Truth

484 47 7
                                    

Hey, yo! I'm back!
Harusnya sih update pas liburan, tapi sayang lupa akun:v
Okay gatau kedepannya gimana apakah slow update atau ngga, yang penting book ini bakal kutamatin.
Gak afdhol juga klo ditinggal belum ada kata 'End' nya gitu wkwk.
Ok deh, met baca ya.
Warning! Typo bertebaran :v
.
.
.
.
.
.

Terkejut? Tentu saja.

Yoongi yang bersandar pada tembok dengan mata dingin itu benar-benar bukan seperti Yoongi yang selama ini dikenal Jungkook. Meskipun Jungkook sering melihat Yoongi yang marah, namun kali ini rasanya berbeda. Aura Yoongi begitu mengerikan hingga membuat Jungkook mundur beberapa langkah.

"Hyu-hyung ...," Cicit Jungkook. Ia merasa nyalinya ciut sekarang. Dan Yoongi masih mempertahankan seringainya, bahkan auranya semakin menggelap.

"Aku bertanya, Jungkook. Bukankah kau harus menjawabnya?" Tanya Yoongi dengan dingin.

"Ak...aku, maaf hyung. Aku tidak bermaksud ...," Jungkook mencoba menjelaskan. Namun kata-katanya terpotong oleh Yoongi.

"Ck...kenapa harus disaat ini," Yoongi berdecak kesal. Ia mengusap wajahnya dengan kasar.

"Segera kembali ke kamarmu Kook," perintah Yoongi sembari pergi menuju kamarnya. Nadanya bicaranya masih dingin dan tentu saja hal tersebut membuat hati Jungkook merasa sakit.

Yoongi memang pernah marah, tapi kali ini berbeda. Jungkook seakan merasa asing terhadap hyungnya itu. Pikiran Jungkook semakin kacau. Ia masih terdiam di tempatnya hingga Taehyung tiba di sampingnya.

"Kau kenapa masih disini, bodoh? Oh, apa kau menungguku untuk menghajarmu?" Tanya Taehyung dengan senyum meremehkan. Namun, Jungkook tidak menanggapinya. Ia masih bingung akan sikap Yoongi beberapa saat yang lalu.

"Yoongi hyung ...,"lirih Jungkook. Taehyung yang mendengarnya mengernyitkan dahinya.

"Kenapa dengan Suga hyung?"

"Dia mendengar semuanya."

"Apa maksudmu? Bicara dengan jelas bodoh!"

"Yoongi hyung mendengar pembicaraan kita!" Taehyung tersentak kaget.

"Lalu dia berkata padaku. Tapi ia terlihat berbeda, dia terasa sangat dingin."

Oh tidak! Ini bahaya! Taehyung yang mendengar penjelasan Jungkook segera berlari menuju kamar Yoongi. Jungkook yang melihatnya mengikuti Taehyung. Namun langkahnya terhenti saat Taehyung menatapnya tajam.

"Diam dan kembali ke kamarmu. Jika kau tidak ingin mati," ucap Taehyung. Ia pun segera masuk ke kamar Yoongi tanpa mengetuknya.

Jungkook terdiam beberapa menit di tempatnya. Ia penasaran, tapi ancaman Taehyung bukanlah main-main. Ia melihatnya, tatapan Taehyung berbeda dari biasanya. Kata-katanya terdengar sinis, namun sorot matanya terlihat meminta. Agar ia benar-benar mendengarkan perkataannya. 'Mungkin benar, aku harus kembali,'pikir Jungkook.

~Di kamar Yoongi~

Taehyung melihat Yoongi yang mencengkram kepalanya. Ia merasa takut, takut jika apa yang dipikirkannya benar-benar nyata. Rasanya tak sanggup jika harus menerima keadaan ini lagi. Tidak untuk kesekian kalinya. Susah payah ia dan Seokjin hyung-nya mengubah Yoongi. Jika ini benar-benar nyata, maka kelemahan terbesarnya akan muncul.

Setelah menguatkan hatinya, Taehyung berjalan mendekati Yoongi dengan perlahan. Ia mendengar suara Yoongi yang bergumam lirih. 'Tolong, jangan lagi.' Taehyung merasa iba. Ia tahu Yoongi merasakan sakit dan sedang mengalami perang batin. Taehyung terus mendekat, hingga ia berjongkok tepat di hadapan Yoongi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm Your AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang