Jisoo pov.
Ibu sudah duduk di kursi lounge di balkon sejak tadi siang. Sekarang sudah menjelang malam, ibu masih memegang kotak kayu kecil yang misterius. Ibu mengeluarkan barang di dalamnya satu per satu lalu menyimpannya kembali satu per satu bagaikan harta karun.
“Ibu, tadi saya bikin teh untuk ibu.”
Aku meletakkan teko dan gelas di meja sebelah ibu. Ibu tersenyum dan melambaikan tangan padaku, aku mengerti maksud ibu dan duduk di hadapannya.
“Apa yang ibu pegang dari tadi? Ibu seperti terpesona dengan barang itu.”
Ibu membuka kotak kayu dan mengeluarkan sebuah polaroid yang warnanya sudah pudar. Itu adalah foto di mana ibu masih jadi seorang penyanyi. Aku sudah sering dengar orang-orang menyebut ibuku bidadari yang turun ke bumi. Dilihat dari foto, ibu benar-benar pantas disebut bidadari. Dan yang lebih menarik perhatianku itu adalah wanita yang ada di samping ibu. Aku tidak pernah bertemu dengannya, tapi tampaknya hubungan mereka sangat baik.
“Ini siapa?”
“Bibi Seulgi.”
Aku sepertinya pernah mendengar nama ini. Di saatku masih kecil, bibi Sooyoung selalu menyebutkan namanya. Bibi Sooyoung suka bergurau bahwa aku mirip dengannya, terus ibu akan memukulnya dengan ringan.
“Mau dengar cerita kami?”
Aku segera mengangguk karena tertarik.
Ibu memiringkan kepalanya dan memejamkan mata, tampaknya ibu sedang meingat kembali.
Aku melihat ibu menunjukkan senyuman bahagia yang belum pernah kulihat.
… …
“Terus apa yang terjadi?”
Aku bertanya, lalu ibu tersenyum dan bilang aku tidak sabaran. Ibu mengusap foto yang sedikit menguning itu dengan lembut.
“Setelah itu, ibu dengar bibi Yeri bilang kalau dia sudah meninggalkan ibu lebih dulu.”
Gerakan ibu berhenti.
“Tapi ibu tidak percaya, ibu pikir dia selalu bersama ibu. Ibu bisa merasakan napas dan detak jantungnya. Ibu bisa mencium kehangatan sore sinar matahari musim dingin dari tubuhnya. Bahkan di saat melihat ke langit, dia akan melambaikan tangan dan tersenyum pada ibu di tempat yang tidak jauh sana.”
Mungkin karena aku belum pernah merasakan kekejaman di dunia ini, cerita yang tidak berakhir dengan bahagia membuatku merasa sedikit sayang dan tidak puas.
“Jadi, kalian pernah saling mencintai?”
Ibu diam dan pikir sejenak lalu menggelengkan kepalanya.
“Tidak, kami hanya sekedar kakak dan adik, tidak lebih dari itu.”
… …
Suasana sepi, sinar matahari masih tersisa di udara.
Bae Joohyun melihat ke langit, Kang Seulgi sedang berdiri di antara cahaya yang terang.
Dia perlahan menutup kotak kayu itu.
END
Oke,akhirnya ff ini selesai juga.
Makasih buat tmn" yg sdh membacanya dri awal sampai skrg
Makasih juga untuk kalian yg sdh vote dan komen
Sampai jumpa di ff berikutnya
Btw, happy mothers day~
Annyeong~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
《SeulRene》Pernikahan (✔)
Short StoryBae Joohyun: "Awalnya aku pikir, kalo dia berani merebut, aku juga berani pergi dengan dia" Kang Seulgi: "To like is to run wild, to love is to restrain. Tetapi, sampai saat ini aku baru sadar bahwa rasa cinta itu tidak dapat ditahan."