♡ STORY 3 ♡

146 25 0
                                    

HyeHi mengirim banyak pesan kepada Hangyul. Ia melakukan hal itu karena sejak ia mengirim pesan dari sepulang sekolah, Hangyul tidak pernah membalasnya. Bahkan sekalipun pesannya tidak pernah terbaca atau dibaca.

Oppa? Apa yang sedang kau lakukan?

Oppa? Apa kau sudah sampai dirumah?

Kenapa tak membalas pesanku?

Apa kau marah padaku?

Jangan membuatku khawatir

Kau baik-baik saja? Tolong balas pesanku! 😞

HyeHi membanting ponselnya ketempat tidurnya. Dia khawatir dengan keadaan Hangyul sampai tidak membalas pesannya.

Drrrt... Drrrtt...

Aku membaca beberapa buku. Aku mau tidur.

Meski balasan itu terlihat ketus, HyeHi lega dengan jawaban singkat yang diberikan oleh Hangyul. Kemudian dia membalas pesan itu.

Selamat malam, Oppa

Tak ada balasan dari Hangyul. Namun HyeHi sudah cukup senang dengan satu balasan yang dingin itu. Setidaknya tidak terjadi apa-apa pada Hangyul yang sedari tadi tiada kabar.

♡♡♡

LEE HANGYUL
Dalam keadaan gelisah ia berjalan berulang kali didalam kamarnya. Tidak biasanya dia melakukan hal seperti itu. Bahkan ia mengabaikan ponselnya yang terus menerus berdering. Entah kenapa mengingat Hyehi bersama lelaki lain membuat dadanya sesak bahkan sulit untuk bernafas. Dia merasa aneh dengan dirinya sendiri. Rasanya dia ingin mencegah dan meminta HyeHi untuk tidak bersama lelaki lain. Tapi ia hanya bisa memberontak dalam diam.

“Ada apa denganku?” tanyanya sambil terus berjalan memutari kamarnya berulang kali.

♡♡♡

Senang mendapatkan balasan dari Hangyul meskipun dengan nada dingin, akhirnya HyeHi merebahkan tubuhnya ditempat tidur kesayangannya.

Namun baru saja mencoba memejamkan mata, ponselnya berdering. Ia mendengus kesal kemudian dengan malas mengambil ponsel yang letaknya tak jauh dari ia berbaring.

Nomor tidak dikenal?

HyeHi segera menjawab telepon dari nomor tak dikenal itu.

“Halo, dengan siapa?” tanya HyeHi dalam telepon.

“Hahaha. Jawabanmu lugu sekali” jawab suara diujung sana dengan tertawa.

HyeHi merasa mengenal suara itu. Seperti tidak asing ditelinganya, tapi siapa? Karena malam hari ia tidak bisa berfikir cepat.

“Hey! Apa kau tertidur?” tanya orang tak dikenal itu.

“Aku seperti mengenal suaramu, tapi aku lupa.”

“Aku lelaki tampan dan manis bernama Lee Eunsang. Yang memiliki senyuman manis seperti malaikat dan murah hati. Kau mengingatnya?"

HyeHi mencibir mendengar Eunsang yang tiba-tiba nyerocos itu.

“Darimana kau mendapat nomorku ini? Apa kau seorang penguntit?” tanya HeyHi dengan nada kantuk.

“Hey! Kau ini terlalu percaya diri ya. Mana mungkin aku menjadi penguntitmu. Aku hanya menemukan nomormu di data kelas. Kau lupa ya kalau kita teman sekelas huh!”

“Untuk apa menelponku malam hari? Apa kau tidak tahu aku mengantuk !” pekik HyeHi dengan mata yang sudah hampir terpejam.

Eunsang terdiam sebentar. Hingga cukup lama ia terdiam. Kemudian ia berbicara..

Kabut • Lee Hangyul ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang