2. Tugas Kelompok & Diary

1.9K 137 3
                                    

“Baiklah, untuk pertemuan selanjutnya kita kan membahas tentang kerja kelompok kalian. Untuk kelompok, dapat kalian pilih sendiri. Terimakih untuk hari ini.” Ucap Namjoon seam (dosen) mengakhiri kelas. Mata Yerin kembali ke Taehyung yang tengah tertidur.

“Apa aku ajak dia sekelompok dengan ku ya?” Tanya Yerin dalam hati. Namun, baru saja Yerin ingin berjalan mendekati bangku Taehyung, ternyata Taehyung terbangun dan berjalan pergi. “ Hufffttt...” hanya desahan kecewa yang kaluar dari mulut Yerin. “ Yaak, Jihyo-ah, kenapa kau memberiku tugas seberat ini oh, jangankan menjadi temannya, mendekat saja aku tidak bisa. Kau tau dia sangat dingin, sedingin kutub jika ku bilang...huffft” keluh Yerin menatap langit dari kaca jendela kelasnya.

Setelaah meninggalnya Jihyo, yeoja (gadis) yang sangat ia cintai membuat sikap Taehyung berubah 360 derajat. Dirinya tak lagi tersenyum, taehyung yang dulu ceria, murah senyum, ramah, dan sangat hangat kini berubah menjafi Taehyung yang pendiam, murung, dingin. Sikapnya yang seperti itu membuatnya kehilangan semua temannya.

Taehyung adalah murid yang cerdas, dia selau aktif dan memperhatikan semua penjelasan seam (guru/dosen) dan ia selau mendapaat peringkat pertama. Namun, semua berubah ketika ia ditinggal pergi untuk selama-lamanya oleh yeoja chingu (kekasih) nya yang bernama Park Jihyo 1 tahun yang lalu. Taehyung memang selalu datang ke kampus namun saat sampai di kelas ia hanya akan tidur tak mendengarkan penjelasan seam (dosen). Padahal ia sudah sering keluar masuk ruang konseling tapi, sikapnya sama sekali tidak berubah. Meskipun begitu, dia adalah Kim Taehyung yang sangat cerdas, mesti tak pernah memperhatikan tapi nilai ulanganya selalu bearada di atas.

***

Di sebuah makam yang terulis nama Park Jihyo di atas batu nisan, terlihat seorang namja (laki-laki) yang tengah menatap kosong foto seorang yeoja (perempuan) yang sangat cantik tengah tersenyum lebar. Ya, yeoja itu adalah foto dari Jihyo.
Sudah hampir 15 menit Taehyung berjongkok di pemakaman tersebut tanpa satu katapun keluar dari mulutnya. Ia hanya terus menatap kosong batu nisan tersebut dan kemudian meletakkan setangkai mawar merah yang segar di makam tersebut. Terlihat di makam tersebut sangat banyak bekas mawar yang selalu Taehyung bawa ke makam Jihyo sebagai salah satu bentuk penyampaian rasa sayang dan rindu yang sangat menyiksa hatinya.
Tanpa Taehyung sadari Yerin yang tengah bersembunyi melihat semua kegitan yang tengah dilakukan namja (laki-laki) itu. Yerin tak berniat menampakkan diri ia hanya diam mematung di tempat persembunyiannya. Setelah kurang lebih 20 menit Taehyung pun beranjak dari posisinya dan pergi dari pemakaman tersebut.
Setelah Taehyung pergi baru Yerin yang kini mulai menuju ke arah makam yang sama. Ya makam sahabatnya Jihyo. Yerin tersenyum kamudiam menaburkan mawar ke arah peristirahatan terakhir sahabatnya itu, “ Jihyo-ah, apa kau lihat tadi...dia menyebalkan, bukan? Dia bahkan tak mengeluarkan satu kata pun. Tapi, aku mengerti tentang hal itu. Jihyo-ah, rasanya aku tak akan bisa untuk memenuhi keinginanmu itu. Begitu sulit untukku mendekati si kutub itu.” Kini mata Yerin mengarah pada buku diary yang tengah ia bawa.
Flasback on

Isakan tangis seakan menggema ke seluruh ruangan, rasa kehilangan yang mendera masih belum dapat kering. Terlihat seorang yeoja (perempuan) dengan rambur hitam se bahu dan mata merah akibat terlalu banyak airmata yang ia keluarkan tengah duduk dibangku taman teras rumah duka sahabatnya. Yongja yang tak lain adalah Yerin yang hanya terus menatap kosong buku diary yang sekarang sedang dielus halus oleh jemarinya.

Tapi tak lama sebuah mobil sedan berwarana hitam mewah berhenti tepat di depan rumah, sontak membuayarkan lamunannya. Terlihat seorang namja (laki-laki) yang berlari dengan mata merah menuju ke dalam rumah duka tanpa memperhatikan Yerin.
Brakkkk..... “Jihyo-ah!!!” Jelas akibat teriakannya itu membuat seluruh orang memperhatikannya. Seakan  sudah tak peduli dengan penilaian orang ia hanya terus berjalan perlahan dan lunglai. Hampir saja dirinya jatuh, namun itu seakan bukan hal penting lagi. Ia terus berjalan sampai pada akhirnya berhenti di peti yang sekarang terdapat tubuh kaku yeoja chingu (kekasih) nya. Kakinya seakan mati rasa dan namja (laki-laki) itu jatuh tersungkur ke lantai. “Andwae (tidak boleh), Jihyo...bangunlah...chagiya (sayang)...aku tau kau sangat suka bercanda, ini hanya leluconkan, bangunlah...jebalyo (ku mohon).” Dengan suara lirih dan isakan yang tak dapat Taehyung bendung. “Wae (kenapa)? ...Wae? Kau tak pernah bilang tentang keadanmu sebenarnya?”
Tuan Park ayah Jihyo pun perlahan memegang bahu Taehyung dan membantu Taehyung berdiri, “Taehyung,,,” Dengan duara yang masih bergetar Tuan Park berusaha untuk menjelaskan keadaan yang terjadi “Taehyung-ie, mianheo (maaf) karena tak memberi tau akan penyakit Jihyo. Ini semua adalah keinginannya, ia tak mau kau sedih akan keadaanya. Jebalyo (ku mohon) ikhlaskan dirinya...” dengan tetap menatap Jihyo, Taehyung tak bergeming. “Aniyo (Tidak), dia bukan Jihyo ku. Di mana Jihyo ku Ajussi? Jebalyo (ku mohon) siapa saja tolong katakan ini hanya mimpi....” kini Taehyung sangat terpukul, akalnya seperti sudah tidak dapat bekerja, kembali dia menagis dan tak lama ia tertawa putus asa... “Yaak, Jihyo...apa kau ingin membalas ku karena selalu membuatmu jengkel oh, yaak... cepatlah bangun, aku janji setelah ini aku tak akan pergi jauh dan tak akan menjahilimu lagi, jebalyo (ku mohon) buka matamu yang indah itu, tatap aku. Ji...” belum selasai Taehyung menyelesaikan kalimatnya... Appa (Ayah) Jihyo kembali menarik tangan Tenyung untuk berdiri dan Plakkkk.... sebuah tamparan dari Appa Jihyo mendarat di pipi Taehyung. “Sadarlah... Taehyung, sadar. Aku tau ini berat, tapi coba lihat...bukan hanya kau yang kehilangan, kami semua juga merasa kehilangan Jihyo, Taehyung. Sadar dan bersabarlah ... biarkan putriku pergi dengan tenang. Dia sudah cukup sakit melawan penyakitnya. Aku tau, ini salah karena tak memberitaumu sebelumnya tentang keadaan Jihyo, jeongmal mianhae (sungguh aku minta maaf).” Tamaparan tadi seakan mengembalikan kewarasan Taehyung. Ia pun menunduk lesu seraya terus terisak... appa Jihyo pun memeluk Tahyung begitu pula sebaliknya.

Flasback off

Senyum tipis terukir di paras cantik Yerin, “ketika aku melihat hal tersebut...aku mengerti mengapa kau sangan mencintai Tahyung, karena aku bisa merasakan betapa ia juga sangat mencintaimu Jihyo-ah, bahkan hingga sekarang...kurasa cintanya tak berkurang sedikitpun untumu.” Kini mata Yerin, kembali menatap nisan Jihyo, “ Yaak, tapi aku tetap marah padamu. Kau memberiku tugas begitu berat...aku sampai tak bisa tidur nyenyak satu tahun belakangan ini. Aku lelah berpikir untuk dapat dekat dengan kutub itu...bantulah aku Jihyo-ah.” Yerin terus mengeluarkan keluh kesahnya pada makam Jihyo. Entahlah bagaimana, meski tak akan pernah ada jawaban tapi, Yerin terus melakukannya dengan senang hati, “huffftttt...tapi, sesulit apapun itu aku ttak akan menyerah demi mewujudkan keinginan terakhirmu Jihyo-ah.” Ucap lirih dan dengan suara yang agak bergetar dari Yerin. Ia tengah berusaha untuk menahan tangisnya. “Ah, kurasa aku harus pulang sekarang, aku akan lebih sering mungunjungimu ne (ya).”

***

Untuk nae gaiang chinhai chingu (sahabatku tersayang) Yerin.
Annyeong...(hai), ini aku Jihyo... Ketika kau membaca ini berarti aku sudah pergi sangat jauh, mianhae (maaf) aku tak bisa lebih lama bersamamu.
Yerin-ah, aku merasa sekarang badanku sudah sangat lelah, aku tak tau sampai kapan akan bisa terus bertahan dengan penykit leukimia ku ini. Aku takut Yerin-ah, aku sangat takut jika nanti tiba waktuku dan aku tak dapat melihat eomma (ibu), appa (ayah), kau, dan Taehyung. Aku takut, berpisah dengan kelian tapi, aku juga lelah dengan semua ini. Kembali yang menjadi tujuan ku menulis surat ini, Yarin-ah, kau adalah satu-satunya sahabaku. Aku sangat percaya padamu, aku mohon anggap ini permintaan terakhirku, jagalah orang-orang yang ku sayang eomma, appa, dan Taehyung. Jangan biarkan meraka merasa kesepian karena kehilanganku. Aku percaya kau bisa melakukannya Yerin.
Tentang Taehyung, aku sedikit takut entah apa yang akan terjadi padanya, aku sama sekali tak memberi tahu tentanng keadaanku padanya dan mungkin ia akan terkejud ketika melihat tubuhku yang sudah tak bernyawa nanti. Aku takut dia melakukan hal bodoh. Yerin-ah, ku mohon beradalah di dekatnya, jaga dia... jadilah salah satu oranng yang spesial dalam hidupnya. Gantikanlah tempatku di hatinya Yerin-ah. Aku sangat menyayanginya...dan aku akan lebih tenang bila nantinya yang akan menggantikanku adalah dirimu, karena aku tau kau adalah seorang yeoja (perempuan) yang sangat-sangat baik.
Oh iya, di buku diaryku ini masih banyak lembaran yang kosong, aku sengaja membiarkannya kosong. Aku ingin suatu saat nanti kau isi lembaran kosong itu dengan kisahmu bersama Taehyung. Jeongmal gomawo (sunggah terimakasih) Yerin-ah, Saranghaeyo (aku mencintaimu).
Park Jihyo.

Kembali Yerin, membaca tulisan terakhir di buku diary milik Jihyo yang kini telah diberikan kepada Yerin.

***

I Need You [Taerin] End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang