8

100 28 0
                                    

Guess what another game over
I got burned but you're the real loser (hey!)
I don't know (hey!) why I wasted my time with you
You're bad news, a history repeater
You can't trust a serial cheater
We could've worked it out but you suck at love
You played me like an amateur
Then stabbed me like a murderer

; You Suck at Love - Simple Plan ;

Seharusnya sekarang aku sudah berada di apartemenku dan menikmati mimpi indah di dalam kamar berpelukan dengan guling, bukan duduk terdiam di hadapan seorang pria yang mengatai diriku seorang pelacur.

Dan sampai sekarang pun aku tidak mengerti apa yang ada di dalam pikirannya hingga membuat aku terdiam duduk selama lima belas menit sedangkan ia sedang sibuk menyantap makanannya dengan lahap tanpa mempedulikanku sama sekali. Jika saja ia tidak mengancamku, mungkin aku akan melarikan diri sebisaku tetapi dengan sialnya ia mengancamku dan menyuruhku untuk diam dan menunggunya hingga selesai makan.

"Sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan? Cepat waktuku tidak banyak." Kataku dengan kesal.

Wonwoo melirik sekilas ke arah jam dinding yang berada tepat di atas kepalaku. "Memangnya ada hal lain yang ingin kau kerjakan di tengah malam seperti ini?" Tanyanya.

Aku menghembuskan napasku dengan kesal. "Jika memang ada itu bukan urusanmu."

Jemari tangan Wonwoo mengetuk meja dan terlihat dari kerutan dahinya ia sedang berpikir.

"Ah, aku tahu apa yang kau kejakan di tengah malam seperti ini..." Wonwoo menggantungkan kalimatnya membuatku menunggunya dengan penasaran. "Olahraga malam? Siapa yang memesan dirimu malam ini? Aku bisa membayarmu dengan harga jauh lebih mahal jika kau tetap di sini."

"Kau! Jika kau terus mengatai diriku sebagai wanita murahan aku tidak akan..."

Dengan cepat Wonwoo segera menutup mulutku dengan tangannya. "Kalau kau memang bukan wanita murahan sebaiknya kau diam di sini dan jangan melakukan hal apapun atau berbicara apapun yang membuatku kembali berpikir bahwa kau memang pelacur."

Setelah berkata seperti itu ia segera melepaskan tangannya dari mulutku dan kembali sibuk dengan makanannya. Pria sialan, aku menghormati orang-orang yang menghormati orang lain juga tetapi jika seseorang bertindak sesuka hati seperti ini tidak patut untuk di hormati. Berani sekali ia memerintahku untuk diam.

"Ceritakan tentang dirimu dan Soonyoung." Katanya secara tiba-tiba.

"Tidak."

"Aku butuh informasi."

"Informasi untuk apa?"

"Bukan urusanmu."

"Baiklah, jika seperti itu, berarti ceritaku dan Soonyoung juga bukan urusanmu."

Aku tersenyum miring menatap kearahnya, setidaknya kali ini aku bisa membantah perkataannya.

"Apa kau sedang menantangku sekarang?" Kini ia menatapku dengan datar, sial. Apa aku salah karena telah bermain-main dengan pria seperti ini. Sejujurnya aku tidak takut pada siapapun terkecuali Tuhan dan kedua orang tuaku, tetapi jika di beri tatapan seperti itu oleh Wonwoo akan membuatku menahan napas.

"Aku... tidak." Jawabku dengan susah payah.

"Jika kau ingin bermain-main denganku sebaiknya kita mencari kamar bukan di tempat seperti ini." Ujar Wonwoo telak. Mata dinginnya menatap kearahku dengan tajam.

"Tidak." Aku berusaha untuk bersikap tenang, tetapi nyatanya tidak karena sekarang jantungku berdegup sangat cepat.

Wonwoo mendorong piring makanannya yang telah kosong pertanda ia telah selesai makan.

STAY WITH METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang