7

89 25 0
                                    

Hold me not
Give me back my mind
My thoughts that you've taken
Starve me to care
Could the night help me shut you out?
You gave me a lesson
Not to go and dive
But I already dive

; Sweet Scar - Weird Genius ;

Aku sibuk mengangkat piring-piring kotor yang masih berantakan di atas meja, keringat sudah membasahi pelipisku. Sekarang sudah hampir tengah malam tetapi pengunjung restoran ini terlihat semakin ramai, sepertinya aku akan berkerja lembur malam ini.

"Av, bisa kau antarkan ini?"

Salah satu teman kerjaku memanggilku dan memberikannya nampan berisi minuman yang entah apa aku tidak pernah mencobanya. Sepertinya minuman keras.

"Untuk meja nomor berapa?"

"Private room."

Aku terdiam selama beberapa detik.

"Ava?"

"Bukankah yang mengantar keruangan itu merupakan pelayan khusus? Maksudku..." Aku menggantungkan ucapanku sesaat, entahlah aku bingung mengucapkan kalimatnya agar terdengar lebih baik.

"Ya aku tahu tapi para 'wanita' itu sedang... begitu, kau tahu sendirkan?"

Aku bergidik mendengarnya. Aku segera mengantarkan minuman itu ke dalam private room.

Di depan pintu aku masih berdiri di depan pintu, masih bingung harus kuketuk lebih dulu apa aku harus langsung masuk saja?

Baru saja inginku ketuk pintu ini tiba-tiba seorang pria sudah keluar dari dalam ruangan itu membuatku terkejut dan hampir saja menumpahkan minuman jika saja pria itu tidak menahan nampan yang aku bawa.

"Kau baik-baik saja?" Tanyanya yang hampir berteriak karena musik di sini terlalu keras. Ia masih menahan nampanku.

Aku mengangguk pelan. "Terimakasih."

Aku langsung menarik nampanku pelan dan segera ingin masuk ke dalam ruangan tetapi ia menahanku.

"Kau yang tadi di supermarket, bukan?"

Sial. Mingyu mengingatku.

"Sepertinya kau salah orang." Aku kembali menarik nampanku, tetapi ia masih tetap menahannya.

"Tidak. Aku tidak mungkin salah." Katanya dengan yakin. "Kau bekerja disini?"

Aku menatapnya tidak suka. "Bukan urusanmu."

"Memang bukan urusanku sih," Ujarnya sembari menggaruk bagian belakang kepalanya. "Masalahnya aku tidak yakin kau ingin masuk ke dalam, buktinya saja aku berada diluar. Berarti aku tidak ingin berada di dalam bukan?"

Aku tidak peduli. Kakiku tetap melangkah masuk ke dalam private room.

Dan detik selanjutnya mataku terbebelalak melihat apa yang ada di hadapanku. Perutku seperti sedang di kocok dan membuatku mual setelah melihat adegan yang tidak seharusnya kulihat.

Beberapa orang di dalam sana sedang bercumbu tanpa malu satu-sama lain. Aku segera memutar badanku dan melangkah keluar dari dalam private room itu. Sial, ini bukan tugasku tetapi mengapa aku mendapat nasib seperti ini.

"Benarkan?"

Mingyu masih berdiri di depan pintu, tetapi sekarang ia sedang menyanderkan badannya di dinding.

"Kau sudah kuberi tahu tetapi kau tetap melangkah masuk."

Aku menunduk, mukaku terasa panas karena malu, padahal bukan aku yang berbuat tetapi mengapa seperti aku yang terasa tertangkap basah telah melakukan hal seperti itu.

STAY WITH METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang