-ENAM-

1.4K 45 0
                                    

***

Beberapa menit kemudian, Chen dan Chila sampai di rumah. Chen segera mengantar Chila ke kamarnya, dia menemani Chila tanpa berbicara sedikit pun.

"Kak, kakak masih marah sama Chila ya?" tanya Chila merasa bersalah.

"Menurut Chila gimana?" jawab Chen singkat sambil main hp.

"Maaf kak, Chila janji gak bakalan ngelakuin ini lagi" kata Chila.

"Sudah, kamu istirahat" kata Chen singkat.

Chila mengikuti perkataan Chen. Setelah Chila tidur, Chen meninggalkan kamar Chila dan sebelum meninggalkan Chen mencium kening Chila adiknya. 1 jam kemudian, Chila bangun dan Chen pun masuk ke dalam kamarnya sambil membawa makan siang.

"Kakak?" kata Chila.

"Sudah bangun? baru saja mau dibangunin, ayo makan dulu" ujar Chen.

"Tapi Chila masih belum kepingin makan kak" jawab Chila .

"Jangan buat kakak kecewa untuk kesekian kalinya Chil" ujar Chen.

"Iya kak maaf, yaudah Chila mau makan" ujar Chila dengan nada rendah.

Chen pun tersenyum dan segera menyuapi adiknya itu. Chila pun makan, walau agak sedikit terpaksa karena takut kakaknya kecewa lagi. Setelah makan, Chen meminta adiknya untuk meminum obat yang disuruh sama dokter Very.

"Tadi, ada teman Chila yang ingin jenguk, tapi karena Chila tidur jadi kakak minta nanti malam dia kembali ke sini" kata Chen.

"Kenapa kakak gak bangunin Chila?" jawab Chila.

"Kakak mau Chila cepet sembuh" ujar Chen singkat.

Chen pun keluar kamar Chila untuk meletakkan piring dan gelas di tempat cuci piring. Chila dikamar mencoba menghubungi temannya tapi tidak diangkat. Chen pun masuk ke dalam kaar Chila.

"Chila, nanti dokter Very mau kesini, mau liat keadaan Chila sekarang" kata Chen.

"Oh, iya kak" jawab Chila.

"Chila istirahat aja dulu, kakak temeni Chila disini" ujar Chen sambil pindah ke sofa yang ada di kamar Chila.

"Kakak tidur aja, dari semalem kakak temeni Chila terus" kata Chila.

"Udah biar, lagipula kakak semalem nyenyak kok" ujar Chen.

Berjam-jam mereka saling diam dan main hp masing-masing. Beberapa menit kemudian bel rumah berbunyi.

"Iyya sebentar..." kata Chen sambil turun kelantai bawah dan membuka pintu.

"Hai Chen" sapa dokter Very.

"Wah, dokter udah datang nih, silahkan masuk dok" kata Chen kepads dokter Very.

"Bagaimana Chila?" tanya dokter Very.

"Membaik sih dok, cuman nafsu makannya kurang" kata Chen.

"Biasa baru awal proses" ujar dolter Very.

Chen pun mengantarkan dokter Very ke kamar Chila. Chila sedang main hp di dalam kamar.

"Chil, dokter Very datang" kata Chen.

"Eh dokter" kata Chila mendadak berhenti main hp.

"Bagaimana? Udah mendingan?" tanya dokter Very.

"Lumayan membaik sih dok" jawab Chila.

"Syukurlah, mari saya periksa dulu" ujar dokter Very.

Dokter Very memeriksa Chila, bibi membuatkan minuman untuk dokter Very.
"Chen, saya cek darah adik kamu ya? agak mengkhawatirkan soalnya" kata dokter Very.

"Oh iya dok, silahkan" kata Chen.

"Jangan, Chila baik-baik aja kok" ujar Chila takut.

"Udah besar, jangan takut disuntik lagipula itu cuman sebentar" kata Chen.

"Iya deh kak" kata Chila.

"Permisi ya Chil" kata dokter Very siap mengambil darah Chila.

"Aw!" teriak Chila.

"Apa sih, cuman sedikit juga" kata Chen.

Chila diam, dia tidak ingin membuat kakaknya kecewa untuk kesekian kalinya.

SELAMAT MEMBACA💕🌸
DONT FORGET TO VOTE AND COMMENT!

DITUNGGU NEXT EPISODE NYA!

@iamkanza15

MY BEST BROTHER (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang