08

77 2 0
                                    

Aku terpaksa menyeruput kopi tanpa gula. Ku telan pahitnya seolah sudah terbiasa. Tapi tak bisa ku pungkiri, lidahku mengumpat tanpa bicara, bukan rasa ini yang dia mau. Bahkan rasa hambar tak pernah ia harapkan, kununlah rasa pahit tak berkesudahan. Ingin ku melempar gelasnya pada dinding, agar ia tumpah tanpa sisa. Tapi aku takut akan ada pecahan yang malah menimbulkan kepingan luka pada diri yang mendamba bahagia.

Penikmat SepiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang