#Incest
...
Cklek.
Suara pintu yang dibuka mengalihkan atensi seseorang yang masih memandangi langit gelap dari jendelanya. Seseorang dengan perawakan tinggi berjalan dan duduk ditepi kasurnya. Mengusap surai hitamnya lembut.
"Belum tidur?"
"Kau juga belum tidur, ada apa?"
"Hanya ingin memastikan apakah adik manisku sudah tidur atau belum."
Lantas Wonwoo menggeleng, membawa tubuh rampingnya semakin bergelung dalam selimut. Membuat Mingyu yang tengah memandanginya hanyut dan ingin mendaratkan tubuh tegapnya memeluk Wonwoo.
Hari-hari berlalu dengan begitu cepat, secepat hubungan mereka yang bermula dari status keluarga hingga merambat ke hubungan asmara. Ya, mereka adalah adik kakak. Sebagaimana seorang saudara yang terikat karena pernikahan kedua orang tua.
Mingyu sebagai seorang dominan juga berperan sebagai kakak, mengizinkan hatinya mencintai sosok adik yang telah lama berkeliaran di ruang fantasinya. Hubungan yang tentu saja dianggap salah, namun tidak ada satupun dari mereka yang keberatan, justru memilih menjalin hubungan terlarang.
"Gyu, aku cemas. Tapi di satu sisi aku tidak mau berhenti."
"Apa yang kau cemaskan, Wonwoo-ya? Hubungan kita?"
Pemilik manik rubah mengangguk, menenggalamkan kepala hitamnya di dada Mingyu yang berdegub lembut. Namun saat aroma manis menyentil indera penghirup Mingyu, degub itu menjadi aneh. Selalu ada tabuhan drum setiap Kim sulung itu mendekap Wonwoo.
"Demi Tuhan, aku sangat tidak ingin berpisah denganmu, Kim Mingyu. Meskipun hubungan ini salah, tapi melepaskanmu adalah hal paling berat untukku. Kau tau seberapa besar aku mencintaimu?"
"Sebesar gunung? Seluas samudera?"
Wonwoo menangkup pipi Mingyu. "Sebesar aku mencintai hidupku sendiri, Gyu. Bahkan lebih dari itu."
Kim sulung tersenyum, makin mendekap erat tubuh sang adik. Tangannya terangkat mengelus lembut tangan Wonwoo yang masih menangkup wajahnya. Mencium telapak tangan lembut itu dengan sayang.
"Kau tau seberapa kau berharga bagiku?"
Wonwoo mendongak menatap manik Mingyu yang segelap malam. Menduga-duga sekiranya sebesar apa jawaban yang akan dia dapatkan. Namun akhirnya sebuah gelengan kecil yang ia lakukan, karena demi apapun manik Mingyu seolah menghipnotisnya untuk jatuh semakin dalam.
"Kau hidupku, kau porosku, you are my gravity wonwoo-ya. Setiap aku melangkah aku akan selalu kembali padamu. Kau yang menarikku, maka tolong jangan lepas aku."
Wonwoo tersenyum manis. Demi apapun, Mingyu bersumpah senyuman Wonwoo juga sinar bulan yang menerpa wajahnya adalah hal paling indah baginya. Kesalahan terindahnya yang mungkin akan menjadi kesalahan selamanya.
"Meskipun kita akhirnya tidak bisa bersama?"
Mingyu memejamkan matanya, terdengar helaan napas yang begitu berat. Sebelum mata itu terbuka menampilkan gurat keseriusan, begitu mengintimidasi. Tuhan, betapa dia mencintai kakaknya sendiri.
"Meskipun bumi menolak, aku akan tetap mencintaimu Kim Wonwoo. Be with me?"
Mata sang adik juga memancarkan binar yang seolah hatinya sedang bergejolak. Tanpa ragu dia memeluk leher kakaknya, membawanya lebih dekat. Menyatukan kening mereka, menyelami manik masing-masing.
"Aku akan selalu bersamamu hyung. Mungkin seperti ini rasanya surga didalam neraka."
Keduanya tertawa sebelum kedua bibir mereka bertautan. Mingyu mengecap lembutnya bibir sang adik. Dan bagaimana ia bisa merasakan bahwa mereka sama-sama saling menginginkan.
Mengabaikan fakta bahwa dalam diri mereka mengalir darah yang sama. Berulang kali Kim Sulung menyebut kata maaf kepada mendiang ayahnya yang mungkin melihat mereka dari surga. Juga meminta maaf pada ibunya yang mungkin akan kecewa dihari nanti.
Begitu juga Kim bungsu, hatinya menangis. Kenapa mencintai seseorang harus seberat ini, sesulit ini. Mungkin orang lain bisa bahagia dengan mudah dengan orang yang mereka cintai. Tetapi semua akan sulit jika orang yang kau cintai adalah kakakmu sendiri. Semuanya bertambah runyam karna fakta bahwa mereka sesama laki-laki. Berapa orang yang akan mereka buat kecewa nanti.
Tanpa sadar keduanya menitikan air mata. Ciuman yang melibatkan emosi keduanya yang seolah ditampar oleh takdir. Tetapi mereka sudah bersumpah untuk melawan dunia. Termasuk seorang wanita paruh baya yang termangu dengan pandangan kosong didepan kamar anak bungsunya.
"Ya Tuhan, apa kesalahan yang telah aku buat. Sungguh aku ibu yang buruk."
Lalu air mata mengalir melewati pipinya yang dihiasi kerutan dimakan usia.
Sorry for typos...
Chap depan akan saya pilih acak dari yang sudah menyumbang ide kemarin. Maaf tidak semua ide aku ambil, tapi ide kalian semua luar biasa uWu 🍑
Aku akan buka slot req/ide setiap per-4 chapter nanti.
Aku punya sesuatu, asek. Ditunggu ya.
*Tampol aja gapapa bikin nunggu terus.See you 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
NOUVELLE || MEANIE ( PAUSE )
FanfictionBuku berisi cerita singkat, layaknya warna putih sebagai dasar dari warna lain. Tapi tanpa adanya hitam, putih pun tidak bisa disebut putih. Semuanya saling melengkapi satu sama lain. Find your favorites scene here! It's Mingyu x Wonwoo. A lil'bit m...