_ Surgaku, ada padamu _
Hanya percikan air dari kamar mandi yang terdengar, mungkin krannya tidak tertutup rapat. Marsih menyeret Sahira masuk ke kamar, sampai remaja itu kebingungan.
" Kenapa Bude?" Tanya Sahira khawatir, sudah di dalam kamar pengantin.
" Menikah dengan Mas – mu ya." Pinta Marsih memelas." Kamu dan Agam sudah dekat sebelum pernikahan. Ndak apa – apa Sa, orang juga belum banyak yang tahu siapa calon istri Agam." Kata – kata itu yang bisa tersaring jelas.
Sahira menggeleng, menolak akan permintaan dari Ibunda Agam." Mbak Wilona akan datang kok Bude, jangan buru – buru mencari pengantin pengganti. Malah bingung nanti tamu undangannya."
Marsih membalikkan tubuh, sesegukan." Bude bisa pastikan pernikahan Agam dan Wilona ndak ada Sahira, dia menolak menikahi Agam dan sudah kembali ke kota."
" Tapi keluarga Mbak Wilona masih ada di sini, Bude. Masih bisa dibincangkan, jangan sampai Bude salah ambil keputusan. Pernikahan ini mulia, kasihan Mas Agam kalau sampai kebingungan dengan pernikahannya sendiri."
Marsih hanya mampu tersenyum sedih, matanya dipenuhi air mata." Tolong Bude Sahira, kamu mencintai Agam kan? Bude bisa baca dari manik mata kamu selama di sisi dia, Bude memberi restu untukmu menjadi istri Agam."
Dada Sahira berdebar, rasanya sudah campur aduk." Sekalipun Sahira mencintai Mas Agam, hanya Sahira sendiri Bude dan Mas – nya enggak, jangan menyiksa perasaan Mas, Sahira nggak mau itu." Ia masih berusaha menolak, selain Agam sudah mengetahui perihal perasaannya. Agam tidak akan bisa menerima dirinya, ada perempuan lain yang sangat dicintai." Pernikahan bukan hal main – main, mungkin Sahira bisa menerima Mas Agam sebagai seorang suami namun belum tentu mas Agam bisa menerima Sahira sebagai seorang istri." Lanjutnya pada Ibunda Agam.
Tirai kamar pengantin dibuka, wajah Raini yang Sahira temui, Ibunya. Sepertinya para tamu mulai kelabakan, sebab Wilona sudah tidak ada di lokasi pernikahan dan memilih pergi.
" Jadi bagaimana ini, pernikahan si Agam mau dilanjutkan atau dibatalkan saja?" Raini mengusap bahu Marsih, memberi penguatan." Tamu undangan sudah pada datang, kalau sampai dibatalkan begitu saja nama Permana yang akan jelek. Mau dipaksakan gimana lagi, si Wilona sudah balik ke kota."
Sahira menelan air ludah secara kasar, ucapan Marsih bukan hanya sekedar bualan. Sepertinya cinta Wilona begitu besar pada kakak lelakinya, sampai tidak peduli akibat yang ditimbulkan dari keputusan gilanya saat ini.
" Hiya."
Tiba – tiba namanya dipanggil oleh sang Ibu, ia segera mengangkat kepala lalu menatap Raini tepat dihadapan.
" Ya, bu?" Lirihnya, gemetaran.
" Menikahlah, jadi istri Agam." Permintaan Ibunya sama persis dengan Marsih, tidak ada yang berbeda sedikit pun. " Ibu percaya pada kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS DOSEN#1 ( DIBUKUKAN)
RomanceBenar, pernikahan adalah bentuk ibadah paling indah. Duduk berdua, berbual memadu canda, menjadi nilai pahala. Hidup dalam mahligai rumah tangga, isinya lelaki yang dicintai. Namun tidak membuat segala impian untuk berbahagia. Segala padu dalam ego...