zemblanity - 05

49 9 1
                                    

Aku ingin menjadi hujan.
tak peduli dengan orang yang membencinya jika ia datang.
Tapi ia tahu, bahwa semua orang akan membutuhkannya walaupun ia jatuh keseribu kalinya.

~~~~~~~~~~~~~~~


17.07

Gadis itu menghembuskan nafasnya kasar, sudah hampir satu jam gadis itu duduk di halte bus itu untuk menunggu angkutan umum yang biasa lewat di sekitaran sekolahnya, namun ia tidak melihat angkutan itu sama sekali. Gadis itu pun mengeluarkan ponselnya di saku baju sekolahnya. Namun, ia kembali mengumpat bisa-bisanya ponselnya kehabisan baterai. Gadis itu pun berdiri sambil berjalan mondar-mandir sambil menatap sekeliling.

Apa gue harus jalan aja nih - di dalam benak gadis itu berbicara, sambil berpikir gadis itu pun akhirnya memilih untuk berjalan saja, karena saat ia melihat arlojinya waktu sudah menunjukan pukul 17.07.

" katanya pada angka tujuh aku akan mendapat keberuntungan, mck "

Ujar gadis itu sambil berjalan, gadis itu pun melihat ke arah langit, ia tahu sepertinya nanti akan datang hujan terbukti dengan langit yang sangat mendung. Ia tersenyum sudah berapa lama ia tidak menikmati keindahan di sekelilingnya ini, beberapa bunga matahari yang menjadi candunya itu menghiasi pinggiran jalan yang sepi ini.

Tak terasa sepertinya langit sudah tak mampu untuk membendung genangan air di langit, hingga air itu turun membasahi bumi. Gadis itu pun kembali mengembangkan senyuman seraya berjalan, walaupun ia sudah basah kuyup akibat guyuran air hujan yang sangat deras. Inilah yang dinantikannya, sudah lama ia tidak menikmati momen-momen indah ini.
Gadis itu kembali melirik arlojinya di tangan kirinya.

" lo bener rin, pada pukul 17.17 tepat di angka tujuh gue mendapat keberuntungan "

Ujar gadis itu sambil tersenyum. Pada saat ia berdiri mendongakkan kepalanya ke arah langit sambil memejamkan matanya, gadis itu merasa ada yang berbeda kenapa ia tidak merasakan lagi rintikan hujan itu. Gadis itu pun sontak membuka matanya, gadis itu pun terkejut saat ada payung putih yang berada di genggaman seseorang. Gadis itu pun sontak membalikkan badannya untuk berhadapan dengan orang yang berada di belakangnya itu.

" ngapain lo payungin gue "

" gilsha amsara, nama yang cantik sama kayak orangnya "

Gilsha pun memutar bola matanya dengan malas, yang ditanya apa yang di jawab apa dasar orang sinting.

" udah deh minggir, gue malas dekat sama orang sinting kayak lo "

Ujar gilsha sambil berjalan menjauhi gavin, si cowok sinting yang sok tahu kehidupan gilsha, yang selalu tersenyum kepadanya, namun pada saat gilsha yang ingin berjalan menjauhi gavin, namun pada saat itu juga gavin mencekal tangannya hingga gilsha berbalik ke arah gavin, namun, saat itu juga gilsha menepis tangan gavin.

" gak usah pegang-pegang tangan gue gavin ". Namun gavin malah tersenyum kepada gilsha sambilenjulurkan tangannya ke arah gilsha.

" nama gue Gavin Urdanu Abraham, kita belum kenalan tadi ".

" kok gue ngerasa aneh ya sama lo, lo gila ya apa tadi pertemuan kita dua kali di sekolah belum cukup intuk lo tau gue ".

Ujar gilsha sambil menepiskan tangan gavin yang terjulur kepadanya. Saat itu juga gilsha mengambil kesempatan untuk menjauhi cowok itu. Pada saat gilsha berjalan menjauhi cowok itu, gilsha pun kembali melirik ke arah dimana cowok itu berada. Cowok itu tidak mengejarnya lagi, gilsha pun senang akhinya ia bisa terbebas dari cowok itu.

Namun pada saat ia berjalan di atas guyuran hujan ia kembali terkejut karena keberadaan cowok itu disampingnya tanpa mengenakan payung lagi.

" ngapain lagi lo disini sih gavin!!! "
Ucap gilsha dengan suara setengah berjerit ke arahnya.

Zemblanity (Past Sadness) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang