Pengecut

4.5K 1.4K 142
                                    

Junot melangkah lemah keluar dari ruang BK, langkah-langkah kecil yang diambilnya bukan  membuatnya tenang namun malah makin gelisah.

Tangannya mengacak frustasi rambutnya sendiri, nafasnya tersenggal, hingga akhirnya Junot hanya berjongkok di sebelah lab Bahasa yang sedang kosong itu.

"Hhhhhh, gue ngapain sih?" Junot bermonolog menyesali kebohongannya.

Kenapa ia tidak bisa jujur mengatakan bahwa pria di video itu dirinya?

Kenapa ia tidak berani menanggung resiko atas masalah yang dibuatnya sendiri?

Dan kenapa ia tidak bertanggung jawab atas Karinnya?

"Bego! Bego! Bodoh Junot!" Maki Junot sembari memukul-mukul kepalanya sendiri sampai pukulan itu dihentikan seseorang.

Junot mendongkak dan mendapati Karin di sana.

"Bangun lo!" Ujar Karin pelan namun cukup membuat Junot gemetar seketika.

Dingin, sangat dingin.

Junot menghela nafas, mengumpulkan keberanian menatap kekasihnya itu. Sekarang masih kekasih, entah apa yang akan terjadi lima menit setelah ini.

"Kenapa elo nyebarin video itu Not? Kenapa?" Nada Karina mulai meninggi.

Junot melonggarkan dasinya.

"Gue gak pernah nyebarin Karin, justru ini yang mau gue tanyain ke elo. Kenapa elo nyebarin video kita? Elo sendiri yang bilang gak mau orang-orang tahu hubungan kita. Gila lo? Hah?"

PLAK!

Tamparan keras Karin membungkan Junot.

"KARIN!"

"APA? SENENG LO SEMUA ORANG NGECAP GUE CEWEK MURAHAN HAH? DAN LUCUNYA ELO GAK NGAKU COWOK YANG ADA DI VIDEO ITU ELO! TERUS BUAT APA ELO NYEBARIN VIDEO ITU JUNOT?"

Emosi Karin meledak, air mata tidak terhindarkan lagi dari pelupuknya, dadanya sesak, rasanya sulit bernafas menghadapi ini semua.

Junot kehilangan nyalinya melihat tangisan Karin, begitu pilu, ada kecewa, marah, sedih, dalam air matanya. Perlahan Junot meraih kedua pundak Karin hingga gadis itu mendongkak.

"Jangan nangis Rin, gu... gue bener-bener ga nyebarin video kita—"

"Apalagi gue, gue aja gak punya videonya!" Potong Karin, Junot mengernyit bingung.

"Ada, gue kirimin elo,"

"Gue gak pernah nerima video itu!" Karin dengan kasar melepas cengkraman Junot di kedua bahunya.

"Jangan pegang-pegang gue kalau elo gak mau di Drop out dari sekolah kayak gue!"

"ELO DI DROP OUT RIN?"

Karin sudah tidak bisa lagi tersenyum karena ekspresi kaget Junot itu. Tentu saja ia di drop out.

Untuk apa mempertahakan siswa bermasalah dengan video asusila yang tersebar luas? Tidak ada untungnya bagi sekolah bertaraf internasional dengan sejuta prestasi.

"Iya, gue bakal keluar dari sekolah ini. Elo tenang aja image gue sebagai cewek nakal udah ada sejak dulu, jadi gue gak perlu memperbaiki apa-apa. Gue tetap akan jadi Karina si troublemaker. Image Junot siswa teladan akan terus menempel ke elo," Karin menepuk pundak Junot sembari berlalu.

"Jangan buka topeng elo lagi, pakai topeng itu terus Not, elo cocok pakai topeng. Satu lagi—" Junot melirik Karin di sampingnya.

"Gue minta maaf Rin, gue—"

PAPER UMBRELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang