Ketika dia pergi ke rumah sakit, dia diberitahu bahwa Seulgi sudah dibawa ke luar negri untuk perawatannya.
Untungnya, kamar 210 tidak ada pasien baru. Joohyun duduk di kursi ujung kasur dan melamun. Di sekitar hanya ada pemandangan putih bersih, dia tidak meninggalkan jejak yang layak dikenang.
Ketika Seulgi menyipitkan mata dan tertawa.
Ketika Seulgi main game dengan semangat.
Ketika Seulgi kebingungan karena baru bangun tidur.
Ketika Seulgi mengoceh tidak jelas karena mulutnya penuh dengan nasi.
Ketika Seulgi merentangkan lengannya untuk melindungi Joohyun dari anjing liar.
Ketika Seulgi melihat dia di atas panggung dengan mata yang memerah dan berair.
Ketika Seulgi memegang tangannya dengan kuat dan membawa dia perlahan berjalan di atas es.
… …
Waktu terus berjalan. Semua masalah, baik suka maupun duka telah dimakamkan di dasar laut yang berada di dalam hati. Meskipun dia menghilang, tidak ada yang akan tahu, segala sesuatu tentang dirinya sudah disimpan di bagian terdalam ingatannya, untuk selama sisa hidupnya bisa perlahan membaca kenangan masa muda ini.
“Anda Bae Joohyun-ssi?”
Joohyun kembali dari lamunannya. Orang itu adalah perawat yang biasa merawat Seulgi. Dia dengan ragu-ragu berdiri di belakang pintu melihat dirinya.
“Iya.”
“Baguslah, akhirnya Anda datang.”
Perawat itu terkejut seperti baru saja memenangkan hadiah. Dia dengan buru-buru mengeluarkan surat yang terlipat rapi di dalam sakunya.
“Kata Kang Seulgi-ssi, setelah dia keluar dari rumah sakit ini pasti ada seorang wanita bernama Bae Joohyun yang datang untuk mencarinya…ini adalah surat yang dia minta saya untuk berikan kepada Anda.”
Jantungnya seolah berhenti, muncullah kecemasan dan kegelisahan yang tak bisa dijelaskan. Dia dengan ragu-ragu membuka kertas itu. Tinta hitam sedikit menembus ke belakang kertas, tiba-tiba dia merasa sedikit sesak napas.
Tulisannya seperti cakar ayam, dia melihatnya dengan waktu yang cukup lama baru mengerti.
‘Bae Joohyun, di dunia ini aku paling ingin kamu hidup dengan bahagia, dan hiduplah dengan baik.’
Perawatnya berkata, “Setelah saya selesai anestesi sebelum operasi, dia tiba-tiba bangun dan meminta saya ambilkannya pulpen dan kertas. Padahal dia sudah tidak bisa memegang pulpen dengan baik, tapi masih saja dia ingin menulis surat ini. Saya pertama kali mengalami hal seperti ini… apakah ini pesan yang sangat penting?”
“Jangan bicara lagi.”
Joohyun memegang kertas itu dengan kuat.
“Tolong, Jangan katakan itu lagi.”
TBC
Btw, besok sudah ending ya guys
KAMU SEDANG MEMBACA
《SeulRene》Pernikahan (✔)
Historia CortaBae Joohyun: "Awalnya aku pikir, kalo dia berani merebut, aku juga berani pergi dengan dia" Kang Seulgi: "To like is to run wild, to love is to restrain. Tetapi, sampai saat ini aku baru sadar bahwa rasa cinta itu tidak dapat ditahan."