_ Aku tidak pernah meminta waktu kembali, mengulang segala cerita lara_
Sahira tersenyum bangga, perjuangan panjang yang terbayar. Bergadang, bolak - balik Gramedia mencari buku referensi. Revisian yang berulang - ulang dari sang dosen pembimbing. Lulus ujian, akhirnya akan wisuda juga. Siapa tidak berbangga hati, sebagai lulusan terbaik adalah impian sejak menjadi mahasiswi baru. Langkahnya begitu semangat keluar dari ruangan, sahabatnya sudah menanti dengan beberapa buket bunga dan cokelat. Ikut berbangga atas pencapaian Sahira selama menempuh pendidikan dibangku kuliah.
Usia Sahira baru saja menginjak 21 tahun, bulan kemarin. Anggap saja cumlaude - nya adalah kado terindah, sebagai awal perjalanan masa depan yang lebih baik. Sahira tersenyum sumringah, membalas pelukan sahabatnya penuh kehangatan.
" Terimakasih banyak sahabat gue yang paling cantik, kalian juga harus semangat dong kejar ujian, biar kita wisuda bareng." Katanya, menerima pemberian dari kedua sahabatnya di sebelah.
" Kita sih nggak sepintar lo, Sa. Jangan berharap lebih, kelar bimbingan aja udah bersyukur." Sahut Belia, melirik kearah Kinan." Apalagi yang jadi pembimbing si dosen paling susah ditemui, ampun deh. Kinan juga kabur mulu, gue ribet sendiri."
" Apa dih, lirik - lirik. Gue bimbingan kok, lo yang terlalu banyak suuzon." Balas Kinan, mendapati sindiran pedas dari Belia.
Tawa Sahira terdengar renyah, geleng - geleng kepala melihat tingkah sahabatnya yang sering beradu pendapat." Yang penting kalian harus lulus, nggak wisuda bareng juga bukan masalah besar kok." Ia menengahi, meraba - raba isi dalam tas. Benda pipih berwarna hitam sudah ada ditangan, mencari nama dosen pembimbingnya guna mengucapkan rasa terima kasih atas bantuan dan kerja keras selama proses menuju sidang skripsi. Namanya Agam Permana, lelaki yang menjadi dosen pembimbing sekaligus lelaki yang juga Sahira cintai sejak masih menjadi mahasiswi semester awal.
Sahira Asma: Assalamualaikum pak Agam Permana, saya lulus ujian dan Alhamdulilah Cumlaude. Terima kasih banyak, untuk bimbingannya selama beberapa bulan belakangan. Semoga kebaikan - kebaikan bapak diberi balasan yang lebih baik. Dan semoga juga diberi kesehatan maksimal, kelancaran rezeki oleh Allah swt.Aamiin
Tak lama kemudian, pesannya sudah dibaca dan tampilan diatas layar pun tampak berubah mengetik, mendadak Sahira berdebar sendiri menunggu balasan dari dosennya. Walau sebenarnya ia begitu mengenal sosok Agam, namun sudah menjadi cerita lama. Sebelum Agam memutuskan untuk memulai kehidupannya di Ibu Kota. Kepribadian Agam sekarang sudah sangat jauh berbeda, Sahira bahkan hampir tidak mengenal lelaki itu. Sebab Agam adalah tipe lelaki yang ramah, bertanggung jawab dan sangat gampang membaur. Berbanding jauh dengan saat ini, bahkan ia dikenal sebutan dosen berhati dingin. Bicara seperlunya, selagi bukan urusan miliknya, ia tidak akan ikut campur.
Agam Permana : Waalaikumsalam, selamat ya. Terimakasih untuk doanya, kembali baik padamu.
Balasan masuk cukup singkat, Sahira mendesah kecewa, tidak ada antusias yang diharapkan. Entah keberuntungan yang berpihak atau hanya kebetulan saja, menjadi salah satu mahasiswi bimbingan Agam merupakan anugerah dan kebahagiaan yang tak bisa diungkapkan dengan kata - kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS DOSEN#1 ( DIBUKUKAN)
RomanceBenar, pernikahan adalah bentuk ibadah paling indah. Duduk berdua, berbual memadu canda, menjadi nilai pahala. Hidup dalam mahligai rumah tangga, isinya lelaki yang dicintai. Namun tidak membuat segala impian untuk berbahagia. Segala padu dalam ego...