04|•Keempat•

4.3K 166 0
                                    

Baca dengan seksama ya :)

----------

Author Pov

Malam ini begitu dingin, tepat saat matahari tenggelam hujan menampakkan diri dan membasahi bumi beserta penghuni di dalamnya. Di dalam kamar yang hanya di temani dengan cahaya lampu tumblr yang tidak bisa menembus kegelapan malam, Fara sedang merenungi perkataan beberapa siswi di sekolahnya.

Hatinya sakit mendengar perkataan mereka, tetapi ia bisa apa? Yang ia bisa hanyalah diam mendengar perkataan mereka, walaupun ia tahu diam tak akan bisa merubah keadaan. Fara terdiam, air matanya terjatuh. Ia berbaring sambil merenung, menatap buliran air hujan yang jatuh diluar. Kepalanya ribut sekali, sangat bertentangan dengan suasana damai malam ini. Fara Menutup matanya, membiarkan air matanya mengalir sampai akhirnya ia tertidur.

♡♡♡

Seperti hari-hari sebelumnya Rifqi masih setia mengantar-jemput sang kekasih. Entah kenapa hari ini ia merasa sangat ingin bertemu dengan sang kekasih. Setelah siap dengan penampilannya Rifqi segera keluar kamar dan turun ke bawah untuk berpamitan kepada kedua orang tuanya.

"Yah, Bun, Rifqi berangkat ya" ucapnya lalu menyalim tangan kedua orang tuanya.

"Kamu nggak sarapan dulu nak?" tanya Bunda Rifqi a.k.a Lista Arnorldi.

"Nggak usah Bun, Rifqi lagi buru-buru" jawabnya sambil memasang sepatu.

"Baru juga jam segini, kamu mau kemana sih?" tanya sang Ayah a.k.a Arnoldi Permana.

"Ya mau kesekolah lah Yah, tapi mau jemput pacar dulu. Rifqi berangkat, Assalamualaikum" ucapnya lalu pergi begitu saja. Lista dan Arnold yang melihat kelakuan anaknya hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil menjawab salam Rifqi.

♡♡♡

Dilain tempat, seorang gadis sedang uring-uringan, karena matanya yang terlihat sembab akibat terlalu lama menangis. Bagaimana caranya menutupi matanya ini dari sang kekasih? Jika kekasihnya melihatnya pasti ia akan menanyakan banyak hal dan Fara tidak mau jika Rifqi mengetahui hal ini.

Setelah berpikir keras ia mencoba untuk menghilangkan sembabnya dengan cara mengompresnya dengan es batu, setelah bengkaknya lumayan mereda ia menutupinya dengan menggunakan alat make up. Taraaaa! sembabnya pun berhasil hilang, ia tersenyum melihat kerja kerasnya.

"Faraa turun! Ada nak Rifqi nih" teriak Sarah.

"Iya mah" jawab Fara lalu mengambil tas dan ponselnya. Setelah dirasa lengkap ia pun turun ke meja makan dan sarapan bersama Sarah dan Rifqi.

♡♡♡

Di dalam mobil mereka menghabiskan waktu untuk berbincang dan di selingi dengan beberapa gombalan dari Rifqi untuk Fara dan karena hal itu pipi Fara terus memerah. Sepertinya Rifqi memiliki hobi baru, yaitu menggombali sang kekasih.

"Oh iya. Ara, pulang sekolah kita jalan-jalan ya" ucap Rifqi.

"Jalan-jalan kemana?" tanya Fara.

"Nanti kamu tahu kok" balas Rifqi.

Tidak lama setelah itu, mobil Rifqi berhenti di halte bis dekat sekolah.

"Kamu hati-hati ya" ucap Rifqi sambil memeluk Fara lalu mencium keningnya.

Sebenarnya mereka selalu melakukan hal ini, entahlah mungkin bagi Rifqi ini adalah ritual yang tidak boleh terlewatkan.

♡♡♡

Kring Kring Kring

"Baiklah pelajaran hari ini sampai sini saja, jangan lupa kerjakan tugas yang saya berikan" ujar guru itu lalu keluar dari kelas.

Ruelle (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang