Part 1

95 3 2
                                    

"Maukah kau menjadi kekasihku." Ujar David mengungkapkan rasa di hatinya.
Uyaina yang mendengar akan hal itu hanya tersenyum.

"Uyaina, kenapa tersenyum?" tanya David penasaran.

Uyaina menghela nafas pelan lantas berkata, "David, di dalam ajaran agamaku, hal itu tidak lah benar."

David yang mendengar penuturan lembut Uyaina itu hanya mampu menghembuskan nafasnya dengan berat. Hanya goresan kekecewaan yang terbentuk di wajahnya.
"Maaf, aku tidak bisa. Bagaimana pun juga, kau sudah kuanggap sebagai saudaraku sendiri. Kau pun tahu..aku tidak percaya dengan yang namanya cinta." Lanjut Uyaina lembut berusaha agar tidak melukai hati David.

"Uyaina, kau memang wanita yang berbeda."

"Apa maksudmu?"

"Apa kau tahu, di luar sana banyak wanita yang lebih mementingkan egonya dibandingkan dengan mematuhi ajaran yang ada di dalam agamanya. Tapi, kau. Kau mengorbankan hatimu untuk tetap istiqomah dengan jalan yang telah diajarkan." jelas David seraya tersenyum.

"Bukan seperti itu, Vid. Mereka hanya belum tahu saja. Mungkin belum ada niatan di hati mereka. Aku hanya menjalankan apa yang telah menjadi kewajibanku." Balas Uyaina yang berhasil membuat David semakin jatuh cinta.

"Uyaina, berilah aku kesempatan untuk selalu ada disampingmu. Hanya itu saja!" Pinta David tak mau menyerah.

"Maafkan diriku, Vid. Aku tidak bisa, aku tidak mau memberi harapan yang belum tentu pasti. Seharusnya dirimu paham akan itu, jangan memaksaku."

"Iya, aku tahu. Tidak apa kau menolakku. Tapi, aku tidak akan menyerah sampai di sini, Uyaina. Kau boleh marah padaku, tapi tolong jangan membenciku." Tutur David diakhir pembicaraannya, lantas meninggalkan Uyaina seorang diri di taman.

Maafkan diriku, aku takut Allah akan marah padaku. Batin Uyaina seraya beristighfar.

.
.
.
Ini karena cinta di hati. Aku tak ingin menyakiti siapapun. Biarkan semua berjalan apa adanya. Aku hanya tidak ingin terluka karena cinta.
Aku tahu apa yang telah diajarkan dalam agamaku, aku tidak ingin berpaling dariNya. Aku tidak mau membuatNya cemburu. Lanjut Uyaina dalam hati.

"Aku tidak boleh egois." Lirihnya.

.
.
.
.
.
.

Baca bagian selanjutnya
👉
Penulis pemula, masih dalam tahap belajar, jangan lupa votmment ya!!

Dua HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang