8. I Need You (End)

2.2K 138 3
                                    

Matahari yang bersinar hangat pagi itu tetap tak bisa menghangatkan dinginnya keadaan hati Yerin yang terus dirundung hujan kebimbangan.  “Apa dia benar menunggu ku? Apa yang seharusnya ku pilih? Haruskah aku datang dan menyerah pada hatiku atau aku tetap tinggal menuruti otakku?” Waktu seakan berjalan begitu cepat bagi Yerin, meski masih dalam keresahan, ia berharap dapat untuk mengehentikan tentingan jarum jam agar ia dapat memilki lebih banyak waktu untuk berpikir. Yerin hanya mondar-mandir di kamarnya, sesekali ia duduk dan kembali merenung menatap langit dari balik kaca kamarnya.

Seorang namja (laki-laki) dengan begitu sabar menunggu di tepi sungai Han sambil terus memegang sebuket mawar merah di tangannya. Pemandangan indah dan menenangkan yang ada di sungai Han belum dapat membuat hatinya tenang. Detak jantungnya terus menderu tak beraturan menunggu seseorang yang entah akan datang atau tidak, tapi dengan percaya pada apa yang ia rasakan tulus untuk orang yang ia tunggu membuatnya tak pernah mengeluh. Baginya waktu berjalan terlalu lambat, tapi harapan tak pernah luntur dari hati dan tatapan Taehyung meski ia telah menunggu hampir satu hari penuh.

Waktu terus merangkak, cuaca berubah dengan drastis. Kini terlihat awan mendung menghiasi langit. Taehyung mendongakkan kepala ke atas, kembali ia meneguhkan hatinya bahwa Yerin akan datang.
Di dalam kamar Yerin bahkan hampir ta menyentuh makanan atau minuman ia terus memikirkan Taehyung. Matanya menatap langit yang tak bersahabat. “Mendung, tidak mungkin Taehyung masih menungguku sampai saat ini, kan? Aniyo (tidak). Ah, tapi bagaimana jika ia masih di sana?”  Duarrrrr.... Suara gemuruh dan petir yang saling bersautan “Aish ini membuatku gila.” Yerin bergegas keluar dari kamarnya dan mengambil payung serta mantelnya.

Segera ia lari keluar memastikan bahwa Taehyung tidak bodoh dengan terus menunggunya. Seorang namja (laki-laki) yang sedari tadi duduk diam meamainkan ponselnya dibuat bingung oleh sikap Yerin. Karena panasaran ia pun akhirnya mengikuti Yerin.

“Yaak, michyeosseo (apa kau gila)? Kenapa kau masih ada di sini hah, kenapa kau benar-benar menunggu ku?” Teriak Yerin pada namja (laki-laki) yang tengah berdiri di tengah hujan di pinggir Sungai Han, dengan buket bunga mawar yang cukup berantakan akibat terkena hujan. Air mata Yerin mencelos keluar, dengan cepat Yerin memayungi Taeyung dan melepas mantelnya untuk dipakaikan kepada namja tersebut yang sudah sangat pucat mengigil.
Taehyung tersenyum tipis kemudian memberikan buket bunga mawar itu kepada Yerin, “Aku tau kau pasti datang.” Kata Taehyung kemudian memeluk Yerin yang masih memegangi payung. “Dingin Yerin-ah...biarkan aku memelukmu.”  Yerin hanya berdiri mematung, cukup lama ia tak bereaksi namun tangan kirinya yang masih memegang buket bunga seperti memilki otak sendiri dan kemudian membalas pelukan Taehyung dan tangan satunya tetap setia memegangi payung untuk Taehyung. Merasakan balasan pelukan Yerin, Taehyung semakin erat memeluk tubuh Yerin “Saranghaeyo Yerin-ah (Aku mencintaimu Yerin).” Ucap Taehyung pelan tapi tetap dapat di dengar Yerin. Mendengar itu Yerin tak dapat menahan airmatanya “Nado...(aku juga), nado saranghaeyo (aku juga mencintaimu).” Taehyung melepaskan pelukannya kemudian menatap mata Yerin lekat, “Jangan tinggalkan aku, kau adalah hal yang sangat berharga, kau separuh hidupku, i love you, I need you.” Ucap Taehyung sambil menangkup wajah Yerin dengan kedua tangannya. “Dan kau, sebuah adalah penyeimbang untuk hatiku yang sangat sunyi dan panas. Kau menetralkan perasaanku dengan sikap dingin yang penuh perhatian. I love you too, I need you too.” Balas Yerin tersenyum dan tetap menatap lekat Taehyung. Taehyung mendekatkan wajahnya ke wajah Yerin, Yerin mulai dapat merasakan hembusan nafas Taehyung, perlahan Yerin menutup matanya begitu juga Taehyung, dan...Chuppp...Bibir Taehyung tepat menyentuh bibir pink Yerin. Yerin menurunkan payung yang tadi ia pegang, kini hanya ritikan hujan yang menghiasi suasana di pinggir Sungai Han dengan Taehyung dan Yerin yang masih saling berciuman.

“Ehmmm...” Suara deheman dari seseorang membuyarkan suasana romantis tersebut. Taehyung dan Yerin mengalihkan perhatiannya kepada asal suara tersebut “ Oppa (kakak).” Pekik Yerin pada Jimin. “Aigoo, dongsaeng (adikku) sudah besar rupanya.” Kekeh Jimin mendekat pada Yerin dan Taehyung. “Yaak, Jimin oppa (kak Jimin) berhenti menggodaku.” Yerin mengerucutkan bibirnya. “Aigoo...Arraseo (oh astaga.....baiklah).” ucap Jimin dengan mengacak lembut rambut Yerin. “Ah...Taehyung, kenalkan dia oppaku (kakakku).” Mendengar itu Taehyung langsung kaget “Mwo...oppa (Apa...kakak)?” Yerin terkekeh melihat reaksi Taehyung, “Wae (kenapa)? Apa kau kira dia namja chingu (kekasih) ku?” tanya Yerin menatap Taehyunng hangat. Taehyung hanya diam sambil tersenyum kikuk. “Ah... ini membosankan, Yaak Yerin-ah kau membuatku jadi obatnyamuk di sini. Aku pergi saja.” Kata Jimin sedikit manyun. “Yaak, salah sendiri kau tak berusaha mencari seorang yeoja chingu (kekasih).” Ledek Yerin. Jimin pun hanya menjitak pelan kepala adiknya kemudian kembali berkata “ Taehyung-ah, tolong jaga dongsaeng (adik) ku ini, kalau dia cengeng jitak saja kepalanya. Aku percaya padamu.” Tangan Jimin menepuk bahu Taehyung. “Yaak oppa.” Pekik Yerin tak terima. “ Ne Hyung. “Baik kak.” Jawab Taehyung mantap. Jimin kemudian berlalu pergi.

Jimin, Jung Jimin adalah kakak dari Yerin, selama ini Jimin tinggal di Australia karena ia mendapatkan beasiswa S2 di sana, beberapa hari lalu Jimin kembali ke Korea dan berniat untuk memberi kejutan kepada adiknya Yerin dengan menjempunya di kampus.

Kini tinggal Taehyung dan Yerin lagi, Yerin menatap langit, “Gomawo (terimakasih) Jihyo-ah, aku janji akan selalu menjaga senyumnya seperti ini.” Kata Yerin yang kemudian memalingkan pandangannya kepada Taehyung yang tengah tersenyum menatap langit juga. “Jihyo-ah, kau akan selalu menjadi bagian dari hidupkku yang paling berharga, karena kau telah memilihkan seseorang yang tepat untukku, gomawo (terima kasih).” Tambah Taehyung yang kini merangkul bahu Yerin.

I Need You [Taerin] End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang