6. Cemburu

1.6K 127 1
                                    

Hari ini adalah date line mengumpulkan tugas kelompok yang di berikan Namjon Gangsa (dosen Namjoon). “ Wahhh...apa mataku tak salah.” Seru Namjoon ketika melihat salah satu tugas yang sudah menumpuk di mejanya. “ Taehyung-ssi, ini adalah awal yang bagus bagimu, ku harap kau bisa terus mempertahankan sikapmu ini.” Jelas Namjoon menatap Taehyung yang berada di pojok tempat duduknya. Semua yang ada di kelas sontak memperhatikan Taehyung, tapi yang sedang menjadi pusat perhatian hanya diam saja. “Ne, khamsa mida (Ya, terimakasih)” Semua yang ada di kelas cukup bingung, tapi berbeda dengan Yerin, ia masih sibuk pada pikirannya sendiri hingga “ Jung Yerin-ssi, kau juga sangat hebat.” Lontaran kata-kata yang keluar dari Namjoon kali ini masih mendapat perhatian dari murid-muridnya. Tanpa aba-aba semua langsung mengarah pada Yerin, “Mwo...Wae (Hah...kenapa bisa) ?” Tanya Yerin dengan muka sangat terkejut, “Dari sekian banyak siswa di kelas ini, akhirnya kau bisa mendekat dan bahkan satu kelompok dengan Taehyung.
Aku memang belum membaca keseluruhan dari tugas yang kalian buat tapi, baru beberapa paragraf sudah menunjukkan daya tarik yang begitu kuat untuk membacanya sampai habis, tugas kalian sangat bagus.” Yerin masih dibuat melongo karenanya, setelah kejadian hari itu Yerin tak pernah bicara lagi dengan Taehyung, begitu pula sebaliknya. Yerin hanya mengguk pelan sambil mengguk lehernya yang tidak gatal dan juga tersenyum kikuk. Dalam hatinya masih terbesit rasa sakit naum pikirannya meronta penasaran, kenapa Taehyung tetap menuliskan nama Yerin di tugas tersebut.

***

Kelas akhirnya berakhir, semua yang ada di kelas sudah pergi berhamburan keluar, kini yang tersisa hanya tinggal beberapa mahasiswa yang tengah sibuk pada urusannya sendiri. Yerin berjalan dengan tergesa-gesa ditaman kampus, tanpa sengaja karena tak memperhatikan jalan kakinya terantuk batu dan jatuh tepat di atas paving jalan taman. Karena pada saat itu Yerin menggunakan rok bawahan sebatuas lutut, jadi akibat jatuh tadi lutunya tergores dan mengeluarkan darah... “Ah...appo (sakit).” Ringis Yerin dengan memegangi lutunya. “Gwaenchanayo (apa kau baik-baik saja) ?” Seorang Namja (laki-laki) datang menghampiri Yerin dan membantu Yerin berdiri. “Ah..ne, gwaenchana (ah...iya, aku baik) Gomawo (terimakasih).” Ucap Yerin masih belum menatap namja yang telah membantunya.
Mata Yerin membulat sempurna ketika melihat wajah namja tersebut, “ Jimin oppa (Kak Jimin)!” pekik Yerin dengan muka bingung. Yerin bingung sekaligus bahagia dan tak percaya akan pemandangan yang tengah berada di hadapannya sekarang. “Apa kau benar Jimin oppa?” tanya Yerin sekali lagi untuk memastikan. Namja tersebut tersenyum hangat kemudian mengacak pelan rambut Yerin “Aigoo (oh...astaga), kau ternyata masih mengenaliku.” Balas namja itu bahagia. Yerin sontak langsung memluk Jimin  “Yaak, kapan kau kembali ke sini? Kenapa kau tak memberiku kabar kau akan datang oh? Berapa lama kau akan di Korea?” Tanya Yerin secara bertubi-tubi, sambil melepaskan pelukannya. “Aigoo, mana yang harus ku jawab terlebih dahulu jika kau bertanya seperti itu. Ah...sudahlah lebih baik kita omongkan ini sambil makan dan mengobati lukamu itu. Kajja (ayo).” Ajak Jimin yang mendapat balasan anggukan dari Yerin.

Tanpa mereka sadari sepasang mata terus menatap tajam ke arah Jimin dan Yerin. “Siapa namja itu? Apa hubungan Yerin dengan Namja itu? Mengapa mereka tampak begitu dekat? Apakah dia namja chingu nya (kekasihnya) Yerin?” Pertanyaan itu kini telah memenuhi isi otak dan hati Taehyung. Taehyung sedari tadi hanya diam membeku ketika melihat keakraban antara Jimin dan Yerin. Awalnya Taehyung ingin membatu Yerin saat jatuh, tapi dirinya kalah cepat dari Jimin. Entah bagaimana, tapi ada sesuatu yang mengganjal, rasanya Taehyung tak rela melihat Yerin dekat dengan namja (laki-laki) lain apalagi sampai berpelukan seperti tadi. Taehyung tak bisa terima akan hal yang baru saja ia saksikan. Hatinya sakit tapi, ia tak tau kenapa bisa sakit. Taehyung melajukan mobil mewahnya dengan kecepatan tinggi untuk kembali ke apartement, ia tak ingin melihat adegan baru antara Yerin dan namja itu yang bermesraan.

***

Rasanya masih begitu sumpek dan resah dalam hati Taehyung, pikirannya tak pernah bisa lepas dari Yerin dan bayang-bayangan tentang kejadian tadi masih terukir jelas dalam ingatan Taehyung. “ Ahhhrrr.........” Brakk...Pyarrrr. Taehyung melempar ponselnya mengarah ke vas bunga. Emosi Taehyung makin tak dapat terkendali, dirinya bergagas keluar dari apartement.

Di dalam mobil dengan perasaan yang masih kalut satu-satunya tempat yang ia tuju adalah tempat biasa untuk dirinya bisa melupakan rasa sakit yaitu Bar. Taehyung hendak kembali untuk mabuk-mabukan berusa menghilangkan Yerin sesaat dari pikirannya. Tapi, kembali ia teringat dan mendapat bayangan wajah manis Yerin yang sedang tersenyum hangat padanya. “Arraseo (aku tau), kau tak butuh kelompok tapi, aku butuh. Bagiku mengerjakan bersama itu lebih menyenangkan daripada sendiri.”  Kembali Taehyung mengingat kata-kata Yerin. Tehyung mulai menurunkan kecepatan mobilnya dan tersenyum tipis mengingat hal itu. Ia segera memutar arah tujuannya, bukan kembali ke apartement miliknya tapi Taehyung hendak pulang ke rumah utama, Ya rumah di mana terdapat ke dua orangtua yang saat merindukan anaknya yang jarang sekali berkunjung ke sana bahkan selama satu tahun belakangan ini Taehyung hampir tak pernah pulang ke sana.

Ssstttttt.....Mobil Taehyung berhenti depat di depan gerbang Rumah yang sangat mewah dengan sentuhan cat berwarna putih dan taman yang sangat luas. Tentu saja rumah dari seorang CEO perusahaan besar di Korea tak heran bila rumahnya seperti istana. Satpam segera membuka gerbang. Setelah selesai memparkir mobilnya Taehyung menekan bel rumahnya. Tak lama seorang wanita paruh baya membuka pintu dan tanpa aba-aba senyum hangat terukur jelas di raut mukanya. Ya ia adalah eomma (ibu) Taehyung. “Tae...kau pulang nak, akhirnya kau pulang. Eomma sangat rindu padamu nak.” Ucap Eomma (ibu) Taehyung sambil memeluk dan tanpa sadar menangis. Taehyung segara membalas pelukan Eommanya “Eomma (ibu), mianhae (maafkan aku) karena tak pernah datang.” Balas Taehyung yang ikut menangis. Ia sadar betapa ia sangat merindukan kedua orangtuanya, selama ini ia terlalu terbutakan oleh perasaan amarah dan kesediannya, ia hanya memikirkan perasaannya sendiri tanpa memikirkan perasaan orang-orang di sekitarnya.

Eomma Taehyung melepaskan pelukannya dan mengajak Taehyung masuk ke dalam untuk menemui appa nya (ayahnya). Tak berbada jauh dari apa yang di dapat Taehyung. Reaksi appanya ketika melihat anak satu-satunya akhirnya kembali. Haru, satu kata itu yang bahkan sepertinya masih kurang untuk melukiskan suasana malam itu di Kediaman keluarga Kim Taehyung.

***

I Need You [Taerin] End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang