zemblanity - 01

73 14 5
                                    

Kesedihan memang sudah pantas didapatkan semua orang, lantas apakah kesedihan itu akan berlanjut hingga seterusnya?
~~~~~~~~

Suara gemercik air hujan seolah menjadi sebuah melodi yang indah sebagai penghibur bagi dirinya. Dengan segelas coklat panas yang selalu menjadi idolanya pada saat hujan.

Gadis ini duduk di tempat paling sudut pada ruangan ini namin ia juga dekat pada jendela agar ia lebih leluasa untuk melihat hujan yang seolah sebagai candunya pada bulan september ini.

Tempat ini adalah tempat yang menjadi favoritnya untuk selalu ia kunjungi dari semua tempat cafe yang tersebar di dekat sekolahnya.

" hey guys gue punya handphone baru loh.. "

kata gadis tersebut sambil mengangkat tangannya ke udara dengan memegang hp nya,gadis itu memakai seram sekolah sama seperti dirinya.

" eh gimana kalo kita ikuti geng alfi. Mana tau ya kan,nanti kita jadi tenar yakan? "

" kakak kelas itu emang berduit semua,mana mungkin kita sanggup ngikutin gaya hidup mereka?"

Kata temannya yang merupakan sekelas dengan gilsha.

"ada sih cara, tapi kapan-kapan aja ya gue kasih taunya sama kalian, soalnya privasi".

"suka lo deh".

Selanjutnya,mereka pun kembali tertawa dengan lepasnya. Mulai dari membahas adik kelas mereka yang berpenampilan naked, membicarakan abang kelas yang lagi banyak dibicarakan oleh adik kelasnya siapa lagi kalo nggak bang dio. Dio ini salah satu cowok yang sering dibicarakan oleh sebagian siswa, dikarenakan ia telah berhasil menjadi ketua basket di sekolahnya dan menjadi incaran berbagai cewek di sekolahnya, namun banyak juga perempuan-perempuan di sekolahnya yang menjadi gandengan cowok itu, sehingga ia dikenal playboy.

" gilsha "

Sapa gadis itu, yang merupakan salah satu teman dekatnya gilsha. Gilsha bukanlah orang yang mudah berteman dengan siapa aja, bukan juga ia tipe pemilih teman, namun ia selalu takut akan terulang kembali kejadian yang lalu yang akan terus membayangi pikiran dulu. Tepat tiga tahun lalu mungkin, ah dia selalu ingin melupakan kejadian itu.

" eh rin, sini duduk"

Ujarku sambil menggeserkan kursi untuknya agar kami duduk berhadapan.

" lama banget lo datang kesini,gue udah nunggu 30 menit loh, kayak antrian tol tau nggak? "

" ya elah sha, lo juga rela kali nungguin gue selama 30 menit itu. Ck ck ck"

" oh iya gimana kabar bokap lo"

Ujarku sambil menyeruput secangkir coklat panas. Yang ku tahu saat ini bokap nya karin mengidap penyakit stroke, sehingga itu menjadi awal pemicu keretakan keluarganya sehingga sering jika berada di kelas ia sering menangis karena keadaan ekonomi keluarga yang mulai memburuk juga sebagai pemicu berpisahnya keluarga mereka.

" ya gitu belum ada perubahan, semoga aja ya bokap gue cepat sembuh. Doain ya ".

" siip lah "

" oh ya sha, gimana masalah lo sama dia udah kelar apa belum? ".

" gue belum ada jumpa sih sama dia, kayaknya bener deh dia ngejauhi gue ".

" eh padahal kan lo nggak ada salah sama itu cowok, tapi kenapa lo jadi kena imbasnya ya ". Ujarnya untuk kembali berpikir.

" entahlah, gue juga nggak tau dia dimana semenjak dia udah pindah dari sini ".

Drt drt drt

Ponselku pun bergetar seraya adanya panggilan masuk dari seseorang.

Zemblanity (Past Sadness) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang