, papa dan mama." Ucapku dan ian masih tetap terlelap

"Ian bangun ihh." Ucapku lagi

"Iaan bangun kalo ga bangun aku tinggal duluan sarapan." Ucapku akhirnya ian bangun

"Maaf aku sangat lelah, tunggu ya aku mandi dlu." Balas ian yang langsung menuju ke kamar mandi







Pov Aulian

"Pagi ayah, ibu, mama, papa." Sapa nura

"Pagi nak." Balas ibu, mama sedangkan ayah dan papa hanya tersenyum

"Ian hari ini kamu dan nurah jadi pindah ke rumahmu kan?." Ucap papa dan agak terkejut aku memang belum membicarakan ini dengannya semalem ingin ku bahas tapi dia mandi sangat lama sampai aku tertidur

"Iya pa, nanti siang rencananya." Balasku

"Rumahnya di mana ian?." Tanya ayah

"Deket sama kantor ian yah." Balasku, amu melirik nura hanya diam dan sarapan

Setelah selesai sarapan aku dan nura kembali ke kamar

"Ian emang kita bakal pindah? Aku kira kita bakal tinggal dirumah mama." Tanya nura

"Engga ra, aku emang sudah membeli rumah untukmu." Balasku, melihat nura diam lagi

"Kenapa harus repot-repot, padahal aku ingin tinggal bersama mama/ibu." Balasnya

"Aku ingin kita memulai denganmu, aku ingin membiasakan hidup denganmu nura." Balasku, aku melihat pipi nura berwarna merah dan aku langsung tersenyum

"Terserah kamu saja." Balasnya dan langsung memainkan hpnya
















































Jangan lupa di vote ya
Maaf masih banyak kekurangan

Calon suami pilihan ayahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang