♡ STORY 2 ♡

165 25 0
                                    

HyeHi seorang diri di dalam rumahnya. Ibu dan ayah tirinya pergi keluar entah kemana. Bertahun-tahun menjadi anak broken home ia sudah mulai terbiasa dengan kebiasaan seorang diri. Karena lapar dan tak ada makanan apapun, ia memilih untuk keluar mencari makanan.

Ia memakai celana kotak-kotak panjang dipadu dengan jaket yang tidak terlalu tebal. Kemudian HyeHi keluar dari gerbang rumahnya dan berjalan mencari supermarket terdekat. Berjalan dimalam hari bukan pertama kalinya bagi HyeHi. Hal ini ia lakukan jika ditinggal kedua orang tuanya dan tak ada makanan.
Sesampai didepan supermarket, ia segera masuk kedalam. Karena dia tidak bisa memasak ia lebih memilih membeli ramen dan beberapa camilan serta dua botol minuman dingin. Setelah cukup dia bermaksud akan membayar ke kasir, tetapi...

"HyeHi?" panggil seseorang yang membuat HyeHi membalikkan badannya itu.

"Eunsang?"

Eunsang berjalan menghampiri HyeHi dengan mendorong troli belanjannya yang terlihat banyak itu. Sepertinya dia sedang memborong.

"Belanjaanmu banyak sekali." Komentar HyeHi ketika melihat troli yang hampir penuh itu.

"Aku membeli keperluan dapur dan beberapa titipan dari kakakku." Jelas Eunsang tersenyum.

HyeHi baru tahu kalau Eunsang memiliki seorang kakak.

"Kau sendiri sedang apa?" tanya Eunsang melihat belanjaan yang dibawa HyeHi.

"Karena aku tidak bisa memasak dan dirumah tidak ada makanan, jadi aku membeli ramen." Jelas HyeHi sambil memperlihatkan belanjaanya.

"Kau juga tinggal disekitar sini?" tanya Eunsang.

"Heem..." jawab HyeHi singkat.

Eunsang tampak memandang HyeHi sekilas kemudian memalingkannya. HyeHi masih berdiri di hadapan Eunsang dengan membawa makanan yang ia beli.

"Jika tidak keberatan, ayo kita makan ramen bersama." Ajak Eunsang memecahkan keheningan.

"Dimana?" tanya HyeHi.

"Kurasa di depan ada tempat untuk duduk. Disana saja."  Eunsang melihat luar ruangan dari supermarket tersebut.

"Tapi kau berjanji tidak usil ya?" HyeHi memastikan.

"Perutku sedang lapar, aku tidak punya tenaga untuk mengusilimu." Sahut Eunsang sambil memegangi perutnya yang datar.

"Oke, ayo kita makan disana."

Keduanya segera membayar ke kasir dan berjalan ke depan.

♡♡♡

Hangyul terdiam dikamarnya. Kemudian ia membaca sebuah buku yang ia beli dengan HyeHi tempo hari. Ketika ia membaca ia melihat foto HyeHi yang terletak didekat tempat tidurnya. Kemudian ia bergumam lirih..

"Terimakasih".

Hangyul membuka ponselnya dan melihat foto HyeHi ketika bersama Eunsang. Selanjutnya dia menghapus foto tersebut. Dia percaya jika HyeHi akan setia kepadanya dan hanya dia yang dicintai HyeHi. Dia sangat bersyukur memiliki kekasih seperti HyeHi yang menerima sikapnya. Tidak banyak yang tahan dengan sifat dirinya yang sudah menjadi takdir sejak lahir itu. Namun HyeHi adalah satu-satunya perempuan yang bisa memahaminya. Meski Hangyul sendiri merasa bersalah karena tidak bisa menjadi apa yang HyeHi inginkan.

Malam itu Hangyul berdiri di balik jendela kamarnya dengan memegang ponsel di tangan kanannya dan buku di sebelah kiri. Sebenarnya dia sedang menunggu pesan dari HyeHi yang selalu memberinya kabar setiap malam atau ketika akan pergi tidur. Namun sampai saat ini, ia masih menunggu pesan yang tak kunjung datang. Ingin rasanya mengawali mengirim pesan, namun Hangyul terlalu kaku untuk melakukan hal semacam itu.

Kabut • Lee Hangyul ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang