♡ STORY 1 ♡

220 28 5
                                    

HyeHi berjalan menuju kantin sendirian. Sebelumnya dia juga sendiri karena tak memiliki teman sekelas yang begitu dekat. Ia memesan makanan kemudian duduk seorang diri.

Tak lama kemudian tanpa ia sadari Hangyul sudah berada didepannya. Tentu saja ini membuat HyeHi terkejut. Reflek dia segera tersenyum.

"Kenapa kau hanya diam dan terus tersenyum?" tanya Hangyul dengan muka datar.

"Karena hari ini kau aneh. Sangat aneh" jawab HyeHi dengan senyum yang tak bisa berhenti. Hatinya terlalu senang.

"Aneh?" tanya Hangyul bingung.

"Kau datang di kantin sebelumku. Kau tahu? Aku sangat senang" Seru HyeHi sambil menutup mulutnya dan memegang hatinya.

Kemudian Hangyul membaca buku yang ia bawa sambil menunggu pesanan datang. Ia tidak peduli dan mengabaikan kegirangan HyeHi itu.

Disisi lain, HyeHi mencoba mencari topik hangat yang bisa mencairkan suasana.

"Kau sudah pesan makanan?" tanya HyeHi pada Hangyul yang tengah membaca buku.

"Em.." Jawab Hangyul dengan anggukan kecil.

HyeHi menyadari sikap Hangyul yang seperti biasanya. Entah kenapa hatinya sedikit kecewa namun ia juga senang meskipun hanya terhitung beberapa menit atau bahkan hanya detik.

Pesanan makanan mereka pun datang dan mereka segera menikmatinya.

♡♡♡

Sebenarnya hari ini adalah hari dimana HyeHi menyatakan perasaanya pada Hangyul. Mereka sudah menjalin hubungan yang bertahan sampai saat ini. Namun sepertinya Hangyul tidak ingat dan tidak peduli. Mungkin Hangyul melupakannya atau bahkan tidak pernah mengingatnya sama sekali.

"Apa kau ingat ini hari apa?" tanya HyeHi.

"Hari Jum'at." Jawab Hangyul polos.

"Ah.. benar.." balas HyeHi dengan nada sedikit kecewa.

Sepertinya Hangyul benar-benar melupakan hari yang paling penting bagi HyeHi itu.

Saat mereka menikmati makanan, HyeHi tiba-tiba menangis namun segera menghapusnya. Hangyul melihat sekilas kemudian melanjutkan makan. HyeHi merasa Hangyul tidak pernah menganggap hubungan mereka dengan serius.

"Maaf tiba-tiba perutku sakit. Aku pergi dulu oppa. Sampai nanti" Bohong HyeHi

"Em..." jawab Hangyul masih menikmati makananya.

HyeHi segera membayar dan berlari entah kemana. Langkahnya tertuju ke perpustakaan. Kemudian ia segera mengambil sembarang buku lalu pura-pura membacanya dan menangis. Entah apa yang membuatnya menangis. Hatinya tiba-tiba terasa sakit ketika seseorang yang ia sayang dan cintai tidak mengingat hari yang menurutnya sangat penting itu.

HyeHi tak menuntut Hangyul untuk mengingat atau memperlakukannya secara spesial, tapi setidaknya HyeHi ingin Hangyul bersikap layaknya seorang pacar.

"HyeHi ?"

Mendengar seseorang memanggil namanya, Hyehi terkejut. Kemudian ia buru-buru menghapus air matanya lalu melihat orang yang baru saja memanggilnya itu. Heyhi kaget melihat Eunsang sudah duduk di depannya, depan samping maksudnya.

Eunsang? Ya mereka teman sekelas.

"Kau menangis?" Tanya Eunsang.

"Tidak. Aku hanya terbawa membaca buku ini jadi aku tidak sadar jika aku menangis." Jawab HyeHi mencoba berbohong.

"Tapi ini buku pintar matematika. Memangnya yang kau tangiskan? Atau rumusnya yang membuatmu menangis karena terlalu sulit dipahami?" Oceh Eunsang keheranan.

Kabut • Lee Hangyul ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang